Siapa sih yang nggak mau mencintai dan dicintai dengan imbang? Rasa cinta yang sama besar pastinya membuat hubungan bisa melaju ke arah yang sama. Sebaliknya, mencintai lebih dalam artinya kamu harus siap dengan segala luka. Terutama saat sadar bahwa ternyata kamu nggak diprioritaskan. Kamu berpikir bahwa dia akan menjadi masa depanmu, sedang dia hanya memandangmu sebagai salah satu chapter hidupnya saja. Duh, sakit ya?
Namun, mantra cinta itu memang kuat adanya. Saking cintanya, kadang kamu nggak sadar kalau kamu mencintai terlalu dalam sedang perasaannya hanya ‘B aja’. Coba deh kenali tanda-tandanya. Berikut hal-hal yang sering terjadi ketika perasaan dua orang dalam hubungan nggak berimbang.
ADVERTISEMENTS
1. Selama ini janji temu selalu bergantung pada waktu senggangnya. Meski kamu selalu merasa karena ia sibuk bekerja
“Nggak apa-apa, aku aja yang nyesuaiin jadwal kamu. Kapan kamu bisa, nanti aku usahain.”
Ya sih, menjalin hubungan bukan berarti harus mengesampingkan semua urusan lain hanya untuk bisa ketemuan. Selama komunikasi terjaga, nggak bertemu setiap hari harusnya nggak apa-apa. Namun, bila benar-benar cinta, bukankah ada usaha untuk bertemu yang nggak cuma mengandalkan “kebetulan senggang”, “kebetulan ketemu” doang? Sesekali kamu mengalah menyesuaikan jadwalnya nggak masalah. Tapi masa kamu terus yang mengalah?
ADVERTISEMENTS
2. Kamu perlu melakukan usaha ekstra keras untuk menarik perhatiannya. Sikap cueknya itu benar-benar luar biasa
Seselow dan secuek apa pun seseorang, pasti ada keinginan untuk diperhatikan pasangan. Tetapi, selama ini yang terjadi, kamu harus berusaha keras untuk menarik perhatiannya. Untuk sekadar membuatnya menghentikan aktivitasnya dan mendengarkan ceritamu saja harus pake acara ngambek-ngambek dulu. Padahal antusiasme seseorang bila benar-benar sayang kan nggak bisa menipu. Karakter cuek sih boleh saja. Tapi cuek dan nggak peduli itu beda kok.
ADVERTISEMENTS
3. Hanya kamu yang pontang-panting merancang agenda kencan. Sementara dia seringnya terima jadi saja
Setelah segala drama kesibukan dan paksaan meluangkan waktu untuk berkencan, akhirnya janji temu itu disepakati juga. Tapi, hanya kamu yang ribet memikirkan mau apa nanti saat ketemuan. Nonton film sudah biasa, makan malam doang takutnya membosankan. Mau traveling ke suatu tempat, waktunya terlalu mepet. Atau mau jalan-jalan ke toko buku saja? Saat ditanya, dia hanya menjawab “terserah kamu saja”. Dia lebih sering terima jadi, sementara kamu khawatir rencanamu tak cukup menarik dan membuatnya bosan nanti.
ADVERTISEMENTS
4. Hanya kamu yang selalu bertanya bagaimana harinya. Sementara dia menunggu kamu sendiri yang cerita
“Hai sayang, apa kabar hari ini? Ngapain aja seharian tadi?”
“Baik. Tadi di kantor ya begitu-begitu doang. Meeting gak ada habisnya.”
“Oh gituu. Yah, sabar yaa.”
“Iya, makasih sayang.”
Coba ingat-ingat lagi, apa selama ini dia balik menanyakan kabarmu di penghujung hari? Apakah dia pernah menghubungimu dahulu untuk bertanya apakah kamu baik-baik saja hari ini? Atau seringnya, kamu duluan yang menghubungi dan bercerita panjang lebar, yang ditanggapi sekadarnya?
ADVERTISEMENTS
5. Kamu selalu berusaha memahami jalan pikiran dan alasan keputusannya. Sementara ia sering melontarkan kritik seketika
Kalau dipikir-pikir, selama bersamanya, sering terjadi momen ketidaksetujuan. Bahkan ketidaksukaan atas sikap ataupun keputusannya. Namun, kamu selalu berusaha keras mengerti dan mencoba memahami sikapnya. Saat dia terlalu cuek, kamu berusaha memaklumi. Saat dia terlalu mesra dengan teman-temannya, kamu cemburu tapi berusaha mengerti posisinya. Sebaliknya, dia jarang banget mau mengerti kamu. Kalau dia nggak suka, dia langsung mengritik dan mencaci makinya, tanpa berusaha memahami duduk persoalannya dulu.
ADVERTISEMENTS
6. Saat bertemu dengannya, kamu selalu berusaha tampil dengan baik. Sebaliknya, dia hanya seadanya dengan alasan apa adanya
“Ih, kamu tadi mandi nggak sih sebelum ke sini?”
“Enggak. Hehehe. Nggak sempat, Yang.”
“Jorok banget siih!”
“Jorok-jorok juga kamu cinta kaaan?”
Berdalih tampil apa adanya dan nggak suka munafik, dia selalu tampil seadanya saat bertemu kamu. Jangankan wangi dan berdandan, kadang-kadang dia nggak mandi juga. Padahal kalau dia menghargaimu, harusnya dia bisa tampil sedikit rapi saat kalian bertemu ‘bukan?
7. Kamu selalu berusaha menyesuaikan diri dengannya dan mengenal dunianya. Sementara dia tak pernah mau ikut campur duniamu
Ketika mencintai seseorang, tentu ada keinginan untuk tahu seperti apa dunianya. Siapa teman-temannya, dan tentu saja bagaimana hari-harinya. Selama ini, kamu melakukan itu semua. Berusaha menggali cerita tentang keluarganya, kenalan dengan teman-temannya, bahkan menjajal hal-hal yang disukainya. Namun, kenapa dia nggak pernah melakukan hal yang sama ya? Jangankan ikut nongkrong dengan teman-temanmu, dia saja ogah-ogahan saat dikenalkan. Dan jangankan menjajal hobimu, jangan-jangan dia nggak tahu apa yang kamu suka?
Cinta memang nggak selalu indah dan manis. Karena terkadang apa yang kamu berikan nggak sebanding dengan apa yang kamu terima. Cinta tulus yang kamu berikan hanya berbalas sekadarnya. Mencintai tanpa pamrih memang mengajarkanmu menjadi sosok yang kuat dan tangguh. Akan tetapi, untuk jangka waktu yang lama, bukankah kamu butuh rekan yang sepadan untuk mengarungi kehidupan? Sehingga perjuangan pun akan terasa menggenapkan.
Eh, ikutan polling di bawah ini yuk~
Loading ...