Bali, bagi sebagian banyak orang, Cuma dikenal sebagai pusat pariwisata Indonesia. Rasanya hampir setiap sudut pulau kecil itu indah dan eksotis, dan sangat rugi bila tidak di jelajah sementara kita mulai hidup di Bali. Buat kamu yang merantau – baik itu sebagai pekerja ataupun sebagai mahasiswa – di Bali, hal-hal berikut ini pasti kamu rasakan begitu pertama kalinya kamu hidup di Bali.
Karna mayoritas penduduk di Bali beragama Hindu, sudah pasti mereka pun menyajikan banyak makanan non-halal – terutama yang berbahan dari daging babi. Tapi jangan khawatir, warung makan halal di Bali pun banyak bertebaran. Sebut saja warung nasi tempong, soto, rawon, bahkan bakso dan mie ayampun menjamur di tepi jalan di Bali. Bahkan warung lesehan seperti pecel lele dan nasi uduk pun mulai banyak dijumpai dipinggir-pinggir jalan dimanapun kamu berada. Warung baksonya pun juga menjual bakso berbahan daging sapi, daging ayam, dan ikan. Kamu bisa tinggal pilih saja. Kamu juga bisa mencicipi masakan khas Bali yang tidak berbahan daging babi, seperti tipat cantok, rujak kuah pindang, nasi ayam betutu, ikan bakar khas Jimbaran, plecing kangkung, serta nasi campur khas Bali yang pedas sambalnya menggugah selera.
<>2. Kamupun akan merindukan suara Adzan menggema ketika waktu Shollat pun tiba.>Yeah, karena letak masjid mungkin berjauhan dari tempat kosmu tinggal, kamu akan sangat merindukan suara adzan. Satu kecamatan hanya tersedia satu masjid, itupun jarang-jarang. Tak jarang kamu mulai menyetel aplikasi di smartphone-mu yang bisa mengingatkanmu pada waktu Shollat.
<>3. Mungkin kamu akan kesulitan mencari kos, sebab hampir semua kos di Bali merupakan kos campur. >Jarang banget bisa ditemukan kos khusus puteri - ataupun putera. Pada akhirnya, kamupun akan memilih untuk tinggal di kos campur karena memang tidak ada pilihan lain. Tapi, soal keamanannya, jangan diragukan lagi. Penghuni kos kebanyakan lebih memilih mengurus urusannya sendiri-sendiri ketimbang mencampuri urusan tetangganya. Bahkan kebanyakan kos tidak ada jam malam, kamupun bisa bebas datang tengah malam ke kosmu bahkan bila akhirnya kamu datang pada waktu dini hari. Saking bebasnya, kamupun bisa mengajak pacar, teman, ataupun keluargamu yang datang untuk menginap. Asal jangan nunggak bayaran aja ;)
*Mencari alamat*
“Permisi, kantor kelurahan desa Kutuh dimana ya, pak?”
“Kamu dari sini lurus aja ya ge(k), cari(k) je pato(k)an jalan searah, men habis gitu ke kanan, terus dah jalan aja ke utara, di sebelah kiri jalan dah kantornya, gitu” (nada cepat tanpa titik tanpa koma)
*kamupun Cuma bisa bengong dan cengo sambil berkata dalam hati “eh eh… apa tadi katanya?”*
<>5. Mulai bingung saat satu menit yang lalu kamu berkenalan dengan seseorang bernama Putu, lalu berkenalan dengan orang lain lagi, namanya Putu juga. >Namanya sih sama, tapi mukanya beda. Apakah mereka satu keluarga? Sepintas itu yang kamu pikirkan saat berkenalan dengan orang asli Bali. Bisa jadi dalam sehari kamu berkenalan dengan 3 orang bernama Putu, 4 orang bernama Made, 5 orang bernama Komang, dan seterusnya. Tapi apakah itu artinya mereka bersaudara? Sayang sekali bukan, saudara-saudara. Nama-nama depan dari orang Bali menunjukan urutan kelahiran mereka. Anak pertama biasanya bernama Wayan, Putu, Luh untuk anak perempuan. Anak kedua biasanya bernama Kadek atau Made. Anak ketiga biasanya bernama Nyoman atau Komang. Anak keempat bernama Ketut. Selain urutan kelahiran, ada juga yang menunjukan kasta tertentu seperti Cokorda, Gusti, Gede, Anak Agung, Ida Bagus, dll.
<>6. Kadang, kamupun mulai syok saat melihat gaya berpakaian gadis-gadis Bali.>Yep, jarang sekali kamu melihat anak perempuan memakai pakaian rapi – mungkin kemeja tiga perempat dan celana jeans panjang. Saat kamu datang ke mall, sejauh mata memandang kamu hanya melihat gadis-gadis cantik bercelana sangaaat pendek sambil memperlihatkan kaki jenjang mereka. Bahkan tak jarang kamu pun melihat ibu-ibu juga memakai pakaian serupa dengan gadis-gadis lainnya, seakan tak mau kalah dengan yang masih muda. Walaupun ada juga sih yang memakai celana jeans panjang, hanya saja…. Jarang.
