Checklist untuk mencari lingkar pertemanan | IIustration by Hipwee
“Jika kamu berusia 20-an tahun & sirkel sekitarmu sama sekali tidak membahas investasi, terutama reksa dana, obligasi, dan saham, pertimbangkan ganti sirkel…”
Cuitan yang sempat ramai di Twitter semacam ini bukan hanya muncul sekali atau dua kali, apalagi cuitan yang mengatur kita seharusnya bagaimana dan ngapain di umur tertentu; harus menikah di umur 25 tahun, harus bisa punya rumah sebelum 30 tahun, atau harus punya gaji dua digit di umur 20-an. Sekarang, urusan pertemanan pun dipermasalahkan dan dibatasi standar tertentu. Yang menjengkelkan, standar itu seakan satu-satunya patokan.
Sama seperti memilih pacar atau calon pasangan hidup, memilih pertemanan sebenarnya perkara kecocokan. Dengan kata lain, kriterianya bersifat relatif. Tiap orang punya lingkar pertemanan yang cocok dan nggak harus sama dengan lingkar pertemanan orang lain. Jadi, mengapa kita memaksakan kehendak agar orang lain menjalin pertemanan dengan kriteria tertentu?
Nah, daripada memaksakan diri mengikuti standar pertemanan itu, Hipweee Premium merangkum beberapa checklist yang perlu kamu centang saat memilih lingkar pertemanan. Yuk, temukan orang-orang yang cocok untuk diajak berteman! Nggak harus yang obrolannya selalu tentang investasi~
ADVERTISEMENTS
1. Tentukan preferensimu dulu dalam mencari teman. Inilah pentingnya langkah pertama!
Sebelum menjalin pertemanan, sebaiknya pahami dulu soal preferensimu sehingga kamu tahu teman-teman seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan dan jati dirimu. Ingat! Preferensi setiap orang berbeda-beda, kamu nggak punya kewajiban untuk mengikuti standar orang lain dalam membangun pertemanan.
Apakah kamu mencari teman dengan tujuan yang sama?
Apakah kamu mencari teman dengan hobi/ketertarikan yang sama?
Apakah kamu mencari teman yang bisa mendukungmu secara emosional?
Temukan dulu tujuanmu berteman, kemudian cari lingkar pertemanan yang tepat. Bisa jadi kamu menjalin banyak lingkar pertemanan sesuai dengan jumlah preferensimu. Selama masih positif, nggak apa-apa menjadikan itu pegangan untuk memilih pertemanan.
Simbol pertemanan | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
2. Pastikan nilai dan prinsip kalian selaras, tapi tetap terbuka dengan pertemanan baru
Ada baiknya cara ini nggak dimaknai sebagai bentuk sikap menutup diri. Kamu berhak melingkupi diri dengan teman-teman yang punya nilai-nilai yang sama. Bukan berarti kamu bersikap antipati dengan teman-teman yang nilainya bertolak belakang dengan nilaimu sendiri. Kamu tetap bisa kok membuka pintu pertemanan seluasnya, tapi kamu harus tahu teman-teman yang masuk prioritas utama.
Lingkar pertemanan yang menganut nilai yang sama denganmu akan membantu untuk tumbuh. Soalnya, kalian saling membantu untuk bertanggung jawab dengan nilai tersebut. Selain itu, pertemanan dengan perbedaan nilai yang mencolok justru memungkinkan adanya ruang kamu melakukan hal-hal yang nggak sesuai nilaimu. Akhirnya, kamu akan merasakan dampak negatif yang bisa jadi merugikanmu secara personal maupun sosial.
ADVERTISEMENTS
3. Pastikan juga bentuk pertemanan kalian adalah relasi take and give. Nggak timpang~
Ini bukan masalah ketulusan, tapi apa pun bentuk relasinya kalau kalian nggak saling memberi dan menerima (take and give), akan ada pihak yang merasa dirugikan. Dengan kata lain, hubungan kalian timpang karena ada pihak yang nggak melakukan effort yang setara.
Konsep ini juga berlaku dalam relasi romantis agar hubungan nggak berujung toxic. Kesamaan lainnya, untuk menjalin relasi yang setara, kamu punya PR besar untuk belajar menyayangi diri sendiri. Setelah memberi cinta yang cukup pada diri sendiri, kamu bisa memberi cinta yang baik pada orang lain, teman misalnya. Dengan cara ini, kamu akan mendapatkan pertemanan yang memuaskan.
Ceklis dulu! | IIustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
4. Apakah kalian bisa saling menjadi support system yang berusaha memahami ketimbang menghakimi?
Dalam pertemanan, kemampuan menghormati, memahami, dan mendengarkan dengan penuh empati menjadi kunci penting. Tanpa empat kemampuan itu, kamu dan teman-temanmu akan kesulitan membangun support system yang dibutuhkan. Alih-alih memahami kondisi satu sama lain setiap saat, kalian justru sibuk menyalahkan. Makanya, kamu perlu memastikan lingkar pertemanan bisa menjadi support system sehingga nggak ada pihak yang merasa sendiri.
ADVERTISEMENTS
5. Bangun pertemanan dengan keinginan saling mendukung pertumbuhan positif masing-masing
Satu lagi pertimbangan yang perlu kamu centang saat memilih lingkar pertemanan yang cocok. Pastikan dalam lingkaran ini, kalian bisa saling mendukung menuju pertumbuhan diri yang positif. Hindari pertemanan yang justru saling menjatuhkan, apalagi dipenuhi kecemburuan.
Cari teman-teman yang bergembira atas kesuksesanmu. Sebaliknya, kamu pun bisa bersuka ria dengan pencapaian mereka. Selain itu, kalian juga bisa saling mengandalkan dalam suka dan duka. Jika berhasil membangun lingkar pertemanan ini, kamu akan berproses menjadi sosok yang lebih baik lagi.
Cobalah meluangkan waktu untuk mempertimbangkan 5 hal tersebut saat menjalin pertemanan. Temukan lingkar pertemanan yang tepat dan berkualitas. Lingkar pertemanamu nggak harus sama dengan lingkar pertemanan orang lain kok, selama memang punya landasan nilai-nilai positif.