“Perempuan hatinya seperti kaca, jika pecah berderai tidak bisa kembali utuh sempurna. Hargai hati dan perasaannya,” A. Fuadi dalam Rantau Muara
Itu hari yang biasa saja, dan orang-orang yang kamu temui pun menjalaninya dengan biasa-biasa saja. Tak ada seorang pun yang tahu apa yang sedang kamu pikirkan dalam kepala.
Kamu duduk di sebuah ruangan. Sesekali mata terpejam, napas terhirup dalam. Semua udara yang ada ingin kamu jejali ke dalam pernapasan, membuat sesak yang sudah ada semakin terasa. Hanya perempuan yang pernah percaya lalu dikhianati yang bisa bersimpati.
Perihal dikhianati jauh lebih sakit dibanding patah hati biasa. Bukan, bukan kamu berambisi jadi ratu drama. Tapi memang tak bisa dipungkiri, pengalamanmu sedikit banyak masih mempengaruhi hidupmu hingga kini. Takut menjalin hubungan lagi, takut percaya pada lelaki, takut itu, takut ini.
Tapi alih-alih menyerah dengan kecemasan ini, kamu punya pilihan. Memilih untuk terus berkembang, sambil menunggu dia yang memang layak datang.
ADVERTISEMENTS
Pengalaman dibohongi membuat kamu kini benar-benar takut untuk membuka hati
Membuka hati jadi persoalan yang sulit untuk kamu yang merasakan pahitnya dikhianati. Terlebih jika trauma itu nggak hanya terjadi sekali atau dua kali, tapi berulang hingga beberapa kali.
Hei, jalani saja waktumu dengan tenang, tak perlu merisaukan perihal hatimu yang belum pulih. Kalaupun ada suara-suara yang mencibir atau menuntutmu untuk membuka hati, abaikan saja. Toh hatimu itu sepenuhnya milikmu. Kamu yang berhak memutuskan kapan saatnya membuka hati, kapan saatnya menjaga hati dengan tak memilih siappun yang hadir.
Saat ini hatimu rapuh layaknya ilang-ilang kering, tapi waktu adalah ramuan jitu yang menjadikannya lebih kuat dari sebelumnya.
ADVERTISEMENTS
Kamu pun jadi sering ragu dengan kemampuanmu memilih lelaki. Mungkin juga kamu menyalahkan diri
Apa karena aku tak becus menilai seseorang? Apa karena aku terlalu polos, bodoh, dan kurang cantik makanya dia mengkhianati? Atau, sebenarnya memang lelaki itu yang nggak layak untuk mendapingiku…
Dikhianati pun membuatmu sering merasa ragu. Nggak hanya ragu dengan dirimu sendiri, tapi juga terhadapa kemampuanmu memilih seseorang. Kamu beranggapan ada yang salah dengan caraku memilih, sampai akhirnya harus menerima konsekuensi dikhianati ini. Atau karena memang, aku kurang cantik, kurang pintar, dan kurang menarik, dan akhirnya dia justru memilih seseorang yang dianggap lebih baik dariku. Bahkan sesekali terlintas di kepalamu kalau sebenarnya dia lah yang tak pantas mendampingimu.
Dia tak cukup baik untukmu, Karenanya sebelum kamu terlalu jauh dengan dia, Tuhan punya cara untuk membuka matamu. Memperlihatkan sisi tak baiknya, meskipun caranya memang menyakitkan.
Ingat saja, Sang Pencipta tak akan memberi cobaan di luar dari kemampuanmu.
ADVERTISEMENTS
Kamu tetap harus percaya, perlahan hatimu akan keluar menjadi pemenangnya. Akan lunas semua rasa kecewa
Jatuh bangun yang kamu rasakan untuk menata hatimu yang hancur berkeping-keping memang tak semudah membalik telapak tangan. Berbulan-bulan bahkan hingga beberapa tahun, kamu harus benar-benar menenangkan dirimu yang kecewa parah. Bahkan hingga detik ini kamu masih belum benar-benar bisa memulihkan hatimu yang hancur.
Masih ada luka yang membekas di sana sini, yang setiap saat bisa saja terasa pedih kembali. Namun, sekali lagi kamu perlu ingat dan percaya, jika semua masa sulit yang kamu lalu ini akan membawa hatimu keluar sebagai pemenang. Nantinya kamu akan kebal dengan segala macam kekecewaan yang mungkin saja kamu temui di depan jalanmu ini.
ADVERTISEMENTS
Setidaknya, rasa khawatir dikhianati membuat dirimu yang sekarang bertindak lebih hati-hati
Karena kamu bukan keledai yang terjatuh di lubang yang sama berkali-kali lagi. Akhirnya rasa khawatir dikhianati justru membentuk pribadimu lebih matang. Setiap kali dihadapkan pada sesuatu yang mengharuskanmu membuat keputusan, kamu pun jadi lebih berhati-hati. Tak cuma hal-hal remah temeh, tapi juga seperti saat ada seseorang yang baru datang menawarkan sebuah hubungan kepadamu.
Kamu dengan segala kehati-hatian mencoba menimbang-nimbang apa dia benar-benar dengan ketulusan yang tak diragukan. Atau jangan-jangan dia tak berbeda jauh dengan yang sebelum-sebelumnya.
Tenang, kamu bukan lagi perempuan kemarin sore yang bisa dengan mudahnya ditipu oleh kemanisan rayuan seorang lelaki. Kepekaanmu untuk menilai dia baik atau tidak sudah terasah dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENTS
Saat rasa perih dikhianati kembali merajai, ingat saja di sekelilingmu masih ada orang-orang yang tulus menyayangi
Bukankah tak semua orang dalam hidupmu seperti dia yang berkhianat? Meski dia menghianatimu dengan sangat parah. Kamu masih tetap memiliki orang-orang yang benar tulus menyangimu. Orangtuamu, saudaramu, teman-temanmu, mereka semua masih bisa dipercaya untuk menjaga perasaanmu. Daripada waktu dan kebahagianmu sia-sia untuk meladeni rasa khawatir dikhianati, lebih baik kamu menikmati setiap momen dengan mereka yang benar-benar ada untukmu.
ADVERTISEMENTS
Sambil memulihkan traumamu, tak ada salahnya menanamkan semangat dalam dirimu. Jika kelak akan ada laki-laki yang datang dan benar-benar menjaga hatimu
Saat ini kamu memang belum menemukan seseorang yang benar-benar tepat. Sesudah dia yang mengkhianatimu pergi, silih berganti memang datang laki-laki yang menawarkan hubungan. Tapi lagi-lagi pengalaman membuat kamu mengerti jika yang mereka tawarkan tak cukup meyakinkanmu.
Sudahlah di waktu yang tepat nanti, saat traumamu benar-benar pulih dan perihal dengan dirimu sendiri tuntas, seorang lelaki yang akan benar-benar menjaga hatimu pun datang dengan sendirinya.
Sang Pencipta punya cara untuk mempertemukan kamu dan dia yang tepat. Dan segala lika-liku yang kamu alami, adalah pelajaran terbaik yang membuat kamu lebih kuat dan berhati-hati.