Dia adalah orang yang tetap menggenggam tanganmu saat kalian pergi ke bioskop bersama. Bersamanya kamu tak keberatan menghabiskan waktu sepulang kerja seperti lovey dovey yang sedang jatuh cinta.
Entah sudah berapa lama — tapi sampai sekarang kamu masih suka menggenggam lengan atasnya. Meremasnya setiap ada adegan mengerikan yang membuatmu bergidik. Sesekali meletakkan kepalamu di bahunya lalu diam-diam melirik.
Dia adalah perasaan yang tak kunjung hilang. Dia adalah masa depan yang tak keberatan kamu persiapkan mati-matian. Tulisan ini sebenarnya sederhana. Soal pria yang kelak menikahimu dan membangun hidup bersama. Sudah itu saja.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Dia tidak harus tampan atau menjanjikan banyak hal. Hanya menjadi dirinya sudah membuatmu merasa pulang
Di sampingnya kamu merasa pintu rumah selalu terbuka. Kampung halaman tidak lagi harus ditempuh berjam-jam lamanya. Menemukan rengkuhannya di akhir hari yang panjang selalu memberimu perasaan tenang. Seperti euphoria di dada selepas merantau dan punya kesempatan pulang.
Bersama dia yang kelak kamu nikahi hidup tidak harus penuh mimpi dan janji. Terkadang kalian bahkan hanya harus menjalani. Dari satu pagi ke pagi yang lain, kamu merasa tenang karena kini sudah punya memimpin.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Berdua, perjalanan jadi orang dewasa tak lagi berat dirasa. Kadang kalian saling memutar mata, mengirimkan sinyal, lalu tertawa
Jelas tanggung jawab selepas memutuskan hidup bersama dalam ikatan yang sah akan makin berat. Sebut saja cicilan KPR yang harus dibayar tiap bulan. Mengatur uang agar furnitur di rumah bisa segera terisi. Menyisihkan beberapa ratus ribu rupiah per bulan demi liburan akhir tahun sebagai pelepasan kepenatan yang menghimpit otak selama ini.
Menikah berarti menyerahkan kebebasan untuk hidup yang makin teratur. Menikah berarti merelakan waktu bersenang-senang demi lekas pulang. Sebab ada orang yang menunggu untuk dikecup sayang.
Menjadi orang dewasa memang berat. Namun bersamanya percik kanak-kanak tetap ada. Di sampingnya kamu tak pernah lupa caranya bahagia.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Lelaki ini serba bisa. Dia merawatmu dengan sayang. Menggodamu seperti abang. Namun rengkuh dan kecupnya tetap membuatmu meremang
Suatu hari kamu sedang sakit flu. Badanmu lemas, pegal-pegal, bercampur bad mood yang menumpuk jadi satu. Dia yang biasanya menggodamu dengan gelitikan dan keusilan menyembunyikan remote TV tiba-tiba berubah jadi pria perhatian dan penyayang.
Sup hangat dia siapkan, temperatur badanmu di cek berulang kali sampai terasa turun dan bisa ditinggalkan.
Di lain waktu, sepulang kalian dari kencan nonton film di akhir minggu dia dengan luwes mengecup lekuk bahumu. Melucuti black dress yang zipper nya terletak di balik punggungmu.
Bersamanya hubungan ini selalu kaya. Dalam perhatiannya, candaan tak pentingnya, sampai dekap khas lelakinya kamu selalu jatuh cinta.
Semua kriteria mengerdil. Mencari jalan untuk menjadi pas karenanya. Di luar sana banyak pria yang lebih sempurna. Tapi hatimu memilih dia
Dulu tidak pernah terbayang kamu akan jatuh cinta pada orang yang selalu ogah mengeringkan rambutnya dengan sempurna. Atau menitipkan hidup pada dia yang bahkan tak bisa mengambil baju dengan rapi dari lemari tanpa mengacaukannya.
Standarmu pernah sangat tinggi. Kamu berharap dapat pria yang begini, pria yang bisa memberimu perasaan macam ini.
Setelah bertemu dia semuanya berhenti. Bukan berarti kamu tak lagi suka dengan pria yang rapi jali dan selalu wangi. Namun kamu sudah jatuh hati pada kelucuannya, pada kecerobohan yang di matamu menggemaskan tapi sangat ‘pria.’ Pada seluruh inci tubuh yang membuatmu rindu saat kalian tidak bersama.
Jika ini yang kamu rasakan, hidup akan jauh lebih menyenangkan. Kalian tak akan merasa membangun hidup baru berdua. Bersamanya hidup akan seperti sleep over bersama sahabat yang tak ada ujungnya.