Kamu mungkin sudah akrab dengan kata ‘narsis’ atau narsistik. Walaupun sering dipakai dalam keseharian, secara ilmiah narsistik sebenarnya juga digolongkan sebagai kondisi gangguan kepribadian dengan karakteristik sikap sombong, kurang rasa empati, dan arogan. Dilansir dari Vice, penelitian bahkan menunjukkan, narsistik menempati posisi kedua sebagai gangguan yang paling umum terjadi setelah obsessive compulsive disorder (OCD). Jadi yang punya sifat narsistik itu memang cukup banyak.
Meski tergolong gangguan kepribadian, sifat narsistik juga ada sisi positifnya. Orang yang narsis umumnya adalah pribadi ambisius, menarik, dan sukses. Namun sifat ini bisa jadi bencana dalam hubungan percintaan. Contohnya, pasangan yang narsis akan sulit untuk mau mengakui kesalahannya sendiri. Nah, karena sifat ini cukup umum ditemukan, berikut 8 hal yang bisa kamu cerna sebagai tanda kalau pasanganmu seorang yang narsistik. Biar kamu nggak tersiksa pelan-pelan!
ADVERTISEMENTS
1. Semua hal yang dibicarakan hanya tentang dirinya. Poros dunia seakan-akan adalah dirinya
Hal ini bisa kamu tafsirkan secara harafiah. Dia yang narsistik selalu membicarakan segala hal yang bermuara pada dirinya. Entah itu soal tayangan tv, musik, atau topik pembicaraan apapun. Seakan poros dunia adalah dirinya, tidak bisa tidak segala hal harus berkaitan dengan dirinya.
ADVERTISEMENTS
2. Nggak hanya mendominasi obrolan, dia jarang membiarkanmu berbicara tentang dirimu
Selain mendominasi obrolan dengan segala hal tentang dirinya, dia yang narsistik jarang memberi ruang untuk kamu berbicara. Pun membiarkanmu bicara, dia akan berusaha memutarbalikkan pembicaraan hingga kembali kepada dirinya. Siklus obrolan seperti ini menjadi tanda bahwa dia nggak benar-benar tertarik untuk mengetahui tentang dirimu.
ADVERTISEMENTS
3. Kerap mengabaikan pendapat orang lain. Seakan yang keluar dari mulutnya adalah kebenaran tunggal
Bagi dia yang narsistik, kebenaran itu nyaris tunggal dan hanya lahir dari mulutnya. Sifat narsistik membuat orang mudah mengabaikan pendapat orang lain. Dia akan mempertahankan argumennya sekalipun salah. Untuk itu, berdebat dengan cerdas tentang subjek tertentu bersama seorang narsistik hanya akan bikin kamu frustasi dan kesal. Mereka subjektif dalam memandang pendapat.
ADVERTISEMENTS
4. Cenderung membuat kamu bingung dengan pertanyaan yang berujung pada kebeneran versi dia
Karena sejak awal yang narsistik sudah pegang kendali, perlahan dia akan membuatmu mempertanyakan kewarasanmu. Dalam psikologi hal ini disebut gaslighting atau manipulasi psikologi yang dikenal juga sebagai teknik narsistik klasik. Contohnya, ketika kamu mengetahui sesuatu hal telah terjadi, dia akan mengatakan hal sebaliknya. Atau dia akan mengatakan kalau kamu sedang mengada-ada padahal kamu sadar sedang tidak melakukannya.
ADVERTISEMENTS
5. Seorang narsistik cenderung eksklusif, perlahan dia membuatmu jauh dari keluarga dan teman lainnya
Perlahan dia yang narsistik akan mencoba untuk mengisolasimu dari kehidupan bersama teman dan bahkan keluarga. Hal ini dilakukan karena dia merasa terancam dengan keberadaan orang lain di kehidupanmu. Dia yang narsistik bisa melakukan hal ini dengan berbagai cara. Jika kamu merasa belakangan semakin sedikit menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman dekat, bisa dikatakan kamu sedang berhadapan dengan seorang narsistik.
ADVERTISEMENTS
6. Pesona yang mereka tunjukkan berubah-ubah sehingga kamu merasa mengenal orang yang berbeda-beda
Entah karena ingin menunjukkan sesuatu hal kepada dirimu, dia yang narsistik akan menebarkan pesona yang berbeda dengan kecenderungan ofensif. Pada awalnya mungkin kamu akan merasa kalau dia adalah seorang yang adaptif dengan suasana melalui berbagai pesona yang ia punya. Tapi lambat laun kamu akan dibingungkan karena merasa mengenal orang yang berbeda dari yang kamu sukai.
7. Kepercayaan diri yang berlebihan menempatkan dia sebagai penggemar diri sendiri
Kepercayaan diri dalam tahap terbaiknya akan membawa seseorang pada banyak hal baik. Presentasi yang lancar, atau perkenalan yang berkesan, misalnya. Namun dalam konteks narsistik, perasaan diri yang melambung ini membuatnya harus merasa diri sendiri yang terbaik dalam segala hal. Peningkatan rasa kepentingan diri ini akan membawa dia jadi penggemar diri sendiri yang bablas. Dia akan meyakini bahwa segala hal baik ada dalam dirinya sekalipun kenyataannya tidak.
8. Menginginkan ‘terbaik dari yang terbaik’, melebihi siapa pun yang ia kenal
Berkaitan dengan kepercayaan diri yang berlebihan, dia yang narsistik merasa harus memiliki yang terbaik dari yang paling baik. Hal seperti ini dalam batas tertentu dibutuhkan manusia untuk berkembang, tapi bencana jika sudah melewati batas. Dalam hal materi misalnya, orang yang narsistik punya kecenderungan memilih iPh*** alih-alih Sam**** meski spesifikasi Sam**** sudah mencukupi kebutuhannya.
Dalam perspektif psikologi, mereka membutuhkan hal ini demi mengimbangi perasaan “yang terbaik dalam segala hal” dengan memiliki hal yang menarik dari yang lainnya.
Menurut dosen psikologi di Iowa State University, Zlatan Krizan, masih dilansir dari Vice, nggak ada definisi yang bisa menjelaskan narsistik secara tepat karena gejala gangguan kepribadian ini berkesinambungan. Ciri narsisisme tiap orang pun menurut Zlatan berbeda-beda. Namun 8 tanda seperti dijabarkan di atas adalah yang umum dan kentara terlihat dimiliki dia yang terang-terangan narsistik.