Selain Rindu, 10 Kalimat Ini Udah Nggak Asing Buat Kamu Si Pejuang LDR yang Tangguh

Berbulan-bulan tak langsung melihat dia. Kadang mendengar suaranya atau bisa ngobrol lewat aplikasi chat saja sudah cukup bahagia. Apalagi saat benar-benar bisa video call, melihat wajahnya muncul di layar laptop atau ponsel rasanya lega nggak ketulungan. Sudah banyak rindu yang kamu atau dia tumpuk. Nggak heran juga kalau ucapan, “aku rindu kamu,” udah terlalu biasa di telinga.

Tapi selain ucapan rindu, sebenarnya ada kalimat-kalimat lain yang udah nggak asing lagi buat kamu yang jauh dari pasangan. Kalau dipikir kembali, kalimat ini juga yang buat kamu selalu yakin dengan hubungan jarak jauh yang kata orang “cuma buang-buang waktu.” Sebagai pejuang rindu, apa saja sih kalimat-kalimat yang udah akrab buat kamu atau dia?

Sebab ucapan rindu saja tak cukup kuat untuk menepis jarak.

ADVERTISEMENTS

1. “Ada acara apa akhir pekan? Jangan lupa bahagia ya, Yang,”

tanya jadawal acara akhir pekan

tanya jadawal acara akhir pekan via unsplash.com

Bukan pertanyaan basa-basi. Bukan juga pertanyaan yang bersifat posesif. Tapi murni salah satu cara kalian berbagi kabar. Kamu dan dia saling tahu kegiatan atau kesibukan pasangan meski berjauhan. Toh, pertanyaan “ada acara apa?” hanya muncul sekali dalam sehari. Kadang kamu atau dia sendiri tak lagi bertanya, tapi sudah segera menjelaskannya sendiri.

Selain bertanya kabar, ada kalimat “jangan lupa bahagia…” yang juga mengingatkan untuk tetap menikmati hari. Meski tak bisa berjumpa dan rindu semakin meninggi. Di glosarium hubungan kalian memang tak ada pertanyaan “sedang apa?” atau “ada di mana?” hingga berkali-kali.

ADVERTISEMENTS

2. “Pulang jam berapa? Jangan malam-malam ya. Baik-baik juga di sana,”

Mengingatkamu untuk jaga diri dan berhati-hati

Mengingatkamu untuk jaga diri dan berhati-hati via unsplash.com

Bukankah rasa khawatir itu wajar. Terlebih kalian tak bisa saling memperhatikan secara langsung. Dia bertanya persoalan jam berapa kamu pulang ke rumah, mengingatkan juga untuk tak pulang malam, bukan ingin mengatur. Dia paham tak bisa menjemputmu atau sekadar pulang bersama-sama. Tapi dia cuma mampu mengingatkanmu untuk menjaga diri sendiri dengan tak pulang terlalu larut, serta berhati-hati.

Setidaknya kalimat, “jangan malam-malam,” dan “baik-baik di sana,” jadi tanda jarak tak melunturkan kepedulian dia ke dirimu.

ADVERTISEMENTS

3. “Paketnya udah sampai belum?”

kejutan darinya yang tak terduga

kejutan darinya yang tak terduga via unsplash.com

Nggak ada yang lebih romanatis dari kejutan yang datang dari ratusan bahkan ribuan kilometer. Membuat pertanyaan biasa seperti, “paketnya sudah sampai atau belum?” jadi sesuatu yang lebih eksklusif. Sekalipun itu bukan kejutan, tapi barang titipan. Usahanya tetap saja perlu kamu hargai. Begitu juga kamu yang tak pernah segan atau berkeberatan mengirimkan sesuatu untuknya di sana.

ADVERTISEMENTS

4. “Nanti mau telepon biasa atau pakai video juga?”

janjian telepon

janjian telepon via unsplash.com

Beruntungnya kamu dan dia hidup di zaman yang semakin canggih untuk urusan berkomunikasi. Tak perlu terlalu sulit menahan-nahan rindu, karena hanya bisa berkabar lewat surat atau telegram. Saat waktu kalian sedang senggang, kamu atau dia akan selalu membaca kalimat “nanti telepon ya?” atau “mau telepon atau video call nantinya?” di pesan kalian.

