Katanya dalam menjalin hubungan butuh perjuangan. Sebahagia apapun pasangan, selalu ada jalan terjal yang mewarnai hubungan. Konon perjuangan memang harus ada, agar hubunganmu dan dia makin kuat akarnya. Kamu pun mengamini hal ini.
Truth is, everybody is going to hurt you. You just gotta find the ones worth suffering for
Bob Marley
Sekarang pertanyaannya, apakah saat ini kamu sudah menemukan dia yang layak “memberimu luka”? Karena tak ada satu pun hubungan, bahkan relationship goals manapun, yang tak akan memberimu luka. Dia yang mencintaimu bukan berarti tak bisa menyakitimu, namun dia tak akan membuatmu mati-matian berjuang sendirian. Menyakitimu berarti adalah penyesalan besar dalam hidupnya, dia yang akan mau berjuang mendapatkan kepercayaanmu kembali.
Tapi jika perjuangan semacam ini yang harus kamu lewati, mungkin kamu harus bertanya kembali. Jangan-jangan memang bukan dia yang pantas kamu pertahankan hingga akhir hari..
ADVERTISEMENTS
Menjalin hubungan itu seharusnya sederhana. Asal ada kerja sama berdua
Bukankah hubungan yang dewasa itu seharusnya sederhana saja? Kamu dan dia berjalan beriringan, menghadapi masalah bersama, kompromi diutamakan, dan kalian bahagia. Selama ada kemauan untuk tidak keras kepala dan mau menang sendiri, tampaknya hubungan ini akan baik baik saja. Meski masalah akan tetap selalu ada.
Dari semua saran hubungan yang selalu diutarakan, ada satu benang merah yang tidak boleh terlewat. Yakni kerjasama antara kamu dan dia. Hubungan yang sehat tentunya hubungan yang keduanya bisa saling menopang dalam kondisi apapun.
Kamu tidak sedang kerja kelompok mengerjakan tugas kuliah. Dimana kamu harus memaksakan diri bekerja sendirian saat teman satu kelompokmu malas-malasan menyelesaikan bagian mereka. Hanya demi mendapat nilai baik di mata kuliah yang tidak ingin kamu ulang. Saat ini kondisinya jelas berbeda, yang kamu kejar bukanlah nilai mata kuliah, melainkan kebahagiaanmu sendiri. Kamu tak perlu mengorbankan diri sendiri hanya demi mendapatkan kebahagiaan dengannya. Kebahagiaan seharusnya hasil kerja keras kalian berdua.
ADVERTISEMENTS
Kamu juga seharusnya memberi dan mendapatkan pelukan seberapa banyak dibutuhkan. Bukan terus-terusan memperpanjang kesabaran
Ada saat dimana kamu memerlukan pelukannya untuk menenangkan diri yang sedang kalut. Bersamanya seharusnya bisa menenangkan. Tak peduli seberapa banyak kamu meminta pelukan, sebanyak itu pula dengan sukarela ia memberikan. Pelukannya seperti tak beda jauh dengan obat penenang yang membuatmu nyaman seketika.
Ketika kamu berada pada keadaan yang tidak stabil, seharusnya dia yang paling peka dengan bertanya “Coba tenang sebentar. Aku bisa bantu apa?”.
Mari kembali pikirkan lagi. Selama ini apakah hal-hal menenangkan ini yang sudah kamu dapatkan dari dia? Atau kamu masih harus memperpanjang kesabaran saat dia tak juga menunjukkan kesungguhannya? Kesabaran memang sesekali diperlukan. Namun kesabaran bukan membership pusat perbelanjaan yang harus diperpanjang setiap tahunnya.
Kesabaran kamu bersama dia seharusnya berjalan sewajarnya.
ADVERTISEMENTS
Mencintai semestinya memberimu banyak tawa. Bukan tangisan yang tidak ada hentinya
Satu hal lagi yang penting dan juga mendasar dalam hubungan. Bukankah hubungan ini semestinya lebih banyak memberimu tawa dibandingkan tangisan? Coba kembali jumlahkan, lebih banyak tawa atau tangisan yang selama ini kamu terima. Jika jawabannya adalah tangisan, maka kamu sudah cukup dewasa untuk memutuskan mana yang baik untukmu.
Ini bukan soal seberapa keras usahanya untuk membahagiakanmu. Pun bukan tentang berapa banyak rengekan yang kamu berikan kepadanya untuk minta dibahagiakan. Semestinya semua berjalan senatural mungkin. Cukup ada dia di sisi, kamu bisa bahagia. Cukup dengan mendengar bercandaan recehnya kamu bisa tertawa lepas. Cukup itu saja.
Kamu tak perlu diam-diam menangis setiap malam. Karena tiba-tiba kamu menemukan pesan mesra dari orang lain yang masuk di notifikasi ponselnya. Ketika kamu meminta penjelasan, dia malah balik menuduhmu tak menjaga privasinya. Tidak. Kamu tidak perlu mengalami itu semua. Karena semua orang berhak untuk bahagia.
ADVERTISEMENTS
Segala tentangnya jadi prioritas dalam hidupmu. Sementara dia menempatkanmu di dalam list yang kesekian
Rasa-rasanya sejak ada dia dalam hidupmu, segala tentangnya menjadi mendominasi. Kamu lebih peduli dengan waktu istirahatnya yang berkurang karena dia banyak begadang. Walaupun tanpa kamu sadar, kamu juga sering melewatkan waktu makan. Kamu terlalu sibuk mengkhawatirkan dirinya, terlalu sibuk menjaga hati dan perasaannya, hingga lupa merawat diri sendiri.
Tapi bagaimana jika kamu tak pernah ada dalam salah satu daftar prioritasnya? Kamu bukan orang pertama yang dia datangi, setiap kali dia ingin mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Mungkin kali ini kamu harus berani pergi meninggalkan.
ADVERTISEMENTS
Hubungan semestinya tentang dua orang yang berjalan beriringan. Kalau harus berjuang segini beratnya, mungkin memang bukan dia yang ditakdirkan
Sebesar apapun batu ganjalan yang mengganggu hubunganmu dan dia, perjuangan selalu menjadi ringan jika dilakukan berdua. Hubungan memang semestinya menjadi ajang untuk bekerjasama menghadapi kerasnya dunia. Kamu tak perlu berjuang mati-matian sendirian, jika ada dia yang kamu sebut sebagai pendamping. Kamu tak perlu menjadi seseorang yang kebaikannya bagaikan malaikat, untuk memahami dia yang bahkan tidak peduli dengan dirimu.
Dia yang ditakdirkan bisa datang saat kamu sama sekali tidak mengharapkannya. Dia bisa datang, bahkan saat kamu mulai merasa putus asa. Sementara dia yang kamu perjuangkan mati-matian dan segitu beratnya, jangan-jangan memang bukan dia orangnya.
Karena perjuanganmu setelah hubungan melangkah ke level selanjutnya tidak akan pernah berhenti. Tidak seharusnya kamu membuang tenaga saat kamu dan dia masih dalam tahap pacaran. Coba kali ini simpan tenagamu, hingga bahtera hubungan yang lebih jelas bisa kamu dan dia genggam.
Perjuangan jelas membuat hubungan kamu dan dia terasa lebih manis dan membanggakan pada akhirnya. Namun perjuangan dalam hubungan juga perlu kamu pertimbangkan batasannya. Agar tidak terasa timpang dan hanya kamu sendiri yang berdarah-darah.