“Awalnya gue kira lo tuh orangnya galak. Haha.”
Seumur hidup, berapa kali sih kamu pernah salah menerka sifat asli seseorang? Orang yang kamu kira galak dan sombong ternyata benar-benar baik dan akhirnya jadi teman dekatmu. Sebaliknya, orang yang kamu pikir ramah dan baik hati ternyata menusukmu dari belakang.
Dalam pergaulan sehari-hari, setiap orang sibuk dengan kegiatan hakim-menghakimi. Padahal belum tentu persepsi yang kita punya di kepala adalah gambaran yang sebenarnya tentang kepribadian mereka.
Lain kali, bukankah tepat untuk menahan diri sebelum menghakimi?
ADVERTISEMENTS
Sifat Asli Seseorang Tak Bisa Kamu Simpulkan Hanya Dengan Satu Kali Pertemuan. Mau Sehebat Apapun, Kita Bukanlah Cenayang.
Setiap orang, termasuk dirimu, tidak akan mungkin langsung membuka diri kepada orang lain di pertemuan pertama. Kita akan cenderung menjaga image dihadapan orang lain dengan bersikap sopan dan lebih pendiam. Demikian juga orang lain.
Tak berbeda dengan kita, orang-orang selalu membutuhkan waktu untuk menyingkap diri mereka yang sebenarnya kepada orang lain. Satu orang bisa butuh waktu yang lebih lama dari yang lain. Karena itu, berhentilah menghakimi orang lain berdasarkan pertemuan pertama. Bersabarlah untuk bisa menyelami dan mengenali keunikan masing-masing pribadi. Kamu nggak akan pernah tahu betapa luar biasanya orang lain kalau enggan bercengkrama dengan mereka, ‘kan?
ADVERTISEMENTS
Sama Seperti Kubus di Buku Matematika, Manusia Punya Banyak Sisi dalam Dirinya
Layaknya buku yang memiliki banyak bab, manusia juga memiliki banyak sisi pada dirinya. Berbagai macam sisi inilah yang membuat manusia itu unik dan berbeda satu sama lain. Pertemuan pertama hanyalah seperti membuka halaman pertama dari sebuah buku yang tidak akan pernah habis kamu baca.
Jangankan orang asing yang baru pertama kali kamu temui: orang-orang terdekatmu, sahabat, pacar, atau mungkin orang tuamu bisa bertingkah atau berpikir seperti orang yang baru saja kamu kenal. Kamu tidak akan pernah ngerti kenapa sahabatmu banting setir menjadi pecinta K-Pop, heran melihat pacarmu yang jadi doyan banget makan ikan, atau bengong lihat kedua orang tuamu yang asik rebutan remote control TV. Yah, orang berubah. Setiap hari.
ADVERTISEMENTS
Karena Tak Melalui ‘Pengadilan’ yang Sebenarnya, ‘Vonis’ yang Kamu Buat Pasti Tak Sempurna
Menghilangkan judgment, asumsi, prasangka, atau penilaian tentang seseorang berdasarkan dari apa yang terlihat (apalagi bagi mereka yang berpenampilan sedikit nyentrik) memang sulit untuk dihindari, karena masyarakat telah meresepkan pada kita “pakem-pakem” yang “harus” kita ikuti. Kita bisa mengecap orang “anak nyeleneh yang nggak bener”, bahkan sebelum kita tahu kenapa dia memilih berpenampilan seperti itu.
Padahal, mereka yang berpenampilan nyentrik belum tentu sesuai dengan asumsi-asumsi yang kamu buat itu. Berhenti terjebak dengan berbagai stereotip yang selama ini kamu kenal. Stereotip itu belum tentu benar dan bahkan bisa salah sama sekali. Setiap orang yang tergabung pada komunitas atau golongan tertentu pasti memiliki ciri khas, tapi masing-masing dari mereka jugalah pribadi yang terlalu kompleks untuk didefinisikan hanya dengan label komunitas atau golongan mereka itu.
ADVERTISEMENTS
Pernah Bertemu Orang Pendiam yang Ternyata Banyak Bicara? Ingatlah Bahwa Sikap Orang Berbeda, Tergantung Situasi-Kondisi dan Kenyamanan Mereka
Saat pertama kali bertemu dengan orang lain, bisa jadi kamu (dan juga orang lain) tidak benar-benar menjadi dirimu sendiri. Kamu akan merasa canggung, malu, takut, cemas, gugup, dan banyak lagi emosi negatif yang lainnya. Padahal sejatinya, kamu bukanlah orang yang sependiam atau semalu itu.
Nah, oleh karena itu jangan buru-buru mengambil kesimpulan tentang orang lain dong! Bisa jadi dia yang terlihat pendiam sebenarnya anaknya ramai, atau mereka yang terlihat ramai sebenarnya adalah orang yang pendiam.
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Pertama yang Singkat Tak Cukup Untuk Benar-Benar Mengenal Seseorang. Untuk Tahu Siapa Dia, Apa yang Ia Suka, dan Apa Impiannya, Kamu Perlu Seumur Hidup Ada di Sampingnya.
Walau kamu bisa merasakan aura positif atau negatif seseorang dari pandangan pertama, tetap saja pertemuan pertama itu terbatas, baik dalam waktu maupun topik yang kalian bahas. Akibatnya, hal-hal yang bisa kamu simpulkan dari pertemuan singkat itu pun terbatas hanya pada “kulit” semata. Ingat, manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks, dengan beragam kebiasaan dan tingkah lakunya yang seringkali ajaib.
Mengenali orang tidaklah segampang membalik telapak tangan, kamu tetap memerlukan waktu dan kepercayaan untuk benar-benar mengenal orang lain. Bersabarlah dan jangan biarkan dirimu sendiri terkecoh dengan persepsi awal yang salah tentang orang lain. Orang yang kamu kira baik belum tentu sebaik perkiraanmu, dan orang yang kamu kira buruk juga belum tentu seburuk perkiraanmu.
Setiap manusia memiliki cerita dan karakternya masing-masing. Tidak ada seorangpun yang pantas untuk dihakimi secara sepihak. Yang ada adalah hak mereka untuk dihormati dan berkenalan denganmu. Bukankah begitu?