Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kecanduan, dalam hal apapun, tidaklah baik. Ini termasuk kecanduan pornografi atau kecanduan menonton film dewasa. Tidak dipungkiri, banyak banget orang menonton video dewasa untuk memenuhi hasrat mereka atau hanya ingin mencontoh gerakan-gerakan seks yang ada. Namun bagaimana dengan anak remaja yang menonton film ini?
Dengan adanya internet dan daya akses yang mudah membuat siapa saja bisa menonton konten porno.
Menurut dokter dan psikolog, nonton film berbau pornografi memiliki dampak yang sama dengan narkoba. Selain itu, efek yang ditimbulkannya sangat berbahaya, baik itu bagi kesehatan tubuh, otak maupun mental. Bila seseorang sudah kecanduan, sangat berat sekali untuk menghilangkannya.
Kita bisa mengenali pecandu narkoba dengan mudah, baik itu terlihat melalui kurusnya badan mereka, penampilan maboknya, mata belernya, dan cara bicaranya yang menceracau. Akan tetapi pecandu film dewasa siapa yang tau? Menonton film dewasa akan membuat mereka kehilangan rasa empati pada kesulitan orang lain, hanya berfokus pada kenikmatan yang dirasakan oleh diri sendiri, malas dan tidak fokus dalam bekerja atau belajar, dan masalah lainnya yang sungguh efek jangka panjangnya sangat mengerikan. Butuh kemauan dan usaha yang keras untuk menghilangkan kecanduan tersebut. Bagi yang merasa sulit sekali mengatasi kecanduan nonton film dewasa, barang kali cara di bawah ini bisa membantu;
1. Niat dan ada kemauan untuk berhenti
Jadi gini guys jika kita ingin melakukan sesuatu dan berhasil jangan lupa untuk berniat, dan diimbangi dengan usaha, tapi sama aja kalau kamu tidak minta ampunan dosa dari Tuhan. Seperti niatan ingin melepaskan diri dari kecanduan pornografi tidaklah mudah.
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu punya niat yang kuat. Tanpa ada niat atau keinginan untuk berhenti, mustahil kamu bisa menghilangkan kecanduan nonton film begitu. Jadi mulailah dari sekarang tanamkan niat yang kuat dalam hati.
2. Segera cari pacar yang bijak dan sholeh
Tidak punya pasangan bisa jadi penyebab kamu suka doyan sekali nonton film berbau pornografi. Oleh sebab itu segera cari pacar yang lebih bijak daripada kamu. Siapa tahu kecanduan akan nonton film biru bisa sedikit terbendung.
3. Cari kesibukan yang positif
Pikiran jorok selalu mengintai orang-orang yang tidak memiliki kegiatan atau hanya berdiam diri di dalam kamar. Agar tidak terlena, cobalah mencari kesibukan dengan bergabung pada suatu komunitas baru, memperkaya informasi dengan membaca buku, atau lakukan apapun yang kamu suka selama hal tersebut bisa membuang jauh-jauh pikiran kotormu.
Nah, untuk mencegah munculnya hasrat ingin nonton film seperti itu, buatlah diri kamu sesibuk mungkin, seperti melakukan pekerjaan rumah atau pergi bermain ke luar.
4. Pertebal dan kuatkan iman
Tak dapat dipungkiri, hal-hal negatif sering kali sulit untuk diabaikan. Untuk itu, perbanyaklah beribadah sesuai dengan keyakinan diri masing-masing. Semakin kamu mendekatkan diri pada Tuhan, maka niscaya pikiranmu akan jauh lebih bersih. Mendekatkan diri kepada Tuhan dapat membuat kamu terhindari dari berbagai macam perbuatan dosa kecil maupun dosa besar.
Dengan meningkatkan iman dan taqwa, serta selalu mengingat Tuhan setiap waktu, tidak akan ada waktu bagi kamu untuk melakukan perbuatan dosa.
5. Segera menikah
Menikah akan menjadikan ibadah kamu sempurna. Jika kamu memiliki pasangan hidup, otomatis kebutuhan seks kamu terpenuhi. Seks setelah menikah juga banyak manfaat kesehatan. Jika menonton film porno dapat merusak mental kamu, justru dengan menikah, kamu bisa mendapatkan ragam manfaat jika melakukan hubungan intim.
Nah, memiliki niat untuk menghilangkan kebiasaan buruk saja sudah mendapat pahala, apalagi kalau benar-benar dilakukan, semoga Tuhan memudahkan proses hijrah menjadi manusia yang lebih baik tanpa film dewasa. Semoga cara-cara di atas bisa membantu kamu terlepas dari jeratan film dewasa. Selain dapat merusak otak, nonton film seperti itu buruk bagi kesehatan jiwa kamu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”