Cinta bukan sesuatu yang selalu konstan. Cinta terkadang seperti harga daging di pasaran, yang bisa naik dan turun tergantung keadaan. Karenanya, sebuah hubungan yang panjang memerlukan skill untuk jatuh cinta pada orang yang sama berulang-ulang. Sebab, cinta yang menggebu di awal bisa saja semakin berkurang, apalagi bila hubungan tak lagi membuat nyaman.
Perubahan perasaan ini juga bisa terlihat dari sikap keseharian. Memang menyakitkan saat menyadari bahwa pasanganmu tak lagi mencintaimu sebesar dulu. Tapi kepekaan itu perlu, agar kamu tidak shock saat semuanya terlihat dengan jelas di depan mata. Besarkan hatimu bila dia semakin sering melakukan hal-hal ini, sebab ada yang berubah dari perasaannya.
ADVERTISEMENTS
1. Kata “terserah” semakin sering terucap dari bibirnya. Pun kata “gimana baiknya menurut kamu deh” semakin sering keluar
Awal-awal kata terserah seolah tak mengandung masalah. Mungkin sebuah keputusan akan lebih mudah ketika dibuat oleh satu orang, selama yang lainnya tidak terpaksa. Namun, jika semakin lama kata “terserah” itu semakin sering dikatakan, bukankah kepeduliannya perlu dipertanyakan? Padahal, diskusi dan percakapan dua arah menunjukkan kontribusi yang sama dalam sebuah hubungan. Kenapa kamu seolah harus memutuskan segalanya sendirian? Kenapa kamu merasa seperti memperjuangkan hubungan ini sendirian?
ADVERTISEMENTS
2. Intensitas ngasih kabarnya semakin hari semakin berkurang. Makin lama dia semakin ilang-ilangan
Bukannya ingin menjadi pacar yang demanding dan haus perhatian. Keinginanmu hanya sesederhana diberi kabar saat kalian tak bersama. Wajar ‘kan bila kamu ingin tahu seperti apa hidupnya berjalan hari ini? Namun, belakangan dia perlu ditanya dulu baru dia memberi kabar. Begitu juga dengan kecepatannya membalas pesan yang semakin lambat. Memang tidak menutup kemungkinan pikirannya sedang tersita oleh hal lain yang lebih penting. Namun, tanpa inisiatif menjelaskan, mungkin dia memang sedang menghindar.
ADVERTISEMENTS
3. Dia nggak pernah lagi mengajakmu ikut kumpul dengan teman-temannya. Apalagi datang ke acara-acara formal di kantornya
Dulu, dia rajin mengajakmu ikut kumpul dengan teman-temannya. Dia mau kamu tahu dunianya seperti apa. Pun setiap ada acara kantor atau kondangan, kalian bagai paket lengkap yang tak terpisahkan. Namun, belakangan dia jadi semakin jarang mengajakmu kumpul dengan teman-temannya. Sementara, intensitasnya untuk menghabiskan waktu bersama teman, kantor, ataupun keluarga juga semakin besar. Saat kamu ingin ikut, dia sibuk membuat alasan untuk melarang. Barangkali, perasaannya memang sudah berbeda.
ADVERTISEMENTS
4. Dulu sifat manjamu membuatnya gemas dan tertawa. Sekarang dia justru sering menganggapnya sebagai gangguan
Kamu memang bukan pacar yang manja. Yang maunya ke mana-mana ditemani dan dibantu sama dia. Namun ada kalanya kamu ingin bermanja-manja juga. Pura-pura ngambek padahal cuma ingin dibujuk saja. Dulu sikapmu ini membuatnya gemas dan tak keberatan. Bahkan dia bilang itu lucu. Akan tetapi, sekarang perbedaannya terlihat jelas. Dia tak lagi menganggap itu lucu. Malah seringkali dia kesal dan terang-terangan menganggap sikapmu mengganggu. Perih sih, tapi perasaannya bisa kamu baca dari situ.
ADVERTISEMENTS
5. Dia semakin tidak peka dengan setiap perubahanmu. Pun, dia semakin jarang bercerita tentang persoalannya padamu
Tanpa drama “Yank, ada yang beda nggak sama aku?”, dia sudah cukup peka dengan perubahanmu. Saat kamu tak seceria biasanya, dia akan segera bertanya apa yang mengganggumu. Namun, sekarang sikapnya berbeda. Dia tidak sepeka dulu, atau mungkin hanya pura-pura tak tahu. Dia bahkan tak repot-repot bertanya dan saat kamu mulai kesal, dia malah bertanya “Kamu maunya apa sih?”. Sebaliknya, dia juga mulai berhenti terbuka kepadamu. Dulu dia menganggapmu sebagai tempat curhat pertama. Sekarang, dia lebih sering menutupi keadaan.
ADVERTISEMENTS
6. Tanpa disadari, dia jadi sering banding-bandingin kamu dengan orang lain. Seolah apa pun yang kamu lakukan tak cukup baik di matanya
Diperbandingkan dengan orang lain itu tidak pernah menyenangkan. Meski sesederhana kalimat “Kamu nggak pengin nyoba dandan kayak dia? Cantik, lo…”, rasanya hati seperti ditikam. Harusnya dia sudah paham, tetapi, belakangan dia semakin sering membanding-bandingkan. Apa pun yang kamu lakukan terasa tak cukup baik baginya. Bahkan dia sering marah-marah saat kamu berusaha memberinya kejutan. Perjuangan yang tak dihargai memang sangat menyakitkan.
7. Kalau lagi berantem, dia jadi makin jarang mau mendengarkan. Malah seringnya mengungkit kesalahan-kesalahanmu di belakang
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Begitu juga kamu, yang pernah membuat kesalahan selama hubungan kalian berjalan. Dulu sih semuanya sudah diperbincangkan, dan dia pun sudah memaafkan. Namun, belakangan intensitas pertengkaran kalian semakin meningkat. Sikapnya pun berbeda. Dulu dia mau duduk berdua dan bicara baik-baik, sekarang semakin sulit mendengarkan. Emosinya mudah meledak, dan seringnya mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah kamu lakukan.
8. Dia mulai menghindar saat kamu bicara soal masa depan. Seolah itu topik yang menakutkan
Dulu perbincangan tentang masa depan adalah hal yang biasa. Semisal bertanya “Kalau kita nikah nanti, kamu maunya pake adat Jawa apa Sunda?”. Atau berbincang tentang “Eh, kayaknya punya anak dua aja udah cukup yaa? Cowok dan cewek gitu, kan pas”. Sekarang, segala topik tentang masa depan seolah dia hindari. Dia hanya diam saja saat kamu mulai membahas soal resepsi. Saat ditanya tentang proyeksinya lima tahun lagi pun dia memilih untuk tak menjawabnya. Topik tentang masa depan, terutama soal hubungan kalian, mendadak jadi menakutkan.
Jika hal-hal di atas sudah terjadi, berarti ada yang salah, dan membuat perasaannya berubah. Namun, belum tentu hubungan kalian sudah tak bisa diharapkan kok. Pertama-tama, kalian perlu berbincang. Mengungkapkan segalanya dengan kepala dingin tanpa emosi. Perkara bagaimana kesimpulannya, itu urusan nanti. Sebab dibiarkan berlarut-larut juga hanya akan menyakiti hati.