ADVERTISEMENTS
1. Indonesians are obsessed with NOSE. The straighter the better! That’s why some people favored western people to have babies with.
Orang Indonesia terobesi dengan hidung, lebih mancung lebih baik. Makanya banyak orang indonesia pingin merit sama bule, yang notabene punya idung mancung dan akhirnya memiliki keturunan setengah bule. Mungkin maksudnya memperbaiki keturunan hihi, sebagai contoh sudah banyak para artis dalam negeri yang merit ama bule.
ADVERTISEMENTS
2. Indonesians eat RICE two to three times a day. The rule of 40% carbs doesn’t fit them. The rice should be like 60%. It’s getting worse when it comes to Men, in particular those who has a job with physical exercise
Orang Indonesia makan nasi dua sampai tiga kali sehari.Hal ini menurut kita adalah biasa, tapi menurut bule ini adalah sesuatu yang unik, mengingat di negara mereka jarang banget makan nasi karena kebutuhan karbohidrat mereka lebih sedikit. Kebiasaaan makan kaum lelaki di indonesia juga bikin bule geleng-geleng. Maklum, kita biasanya kalo pesen di warung porsi nya porsi kuli,nasi sedandang perut kenyang hati tenang.
ADVERTISEMENTS
3. Indonesians think atheist is communist. It is because of Soeharto’s regime propaganda which has never been properly encountered up to the present moment.
Orang Indonesia berpikir bahwa atheist adalah komunis, karena propaganda rezim Suharto yang tidak bisa berubah hingga kini. Atheisme di luar negeri adalah sesuatu yang wajar gan makanya ketika mereka ke indonesia yang mayoritas penduduknya punya agama masing masing, mereka merasa itu hal yang unik. Tapi bagi gue tetap lah, pancasila, sila pertama, Ketuhanan yang maha esa.
ADVERTISEMENTS
4. Sometimes some Indonesians are confusing bribery and charity, that explains why Indonesian corruption index are horribly high.
Kadang -kadang orang Indonesia cukup bingung antara penyuapan dan amal, itulah mengapa korupsi di indonesia cukup tinggi. Hmm ini ada hubunganya sama money politik gan, para calon pemimpin rakyat yang bagi bagiin sembako, kaos partai, bahkan duit di dalam kampanyenya. Makanya, kita harus lebih cerdas membedakan mana yang ikhlas ingin membantu dan mana yang ada maunya
ADVERTISEMENTS
5. Most Indonesians have issues with linguistic, they rarely finish their sentences and simply think their counterparts understand what they are about to say even though they don’t say it.
Kebanyakan orang Indonesia mempunyai masalah dengan komunikasi, mereka jarang sekali menyelesaikan perkataanya dan dengan gampangnya berpikir bahwa lawan bicaranya memahami apa yang mereka katakan. Kebanyakan orang luar negeri mempunyai skill komunikasi yang bagus, makanya mereka sedikit kecewa dengan orang Indonesia dalam hal komunikasi. Mungkin ini bisa dijadikan koreksi buat kita.
ADVERTISEMENTS
6. Most Indonesian women think their husband HAS TO provide her everything, because it’s his job. Even if the women are financially Independent.
Kebanyakan orang Indonesia berpikir bahawa suami harus menyediakan segalanya bagi sang istri, bahkan ketika sang istri sudah mandiri. Kesetaraan gender di luar negeri adalah sesuatu yang dijunjung tinggi. Pasangan suami istri yang terdiri atas istri yang bekerja dan suami yang mengasuh anak adalah hal yang biasa. Makanya gan ketika mereka ke indonesia yang porsi wanita karirnya lebih sedikit, mereka sedikit tercengang.
7. Indonesians cannot eat without mashed chilies (sambal) or chilies sauces
Kebanyakan orang Indonesia tidak bisa makan tanpa sambal. Hahaham , ini bener, gue sendiri susah kalo makan gak ada sambalnya walopun habis makan suka sakit perut. Mungkin ini juga alasan kenapa warung lalapan memonopoli bisnis kuliner di indonesia.
8. Indonesians love the idea of going to the beach and sunbathing, just because the westerns do so, but during sunbathing they are busy to think how to lighten their skin back
Orang Indonesia suka pergi ke pantai dan mandi matahari, hanya karena mereka melihat orang barat melakukan hal yang sama. Tetapi saat mandi matahari mereka sibuk berpikir untuk kembali memutihkan kulit mereka. Kulit gelap (sawo matang) menurut orang luar adalah sesuatu yang eksotis, dimana di negara mereka sangat jarang bisa menikmati matahari. Mungkin ini yang menurut gue salah diintepretasikan, banyak dari kita yang menganggap mandi matahari adalaha sesuatu yang keren, tapi setelah item kita bingung pingin putihin kulit lagi.
9. Indonesians think traveling overseas is cool, overseas duty trip is kinda rewards. The upper middle class go to Sin or HK to go shopping, buying stuffs that are available in any stores in Indonesia. One more thing, Indonesians think what is the point of traveling overseas if you don’t have picture of you in front of every landmark in the destinations. Even worse, they bring DSLR ask others to take pictures of them, instead of to take pictures.
Orang Indonesia bepikir bahwa jalan jalan keluar negeri adalah sesuatu yang keren. Kalangan menengah ke atas pergi ke singapore atau hongkong membeli barang yang tersedia di toko toko indonesia. Orang indonesia juga suka membawa kamera DSLR dibandingkan kamera saku yang lebih simple, karena kamera DSLR membuat mereka tampak profesional. Ini memang sedikit miris gan, di Indonesia masih banyak kok tempat wisata yang jauh lebih menarik daripada di luar sana. Dan juga barang yang dijual di toko toko Indonesia lebih bagus, murah, dan tahan lama. Cintailah produk dalam negeri gan
10. Gotong Royong
Jadi gan intinya, indonesia mempunyai budaya Gotong royong, yang belum tentu ada di negara lain di dunia ini. Orang indonesia berpikiran bahwa kita dapat mencapai tujuan kita masing masing dengan prinsip GOTONG ROYONG. Ini bener banget gan, inget gak gan waktu Agan masih SD, di soal PPkn pasti ada yang namanya GOTONG ROYONG, hal ini membuktikan bahwa kebiasaan GOTONG ROYONG memang harus kita pertahanin, jangan sampai luntur gan, apapun itu alasanya. Buang jauh jauh rasa individualisme, kedepankan rasa persaudaraan, BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH, ONE LOVE ONE HEART LETS GETS TOGETHER AND BE ALRIGHT.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Brian Zaleski ?