Siapa sih yang nggak pernah marah selama hidup? Namun, banyak orang menganggap emosi marah merupakan sesuatu yang sangat buruk yang harus disembunyikan atau bahkan dibiarkan.
Menurut Daniel Goleman emosi dasar manusia meliputi takut, marah, sedih, dan juga senang. Teori tersebut membuktikan bahwa marah merupakan hal yang manusiawi loh sobat! Tapi seringkali banyak orang bingung untuk mengekspresikan kemarahannya dengan baik, makanya orang-orang memilih opsi untuk memendam.
Memendam cinta ke doi aja bikin nyesek, apalagi memendam kemarahan? Bisa super nyesek cuy! Marah yang semakin lama dipendam bisa menyebabkan ledakan amarah di suatu momen dan menghancurkan relasi. Emang mau gara-gara marah hubungan dengan orang lain menjadi rapuh? Nah, kalau nggak mau, yuk simak 5 cara mengekspresikan marah dengan baik!
ADVERTISEMENTS
1. Menulis
Tidak semua orang ingin berbicara banyak ketika sedang marah. Bahayanya jika tidak diungkapkan malah membuat orang yang sedang marah terus menerus kepikiran atau yang lebih parahnya sedih sendiri. Untuk itu orang yang sedang marah memerlukan media untuk menuangkan kemarahannya. Media tersebut harus aman dan mampu menyalurkan emosi amarahnya, salah satunya adalah menulis. Menulis dengan menggunakan media apapun tak menjadi masalah, baik itu buku, notes pada smartphone, atau di laptop. Lakukan senyamannya.
Menulis merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan perasaan. Ketika menulis, kita berusaha mengingat dan menuliskan kembali suatu peristiwa secara runtut. Dengan demikian pikiran rumit bak benang kusut bisa diluruskan kembali dan ide untuk menyelesaikan masalah pun berdatangan.
ADVERTISEMENTS
2. Humor
Cara kedua cenderung menyenangkan untuk kedua belah pihak, bukan? Ya, siapa yang tidak suka humor? Namun untuk mengekspresikan kemarahan melalui humor diperlukan hati yang lapang dan logika yang cerah untuk mewujudkannya. Contohnya, kalau kamu sedang marah karena temanmu keseringan ngaret pas janjian, kamu bisa mengatakan “Heh Bambank, kapal laut sampe berubah jadi kapal api nih saking lamanya Anda ngaret.” Meskipun dibalut humor, temanmu pasti langsung peka kalau kamu sedang marah.
Eh, tapi inget ya jangan sampai melemparkan humor yang menyinggung fisik, yang ada malah bikin orang lain marah.
ADVERTISEMENTS
3. Olahraga
Marah salah satu sumber berbagai penyakit lho, bila tidak diekspresikan dengan tepat. Beragam penyakit mengerikan yang sudah menunggu misalnya pusing, jantung, pencernaan, sulit tidur, dan sebagainya. Mari bahas salah satu ya, yakni sulit tidur. Ketika orang sedang marah kadar kortisol dalam tubuh otomatis meningkat membuat mudah cemas. Hormon kortisol adalah hormon yang berkaitan dengan respons tubuh terhadap stres dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Ketika kita cemas, kita akan menjadi sulit tidur.
Selain berfungsi menghancurkan lemak, olahraga juga merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh kita menjadi rileks. Olahraga dapat merangsang suatu zat kimia pada otak yang membuat merasa lebih bahagia dan santai. Kamu bisa memilih olahraga ringan seperti jogging atau berjalan cepat yang dilakukan selama 30 menit. Olahraga dapat meredakan kemarahan sekaligus meningkatkan kesehatan! Kamu bisa mendapatkan banyak manfaat dalam satu aktivitas saja, asik banget kan?
ADVERTISEMENTS
4. Mencuci piring
Hayo, kapan terakhir kali kamu cuci piring? Eits, jangan remehkan aktivitas rumahan yang satu ini. Kelihatannya sih kegiatan ini sepele, malah biasanya kita menghindari untuk melakukan aktivitas ini, namun ternyata dampak yang ditimbulkan lebih dari sepele cuy.
Dilansir dari Psychology Today, kegiatan mencuci piring dapat membantu “memusatkan” kalian dengan mengurangi perasaan negatif dan meningkatkan perasaan positif. Jadi, jangan mengikuti kutipan puisi yang digadang-gadan oleh Dian Sastro di film AADC “Pecahkan saja gelasnya biar ramai!” ya! Sekarang silakan “Cuci saja gelasnya (sekalian piringnya, sutil, dan kawan-kawannya) biar reda marahnya!” gimana lebih oke kan?
ADVERTISEMENTS
5. Berbicara dengan orang terdekat
Nggak salah kalau punya niat untuk cepat menyelesaikan masalah. Namun, menjadi tidak tepat bila sedang marah malah memaksa diri sendiri atau lawan bicara yang sedang marah untuk mengakhiri amarahnya. Jika semakin memaksakan orang untuk mengakhiri kemarahannya saat itu juga, yang ada orang malah semakin marah dan bisa saja pertunjukkan baku hantam atau lomba silat lidah terjadi.
Setiap orang memerlukan waktu untuk mencerna kejadian yang terjadi, termasuk emosi yang terselip saat kejadian buruk terjadi. Ketika emosi marah sedang melejit, sebaiknya ambil waktu sendiri. Ya, kamu perlu waktu sendiri untuk merefleksikan penyebab kemarahanmu dan apa solusi yang terbaik untuk mengakhirinya. Daripada berusaha terlalu keras untuk menyudahi amarah namun ujung-ujungnya malah menyakiti lawan bicara, lebih baik kamu diam sejenak, setelah memikirkan penyebab dan solusi yang terbaik bagi masalahmu, selesaikan baik-baik dengan lawan bicara. Kamu harus tetap membicarakannya untuk memperbaiki kondisi yang telanjur runyam. Jangan lupa pilih kata-kata dengan risiko menciderai lawan bicara dengan minimal.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”