Self diagnose adalah melabeli penyakit mental terhadap diri kita sendiri sekan-akan penyakit tersebut benar adanya. Self diagnose sangat tidak dianjurkan karena dapat memperburuk kesehatan. Selain itu, mendiagnosa diri sendiri akan berbahaya jika tidak dalam penanganan oleh dokter, psikiater, ataupun psikilog.
Oleh karena itu, kamu tidak perlu melakukan self diagnose terlalu dini. Terlebih, jika tidak tepat, ada konsekuensi buruk yang harus kamu hadapi, seperti ulasan berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. Diagnosa yang salah
Alih-alih mendiagnosa diri dengan bermodalkan sumber di internet, kamu malah bisa saja salah mendiagnosa. Diagnosa yang salah disebabkan karena tidak adanya bentuk penanganan yang tepat serta miss informasi yang kamu dapatkan. Selain itu, self diagnose dapat pula berdampak pada kesehatan yang kamu miliki.
Misalnya, kamu merasakan suatu penyakit tertentu lalu kamu mencocokkannya dengan sumber bacaanmu di dunia maya, namun ternyata diagnosa yang kamu percayai tersebut salah. Hal ini dikarenakan gejala-gejala yang kamu miliki tidak sesuai dengan penyakit tersebut. Alhasil, kamu pun tidak akan mendapatkan pengobatan yang tepat dan akan menjadi masalah serius apabila tidak tertangani.
Pergilah untuk melakukan pengobatan kepada yang ahli agar penanganan terhadap penyakitmu bisa tertangani dengan baik.
ADVERTISEMENTS
2. Menyalahgunakan obat-obatan (penanganan yang salah)
Diagnosa yang salah juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatanmu. Misalnya, ketika kamu melakukan self diagnose terhadap penyakitmu lalu kamu membeli obat-obatan untuk mengatasinya. Tentu hal tersebut dapat membahayakan kesehatanmu dikarenakan obat tersebut seharusnya tidak kamu konsumsi.
Menyalahgunakan obat-obatan tanpa kamu sadari juga bisa menyebabkan kecanduan apabila tidak segera ditangani oleh ahlinya. Karena, obat-obatan yang kamu konsumsi tidak sesuai dengan jenis maupun gejala yang kamu alami.
ADVERTISEMENTS
3. Menimbulkan kecemasan
Apabila kamu merasakan kecemasan berlebih terhadap sesuatu, bisa saja hal ini disebabkan karena kamu terus-menerus memikirkan gejala penyakit mental yang kamu alami. Padahal penyakit yang sebenarnya kamu rasakan, sama sekali tidak ada ataupun tidak sesuai dengan penyakit yang kamu percayai melalui self diagnose.
Jangan ragu untuk segera memeriksakan kepada yang ahli, ya!
ADVERTISEMENTS
4. Menjadi memiliki penyakit tersebut
Apakah kamu pernah melakukan self diagnose terhadap penyakit tertentu, kemudian malah menjadi benar-benar mengalaminya? Bisa saja hal ini disebabkan karena sugesti negatif pada dirimu sendiri.
Sugesti negatif memang dapat memperparah keadaan yang kita alami. Oleh karenanya kamu tidak perlu berpikir negatif, overthinking atau self diagnose terhadap apa yang kamu rasakan.
Segeralah lakukan pengobatan dengan dokter, psikiater ataupun psikolog mengenai gejala-gejala penyakit yang ada pada dirimu. Dengan begitu, bentuk penanganan yang akan kamu dapatkan nantinya akan tepat.
ADVERTISEMENTS
5. Hipokondria
Alasan lain agar kamu tidak usah melakukan self diagnose adalah hipokondria. Hipokondria sendiri adalah salah satu jenis gangguan cemas dimana kamu terus melabeli diri bahwa mengidap suatu penyakit mental tertentu.
Hipokondria tentu akan berdampak buruk pada kesehatanmu. Hal ini dikarenakan sebenarnya kamu tidak mengalami penyakit serius seperti apa yang kamu pikirkan. Kurangnya pemahaman, terlalu cemas, maupun pikiran negatif menjadi faktor penyebabnya.
Oleh karena itu, daripada kamu memikirkan hal yang tidak seharusnya kamu lakukan, buatlah pertemuan dengan psikiater atau psikolog agar kamu mendapatkan terapi lanjutan secara khusus, ya!
Mental yang sehat tentu akan membuat kehidupan kita dapat berjalan dengan baik dan sehat pula. Karenanya, penting untuk kita memiliki concern terhadap hal tersebut. Disamping itu, kita juga tidak perlu melakukan self diagnose dan segeralah pergi kepada yang ahli agar seluruh persoalan dan masalah mental kita dapat tertangani dengan baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”