Rindu Bukan Perihal Rasa di Hati, Tapi Juga Sebaik-Baiknya Wadah Untuk Belajar 5 Hal Ini

Jarak jauh itu ladang rindu. Sedangkan rindu sendiri sebaik-baiknya wadah untuk belajar kesabaran. Mengingat menghadapi ataupun menahan rindu selalu jadi persoalan sulit. Meski sebagian orang ada yang menganggap rindu seseorang itu salah satu momen menyenangkan yang bisa memacu adrenalin.

Pikiranmu yang penuh dengan hal-hal tentangnya, harus terhenti di kenyataan kalau kamu tak bisa sekonyong-konyong merangkul dia. Seperti ingin terjun ke dalam jurang, tapi gravitasi yang mendadak hilang membuatmu terus mengambang.

Tapi di balik kesulitan itu, rindu harusnya jadi bukti keseriusan serta kekuatan ikatan kalian dalam mengarungi hubungan jarak jauh. Apalagi kalau kamu tahu, setiap rindu yang kamu kumpulkan ini, lama-lama pun tertimbun menjadi bekal belajar hal-hal penting lain di hubungan. Hal-hal yang cuma dipahami oleh kamu pejuang rindu di tengah bentangan jarak.

ADVERTISEMENTS

1. Rindu yang sering menderu-deru membuat kamu terbiasa dan lebih kuat untuk menahan sendu

Kamu harus lebih kuat menahan rindu

Kamu harus lebih kuat menahan rindu via dylandsara.com

Kamu akan selalu ingat, betapa seringnya dirimu melamun dan dicekam segala hal tentangnya. Sesering itu pula air matamu leleh oleh keinginan-keinginan berjumpa yang sementara waktu tertahan oleh jarak. Perasaan sendu layaknya udara yang setiap kali kamu hirup setiap itu juga rasa sesak memenuhi dada. Sulit itu pasti, tapi perihal adaptasi toh akhirnya berujung pada kata terbiasa.

Rindu yang dulunya datang menderu hingga membuatmu gugup sampai dengan gelisah, kini tak lagi seberat itu menahannya. Terbiasa membuat kamu belajar untuk terus lebih kuat menahan sendu.

Sesekali mungkin menangis tapi tak sampai pilu. Sebab kamu tahu rindu ini datang untuk terus menguji kekuatanmu.

ADVERTISEMENTS

2. Kamu jadi lebih menghargai perasaan seseorang, sebab rindu menyadarkanmu bahwa kehilangan sosoknya sesaat sudah seberat ini

rindu buatmu menghargai perasaannya

rindu buatmu menghargai perasaannya via elizabethwellsphoto.com

Kehilanganmu akan sosoknya memang hanya sesaat. Tapi biarpun sesaat kamu sendiri sudah merasakan bagaimana menderitanya menahan rindu yang datang tak kenal waktu dan tempat. Pagi, siang, malam, di tempat ramai atau sepi bayangan tentangnya hadir bersamaan dengan momen kebersamaan kalian.

Tak jarang juga kamu berpikir, derita rindu yang terpisah jarak saja sudah begini pilu. Apalagi derita saat benar-benar ditinggal entah untuk kehilangan sosoknya sebagai pasangan, entah ditinggal karena memang dia pergi dari dunia yang fana ini? Pastinya itu lebih sulit dari apa yang kamu rasa sekarang. Karena itu selama kamu dan dia hanya terpisah jarak, belajar menjaga perasaannya di sana pun jadi keharusan buatmu. Sebab kamu tahu kehilangan itu hal yang tak mudah.

ADVERTISEMENTS

3. Awalnya rindu membuatmu ragu. Tapi tahu dia merasakan hal yang sama, kamu pun belajar percaya jika kelak semua tuntas saat bertemu

awalnya ragu, tapi lama-lama percaya kalau rindu akan mempertemukanmu

awalnya ragu, tapi lama-lama percaya kalau rindu akan mempertemukanmu via dylandsara.com

Rindu pun sering membuat pikiranmu sibuk sendiri. Kamu sering memikirkan bagaiaman akhir dari rindu yang telah menggunung ini. Akankah berakhir dengan bahagia karena dituntaskan, atau berakhir dengan kepedihan karena diabaikan oleh keputusasaan pada jarak yang menahan perjumpaan kalian?

Ragu, sudah pasti. Tapi saat mengingat dia yang di sana pun mempunyai kadar rindu yang sama, kamu pun kembali dituntut untuk belajar percaya. Percaya kalau kelak rindumu ini akan berakhir bahagia karena terbayar tuntas dengan pertemuan kalian.

ADVERTISEMENTS

4. Rindu yang datang berulang membuatmu sadar diri, berhenti merengkek sekarang dan mencoba menyikapi dengan lebih mandiri

berhenti merengek dan harus lebih mandiri

berhenti merengek dan harus lebih mandiri via dylandsara.com

Entah sudah berapa kali kalimat, “Mas, aku rindu sama kamu,” terlontar. Kadang juga rengekan ingin jumpa untuk menatap wajah atau mendengar suaranya langsung kamu sampaikan. Sampai-sampai kamu pernah suatu kali menangis, karena menginginkan sosoknya ada secara nyata saat kamu menghadapi masalah yang cukup pelik. Bahkan kesal, saat kamu didera iri melihat pasangan yang bisa pulang atau pergi kerja bersama.

Awalnya rindu memang membuatmu menjadi pribadi yang egois. Tapi seiring berjalannya waktu, saat dirimu sudah bisa lebih kuat menahan rindu yang datang bertubi-tubi, kamu pun mulai sadar diri. Kalau sementara ini harusnya kamu belajar untuk lebih mandiri. Berhenti merengek saat rindu datang. Berhenti terlalu sedih atau kesal saat semua hal harus dilakukan tanpa sosoknya dulu. Berhenti untuk terlalu larut pada rindu yang sebenarnya kesemuan saja.

ADVERTISEMENTS

5. Meski rindu soal rasa, tapi kewarasan logika tetap kamu jaga agar sanggup bertahan dengan jarak

Kewarasan logika yang buatmu bertahan dengan jarak

Kewarasan logika yang buatmu bertahan dengan jarak via dylandsara.com

Semua orang tahu, rindu itu ya persoalan rasa. Sebab rindu tak berwujud atau beraroma. Tapi alih-alih kamu terus terbawa oleh rasa-rasa rindu, membuatmu terus kalang kabut karena sendu, kamu pun memutuskan untuk kembali lagi menjaga kewarasan logikamu. Jangan sampai karena rindu kamu berbuat hal-hal yang merugikan atau terlalu kekanak-kanakan. Jangan sampai juga karena tak kuat menahan rindu kamu justru menyerah pada jarak. Membiarkan apa yang suda dibangun terbengkalai hingga runtuh dan hilang begitu saja.

Karena itu, selagi menunggu jarak ini runtuh. Sudah seharusnya rindu yang datang jangan dibiarkan semena-mena meracuni perasaan serta pikiranmu. Kamu perlu berusaha membuat rindu jadi wadah belajar, tak hanya kesabaran, tapi juga agar lebih kuat, mandiri, percaya, sampai menghargai perasaan pasangamu di sana.

Tenang rindu yang datang karena jarak ini hanya sementara. Tunggu sebentar lagi saja, perjumpaan pasti akan menuntaskannya tak bersisa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu