Beberapa kali kamu bertanya apa yang sebenarnya dibutuhkan dari hubungan asmara. Apakah hanya rasa klik yang muncul setiap kalian bersama; atau malah pertimbangan rasional yang membuat kalian tidak lagi takut menghadapi hidup berdua? Apakah ini soal kemampuan bekerjasama sebagai pasangan; atau justru tentang keuletan bekerja agar bisa membayar tepat waktu semua tagihan?
Tampang dan gaya berpakaiannya sudah tidak lagi signifikan.Apakah dia menyebut namamu dalam setiap posting di media sosial juga sudah tidak lagi jadi pertimbangan. Sebab kamu paham, ada hal lebih penting yang layak diperjuangkan.
Makin dewasa, kamu pun mengerti bahwa kebutuhanmu tidak berlebihan bentuknya. Hanya dengan menemukan dia yang berhati besar — nampaknya sudah habis perkara.
ADVERTISEMENTS
1. Orang ini mau berusaha perlahan mengenalmu. Dia mengerti, tak ada hati yang bisa diketuk dengan ritme terburu-buru
Jika sebelumnya awal hubungan cinta membuatmu merasa terengah-engah karena merasa harus membuka diri lebar-lebar, kali ini tak ada lagi kelelahan yang sama. Semua terasa nyaman dan santai saja. Sekilas lihat, jelas dia mengejarmu. Tidak ada yang menyangkal bahwa dia menginginkanmu — namun langkahnya teratur dan membuatmu merasa tak perlu terburu-buru.
Dia selalu berkata, “Ambil waktumu. Toh aku juga butuh mengenalmu. Pelan-peelan saja.”
Perlahan dia masuk dalam hidupmu dengan luwes dan sederhana. Kamu hanya jadi terbiasa menghampirinya sepulang kerja. Ada rasa butuh bercerita setiap kejadian besar muncul di depan mata. Entah sejak kapan dia jadi signifikan, namun yang jelas ini terjadi secara natural dan tanpa paksaan.
ADVERTISEMENTS
2. Baru dia yang memahami impian-impian gilamu. Pasangan berhati besar rela pasang badan agar kamu tak berhenti memperjuangkan passionmu
Cinta dan penghargaan kadang berada di dua halaman yang terpisah. Seseorang bisa mencintaimu mati-matian, namun orang yang sama belum tentu bisa menghargai impian dan passion yang bagi beberapa orang terasa kurang masuk akal.
Sebut saja bagaimana kamu berharap bisa tinggal di rumah sembari menulis karena tidak suka dengan kakunya kubikel kerja dan kemacetan. Atau soal keinginanmu membesarkan keluarga yang gemar membaca dan naik gunung setiap bulan. Bahkan kawan terdekatmu pun memutar mata lalu bilang, “Utopis sekali hidupmu!” saat mereka mendengar harapanmu.
Tapi orang yang satu ini berbeda. Dia. jadi garda depan yang membuatmu yakin bahwa impian tetap harus diperjuangkan meski dipandang orang lain sedikit gila. Dia membuatmu merasa punya tempat kembali setiap dunia menyambutmu dengan stempel, “Tak mungkin bisa.”
ADVERTISEMENTS
3. Di sampingnya kamu merasa diterima. Kamu tidak diperlakukan seperti lego yang bisa dibongkar pasang sesuai keinginannya
Ada rasa diterima yang tak bisa dijelaskan setiap kalian bersama. Di depannya kamu selalu bisa jadi dirimu yang apa adanya. Ringan saja kamu bercerita kalau kamu tidak suka memasak, tidak suka menggosok baju, bahkan berharap bisa punya mesin cuci piring sebagai kado pernikahan. Dia hanya tertawa, mengacak rambutmu gemas lalu berkata — “Ya sudah gak papa. Aku juga bukan cari yang seperti itu kok.”
Bersama orang yang satu ini kamu merasa dihargai sebagai orang dewasa. Dia bukan orang yang tiba-tiba datang, membuatmu jatuh cinta, lalu berusaha mengubahmu jadi versi yang ia suka. Sepenuhnya ia paham bahwa kamu yang sekarang adalah hasil pergumulan lama. Dia menghargai prosesmu dengan satu cara sederhana — menerima.
ADVERTISEMENTS
4. Keluargamu jelas tidak sempurna. Kamu juga banyak kurangnya. Dia — mau berdamai dengan keadaan yang ada
Hubungan yang dewasa jelas bukan cuma soal kalian saja. Urusan keluarga, bagaimana relasimu dengan keluarga besar dan orangtua juga menentukan mulusnya hubungan kalian berdua. Bahkan sisi luar ini kadang berperan besar jadi penabuh genderang perang yang tak terduga.
Keluarga dan berbagai sisi hidupmu jelas tidak sempurna. Sesekali Ibumu bisa memberi masukan yang membuat panas telinga. Sifat kaku ayahmu membatasi hubungan yang bisa terjalin cair dan mesra. Usilnya adikmu harus ditanggapi dengan kesabaran dan elusan dada.
Dia, mau berdamai dengan semuanya. Baginya kamu dan sisi hidupmu lainnya adalah satu kesatuan yang memang harus diterima. Dia mencintaimu sampai ke latar belakangnya. Meski tidak selalu sepaham; penghargaan tetap ia berikan pada orang-orang yang telah mendampingimu sampai dewasa.
ADVERTISEMENTS
5. Hubungan dengannya terasa adil. Tidak ada rasa sakit yang membuatmu harus memeluk diri sendiri sampai menggigil
Kali ini kamu tidak pernah merasa berjuang sendirian. Semua perlakuan hangatmu rasanya selalu mendapat balasan.
Usahamu menjaga diri dibalasnya dengan upaya membentengi hati waktu kalian tak bisa bertemu setiap hari. Dia tidak hanya diam saja saat kamu sedang jungkir balik belajar pritilan rumah tangga untuk memberi kehidupan yang lebih nyaman padanya — dia pun sibuk berbenah agar ruangannya lebih enak dipandang mata.
Hubungan kali ini terasa adil. Kamu tidak selalu jadi pihak yang sakit. Sampai harus memeluk diri sendiri dan menangis sampai menggigil.
ADVERTISEMENTS
6. Ikatan ini tidak sepaket dengan rasa jalan di tempat. Kalian tumbuh bersama jadi partner yang makin dekat
Dalam ikatan sebelumnya kadang ada rasa stuck yang muncul setiap hubungan sudah berjalan lama. Kamu bingung hubungan ini harus dibawa ke mana, bingung mesti berkembang bersama dengan cara apa.
Namun kali ini berbeda. Kamu merasa kalian seperti diproses bersama.
Berdua dengannya kamu mulai merasakan bagaimana cinta berproses seiring kalian dewasa. Perbincangan mulai bergeser dari sekadar mau makan di mana, jadi bagaimana mengatur furniture yang kelak ada di rumah kalian berdua. Perlahan tapi pasti hubungan ini berkembang. Kamu tidak pernah merasa berhenti melangkah lalu gamang.
7. Hatinya yang besar membuatnya tak pikir dua kali untuk memberi. Cinta benar-benar jadi kata kerja bersama orang ini
Baru bersama orang ini kamu percaya. Bahwa cinta memang seharusnya diperlakukan sebagai kata kerja. Dia membuka matamu pada berbagai hal yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Tentang bagaimana bertransformasi jadi sebaik-baik pecinta.
Di tengah kesibukannya, sapaan dan pesan singkat darinya selalu ada. Saat kamu sedang butuh bercerita dia pun dengan ikhlas menciptakan jeda; menyambutmu dalam pelukan hangatnya. Mencukupi kebutuhanmu membuatnya bahagia. Membuatmu merasa cukup dengannya jadi tujuan akhirnya. Uniknya, keinginan ini dengan mudah menular. Kamu pun getol ingin membuat hatinya kembali bergetar.
8. Bersama dia yang berhati besar kamu merasa bisa berhenti mencari. Hidup tak mengerikan lagi jika dihadapi bersama orang ini
Tidak mudah memunculkan rasa berhenti mencari. Di luar sana jelas lebih banyak yang jauh lebih baik dari berbagai sisi. Tapi baru kali ini kamu tak keberatan menepi. Hati pasanganmu yang besar membuatmu merasa mantap mengeluarkan jangkar. Sebab di sampingnya kamu tak pernah kehabisan debar.
Hidup dan segala fenomena yang kadang bisa jadi cecunguk terasa masuk akal jika dihadapi bersama orang ini. Kali ini, kamu mantap berhenti. Tidak ada yang perlu dicari lagi. Hati besarnya terbukti memenuhi rongga diri. Tidak ada alasan untuk terus mencari yang jauh lebih baik lagi.
Ternyata kamu tidak membutuhkan dia yang lebih segalanya. Di akhir hari, orang yang paling layak dicari adalah dia yang besar hatinya. Sudah . Itu saja.