<>7. Ada begitu banyak tempat yang ingin kamu jelajahi di Bali, bahkan, kamupun berharap semoga setiap hari seperti liburan.>Minggu lalu kamu baru saja jalan-jalan ke Pantai Kuta, foto-foto selfi di Jimbaran, nonton sunset di Kuta Beach Walk, kamu sudah mulai merencanakan jalan-jalan yang lain. ada banyak tempat wisata di dalam list-mu, seperti BTDC yang punya banyak hotel mewah dan waterblow-nya yang instagramable, Pura Tanah Lot, Danau Beratan yang jadi ikon Pulau Bali, hamparan sawah yang hijau di Ubud dan Tegalalang, Pura Tirta Empul yang kamupun bisa mandi disana, dan banyaak lagi. Seakan belum cukup, ditambah lagi dengan destinasi baru seperti Pantai Pandawa di Nusa Dua, berbagai macam museum, dan belanja-belanja cantik dan murah meriah di Pasar Sukowati. Duuuh… yang mana duluan yaa? Andai setiap hari liburan ya…
<>8. Dan… kamupun mulai berkhayal bisa pacaran sama salah satu bule yang ada di Bali>Hayoo… akui saja. Siapa yang tak terpesona melihat bule-bule yang cantik dan ganteng yang sedang berjemur dipantai atau bule ganteng nan gagah yang sedang asyik berselancar. Melihat mereka yang rupawan, kamupun berkhayal bila suatu hari – mungkin suatu kesempatan – kamu bisa berkenalan dengan bule itu – secara tidak sengaja, tentu – lalu saling mengobrol, lalu jatuh cinta, dan lalu… lalu…. Aaaarrggghhhh…
Walaupun itu semua hanya terjadi di sinetron saja dan impossible untuk terjadi di dunia nyata.
Baru kemarin di daerah kosmu mengadakan upacara Ngaben, hari ini kamu terjebak macet karena harus memutar jalan akibat ada rombongan orang yang mengadakan upacara Metatah (potong gigi) masal. Dua hari kemudian ditempat berbeda, kamu lagi-lagi terjebak macet karena ada upacara Odalan disuatu Pura. Membuat kamu jadi berpikir sendiri, bila hampir setiap hari ada upacara, mereka kapan kerjanya ya?
<>10. Ada kalanya… keimananmu mulai di uji >Yeah, justru disinilah kekuatan imanmu di uji, ketika kamu diajak teman sekelasmu atau kolegamu untuk menghabiskan malam di club malam, disuruh mencicipi minuman keras, atau ketika kamu mulai punya pacar dan pacarmu bersikeras untuk mengajak kamu bermalam dikosnya.
Tapi ya itu tadi, semua kembali ke pribadi masing-masing, apakah kamu ingin terjebak di dunia hedonisme atau bertahan pada prinsipmu. Kamu tak bisa menyalahkan siapa-siapa disana. Bila kamu terseret didalamnya, yang disalahkan haruslah dirimu sendiri karena imanmu lemah, tak bisa kamu menyalahkan pemerintah Bali untuk menutup tempat-tempat maksiat tadi.
<>11. Tapi… tinggal di Bali membuatmu menjadi orang yang lebih toleran dan berpikiran terbuka terhadap perbedaan.>Kamu tahu, kenapa ketika orang berkunjung ke Pantai Kuta, ingatan Pantai Kuta akan membekas selamanya dalam ingatanmu dan menjadi tempat yang kamu rindukan? Karena di Pantai Kuta, kamu bisa melihat segerombolan orang Hindu sedang melaksanakan Upacara Melasti; sementara disebelahnya berjejer bule-bule yang sedang berjemur dengan mengenakan bikini, atau terkadang bertelanjang dada dan asyik memadu kasih dengan berciuman dengan orang tercinta; dan tak jauh di sebelah utara pantai, kamu melihat ibu-ibu berjilbab sedang menyuapi anaknya. Tetapi semua terlihat senang dan bergembira, seolah tidak ada prasangka buruk terhadap orang lain. bila kamu bisa menjadi orang yang terbuka pikirannya dan jauh dari prasangka buruk, kamu akan menjadi orang yang paling dirindukan.
Well, hidup di Bali memang menarik dan dijamin akan membuat kamu selalu merasa ingin datang, dan datang lagi. Anyway, rahajeng rauh ring Bali.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Yes… like this article
benar-benar banyak banget yang bisa didapatin disini, saya selaku pendatang memiliki pola pikir seperti yang ditulis di blog ini, Bali memang luar biasa
contoh kecil saja, baru di Bali saya berteman dengan orang yang sampai 5 agama ( Hindu, Budha, Katolik, islam, dan saya sendiri kristen )
thx for the article 🙂
semakin membuat saya semangat kuliah di Bali
aku suka sekali, sangat damai dan bagus artikelnya, membuatku ingin segera mewujudkannya, PINDAH KE BALI….
Really? Aing hayang pisan ka Bali… Ngan sieun teu kuat iman hungkul dah… Ceunah mun hayang dipikaresep ku Bule… Kudu Ngahideungkeun heula kulit.. Terus bu’uk di pirangan… bner kitu eta teh?