Nggak sedikit yang lebih memilih untuk mencari pasangan yang setipe dengannya. Tujuannnya biar lebih cepat klop dan nyaman. Dengan sifat yang sama tentu akan semakin mengurangi terjalnya jalan yang akan dilalui bersama pasangan. Tapi nyatanya nggak semua punya pemikiran seperti itu. Memiliki pasangan yang bahkan 180 derajat berbeda sifatnya, bagi sebagian orang menjadi daya tarik tersendiri, mungkin kamu adalah salah satunya.
Sebenarnya punya pasangan yang sifatnya bertolak belakang, bisa bikin kamu lebih menghargai hubunganmu. Mempelajari “dunia” masing-masing bakal jadi pengalaman yang jarang didapatkan oleh pasangan lain. Karena itulah kenapa punya pasangan yang bertolak belakang bakal jadi partner yang klop untukmu di masa depan 🙂
ADVERTISEMENTS
1. Dunianya yang jauh dari hingar bingar keramaian, bisa menjadi tempatmu pulang sejenak untuk merasakan ketenangan
Kamu yang selalu suka berada di tempat keramaian mungkin sesekali butuh waktu untuk sendiri. Dan sejak ada dia, kamu tahu kemana harus pulang. Ke dunianya yang jauh dari hingar bingar akan membuatmu merasa nyaman. Apalagi ditemani oleh dia yang kamu sayang. Tentu akan lebih berkesan.
Atau mungkin kamu sedang penat dengan kehidupan yang sedang kamu jalani. Cobalah sehari saja untuk menjalani hidup seperti yang dia lakukan selama ini. Selain membuatmu semangat kembali dan mendapatkan pengalaman tersendiri, kamu juga akan lebih memahami pasangan yang kamu sayangi itu. Karena kamu tahu bagaimana rasanya menjadi dia 🙂
ADVERTISEMENTS
2. Sifatmu yang suka bercerita tentang apapun pas banget disandingkan dengan dia yang lebih suka mendengarkan. Dia tentu tak akan pernah bosan.
Bersyukurlah kamu punya dia yang sifatnya terbalik dengan sifatmu. Bukannya menjauhkan, perbedaan ini malah bikin kalian saling mengisi. Kamu yang hobinya bercerita tanpa henti, akan menjadi pasangan yang pas dengan dia yang lebih suka mendengarkan dan mengamati. Jika temanmu yang lain pernah bosan mendengar ceritamu, maka tidak dengannya. Baginya kamu adalah semestanya yang baru. Yang setiap gerak dan ucapmu adalah sesuatu yang baru baginya. Jangan sia-siakan ya 🙂
ADVERTISEMENTS
3. Rasa percaya dirimu yang tinggi bisa membangun kepercayaan dirinya juga, karena seperti itulah sebuah hubungan berjalan. Saling menyempurnakan kekurangan
Kamu dengan rasa percaya diri yang tinggi tentu akan lebih mudah untuk bersosialisasi. Itulah kenapa kamu lebih tertarik untuk berada di dunia yang ramai agar bisa berinteraksi dengan siapapun. Bagimu, sumber energi berasal dari setiap interaksi dengan orang lain yang kamu temui. Tapi tidak dengannya. Ketidaknyamanannya bergaul dengan orang banyak akan semakin rasa percaya dirinya rendah. Dia merasa bahwa dirinya tak sebanding dengan orang-orang di luar sana. Lagian, mungkin mereka merasa bahwa tak ada guna berinteraksi satu sama lain.
Di sinilah peranmu sebagai pasangan. Hidup nggak selamanya bisa sendiri. Kamu sadar akan hal itu. Suatu saat nanti dia mau nggak mau harus atau pasti akan bersosialiasi dengan yang lainnya. Jadi, membangun kepercayaan dirinya adalah tugasmu. Mungkin bisa dimulai dengan mengenalkannya dengan teman terdekatmu. Lalu sesekali mencoba hang out bersama. Pastikan ia merasa bahwa teman-temanmu menerima dia apa adanya. Bukan seperti apa yang dia khawatirkan selama ini.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu akan belajar bagaimana hidup dengan sudut pandang dia yang berpikir dahulu sebelum bertindak, dan dia juga bisa belajar dari kamu cara mengambil keputusan cepat tanpa harus berpikir banyak
Kamu yang biasanya bertindak secara spontan tanpa harus mikir banyak, sesekali bisa belajar darinya. Bertukar sudut pandang dengan dia yang lebih memilih untuk menganalisa terlebih dahulu ketimbang bertindak. Cobalah sesekali berpikir seperti dirinya. Kamu pasti akan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Begitu juga sebaliknya. Ajarkan dia untuk sesekali bertindak segera daripada memikirkan terlalu lama. Dijamin, hubungan kalian bakal berwarna dan awet tahan lama.
ADVERTISEMENTS
5. Diam-diam, dia punya banyak ilmu yang dipelajari sendiri. Dan kamu punya pengetahuan yang dipelajari dari lingkungan sosial. Kalau disatukan, pasti wawasannya lebih luas ‘kan?
Orang-orang yang penyendiri dan pendiam sepertinya, nggak sedikit yang punya wawasan luas lho. Meski keliatannya mereka diem-diem aja, tapi mereka upgrade ilmunya secara otodidak. Apakah itu lewat buku yang dibacanya, atau lewat browsing di internet. Nah, kamu yang lebih suka mempelajari pengetahuan secara langsung dari kejadian-kejadian yang ada di sekitarmu tentu punya sisi tersendiri dalam sebuah ilmu. Ibaratnya, dia mempelajari dari teori, kamu belajar dari prakteknya. Kalau digabung tentu akan lebih baik, bukan?
Nah, kalau kamu bisa mengelola perbedaan yang signifikan antara kamu dan dia, hubunganmu tentu akan lebih berarti daripada hubungan pasangan lainnya. Karena perbedaan diciptakan untuk saling memahami dan melengkapi, bukan untuk dijauhi 🙂