“Sepertinya cuma gue yang nggak punya foto waktu bayi. Ulang tahun saja seingatku waktu TK dulu. Itu pun dirayain di sekolah saja, berhubung semua murid memang harus merayakan ulangtahun di sekolah secara bergantian sesuai tanggal lahirnya.”
Kalimat itu mungkin secara tak sadar pernah tercetus di bibirmu atau mungkin sampai saat ini masih ada dalam benakmu. Apalagi ketika teman-temanmu meng-upload foto mereka bersama ayah, bunda juga sanak saudara mereka, saat mereka masih balita dulu. Kamu pun hanya bisa menatap pasi layar ponsel kamu, dan perlahan entah sadar atau tidak meneteskan air mata membayangkan bahwa itu tak bisa kamu alami sendiri.
Inilah beberapa perbedaan yang dirasakan menjadi anak broken home, yang tak bisa dipungkiri harus kamu jalani.
ADVERTISEMENTS
1. Tak ada foto album semasa kecil milikmu bersama ayah juga ibumu, bahkan mungkin saudaramu
Keadaan dirimu yang terpisah sejak bayi karena perceraian membuatmu sampai tak bisa merasakan apa yang dialami oleh balita lain seusiamu. Ayah atau ibu tunggalmu mungkin tak sempat mengabadikan momen pertumbuhanmu karena ada banyak hal yang harus diurus.
Dan kamu baru menyadarinya ketika kamu sudah menginjak remaja bahkan dewasa ketika teman-temanmu meng-upload foto mereka saat masih dalam gendongan ayah atau ibu mereka atau foto waktu mereka berlatih berjalan dengan orangtua mereka yang utuh.
Selain tak adanya fotomu saat masih balita, hal ter-membingungkan lain adalah ketika kamu harus meminta tanda-tangan dengan mengatasnamakan ayah atau ibu kandungmu tapi yang ada hanya ibu atau ayah sambungmu.
ADVERTISEMENTS
2. Pernikahan bukanlah hal main-main, apalagi bercermin dari kisah masa lalu ayah dan ibumu, membuatmu mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang
Bukan karena tak mau cepat-cepat, apalagi teman seusia sudah pada menikah, di tambah lagi usia yang semakin bertambah dewasa. Pernikahan bagi anak broken home adalah suatu hal yang sangat perlu banyak pertimbangannya.
Meski masa lalu ayah dan ibu tidak bisa dielakkan, tapi bayang-bayang menyeramkan itu pasti sedikit banyak tetap menjadi pertimbanganmu, untuk benar-benar mematangkan diri melangkah ke jenjang pernikahan.
Atau saat ini untukmu yang masih single bukan karena tak ada yang disuka atau ada yang tak menyukai, tapi ini lebih kepada bukan hanya perkara cinta saja.
ADVERTISEMENTS
3. Melihat ayah atau ibu kandungmu berjuang sebagai single parent, membuat tujuan utamamu saat ini adalah membahagiakannya lebih dulu
Mungkin bagi kebanyakan orang, yang hanya melihat saja, pasti sering bertanya-tanya bahkan seakan menyampuri urusan kehidupanmu. Entah mereka benar-benar peduli, atau hanya ingin menyindirmu secara halus, karena kamu bekerja puluhan tahun masih tidak ada barang atau hal kelihatan yang bisa dibanggakan.
Padahal kamu berjuang seperti ini semata bukan untuk penilaian orang lain, melainkan kamu ingin membuat hidup ayah atau ibumu bisa tenang di hari tua nanti. Yang sejak kecil sudah berjuang sendirian berjuang membesarkanmu.
Kamu ingin membalasnya lebih dulu, meski sampai kapanpun apa yang kamu lakukan memang tak bisa membalas lelah dan air matanya.
ADVERTISEMENTS
4. Merintis masa depan dari latar belakang keluarga yang tidak lengkap, membuatmu bertekad keras untuk mendapatkannya meski banyaknya rintangan menghadang
Ilmu, pendidikan, karir di masa depan telah kamu persiapkan bukan untuk mendapatkan kesalahpahaman dari saudara sambungmu atau tetanggamu yang berpikiran buruk tentangmu. Kamu menyiapkan ini dari dulu sampai sekarang, semata-mata karena kamu tidak ingin sampai orang lain meremehkanmu bersama ayah atau ibu kandungmu.
Kamu berjuang supaya mereka tak menganggapmu sebagai anak sambung yang di cap “perebut harta”. Padahal itu sama sekali tak ada dalam rencana hidupmu. Masa depanmu sangatlah berharga untukmu bahkan keluarga kecilmu nanti.
Semoga orang tua calon pasanganmu tidak melihat dari latar belakang keluargamu, melainkan karena kamu memang layak mendampingi putra atau putri mereka.
ADVERTISEMENTS
5. Pertemuan dengan keluarga di masa lalu terkadang membuatmu merasa tak enak diri dengan keluargamu kini
Tak bisa dipungkiri bagaimanapun juga, ikatan antar keluarga di masa lalu pasti akan ada sampai akhir hidupmu bahkan anak cucumu. Tak jarang ketika ada acara keluarga atau ada kerabat dari ayah atau ibu kandungmu sedang berduka, otomatis kamu harus berkunjung ke sana meski kamu tak menginginkannya. Bagimu keluargamu adalah keluarga yang ada sekarang ini.
Bukan bermaksud menutupi, tapi kamu tak ingin sampai keluargamu sekarang ini salah paham akan tindakanmu. Dan juga terkadang kamu tak bisa berkunjung ke keluarga lamamu bukan karena kamu tak menghargai mereka lagi. Tapi kamu sudah berusaha untuk bisa mengambil keputusan di jalan tengah.
Untukmu yang kini masih berjuang sendiri bersama orangtua tunggalmu atau kamu yang sudah memiliki keluarga baru, apapun rasa kecewa yang kamu rasakan dan alami saat ini pada orangtuamu, sekali lagi tak bisa mengubah apa yang sudah terjadi.
Hidup terus berjalan, orang tuamu pasti sama sekali tak menginginkan ini berdampak buruk padamu atau bahkan masa depanmu, tapi semuanya sudah terjadi. Tuhan pasti punya rancangan terbaik di balik semua ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”