ADVERTISEMENTS

5. “Iya, sinyalnya jelek. WA pending, teleponnya juga delay. Ya udah dilanjut aja kerjaannya,”

Gagal video call

Gagal video call via unsplash.com

Namanya juga hidup, hambatan atau cobaan pasti akan selalu ada. Seperti mau secanggih apapun teknologi, tetap saja kadang kamu kesulitan untuk bisa berkomunikasi dengannya. Ada saatnya sinyal internet ponselmu kurang baik dan obrolan kalian di chat room tertunda, atau video call yang suaranya kurang jelas lalu terputus. Berkali-kali berusaha menghubungi kembali, berkali-kali itu pula kesabaranmu diuji. Sampai akhirnya, salah satu dari kalian cuma bisa bilang,

Sinyalnya jelek nih…. Chat atau teleponnya dilanjut nanti aja ya, kamu selesaiin aja dulu baca bukunya.

ADVERTISEMENTS

6. “Di sana jam berapa sekarang?”

menghitung waktu jadi kebiasaan kalian

menghitung waktu jadi kebiasaan kalian via unsplash.com

Buat kamu yang LDR-an beda negara, perbedaan waktu sudah bukan hal yang aneh lagi. Kamu dan dia sendiri tanpa disadari jadi rajin menghitung perbedaan waktu. Seperti saat membuat janji ingin telepon, kamu memastikan waktunya tepat saat kamu sedang luang. Atau saat kalian ingin membantu membangunkan via telepon, setidaknya kamu harus menghitung, kira-kira jam 5 subuh di sini, jam berapa di sana? Bisa jadi tengah malam atau mungkin siang hari.

Betapa pentingnya waktu untuk kalian berdua. Tak bisa chat atau telepon seenaknya.

7. “Kamu kok kurusan?” atau “Lho itu brewok udah lebat aja. Hahaha,”

perubahan fisik yang cuma ditahu saat bertatap muka langsung

perubahan fisik yang cuma ditahu saat bertatap muka langsung via www.logancoleblog.com

Akan ada momen kamu terkejut melihat penampilannya. Begitu juga dia yang merasa sedikit aneh melihat perubahan fisik dirimu. Setelah lama tak melihat wajahnya, dan cuma mendengar suaranya saja. Video call yang meringankan sedikit rasa rindu ternyata menyadarkan kamu dan dia, betapa jarak tetap membuat kalian tertinggal untuk penampilannya.

“Kamu kok kurusan sih Yang?”

“Hehehe, karena kecapean sih kayaknya. Kamu juga sekarang jadi tambah macho sih, pake brewok begitu. Gemes….”

8. “Di sini hujan nih…. Di sana apa kabar cuacanya?”

Hujan dan rindu yang sepaket

Hujan dan rindu yang sepaket via unsplash.com

Karena hujan selalu sering dikaitkan dengan rindu. Jadi kalau kamu tak ingin terus terang bilang, “aku rindu kamu….” pernyataan “di sini hujan,” juga sudah bisa kode untuk dia. Ditambah dengan pertanyaan, “Di sana apa kabar cuacanya? Hujan juga atau mendung nggak?” ada harapan kalau dia di sana pun merasakan perasaan yang sama dengan kamu.

9. “Nanti kita liburan ke sana berdua ya!”

saat bertemu dan liburan berdua

saat bertemu dan liburan berdua via unsplash.com

Biarpun bertemunya bisa 6 bulan sekali bahkan hampir tahunan, kamu dan dia tetap punya cara untuk membuat pertemuan berkualitas. Salah satunya seperti merencanakan liburan bersama. Rencana ini seperti halnya bara yang membuat harapan kalian terus menyala. Untuk saling menunggu dan bertahan dengan jarak yang ada.

10. “Kapan pulang?”

pulang dan bertemu

pulang dan bertemu via www.logancoleblog.com

Karena pada akhirnya, kalimat yang tak kalah sering diucapkan selain rindu itu, ya “Kamu kapan pulang?”. Pertanyaan ini buat kamu atau dia lebih berat dari ucapan rindu.

Pacaran jarak jauh mengajarkan kamu dan dia mengeja perasaan lewat kalimat. Mengingat kalian jarang sekali bisa bertatap muka langsung. Langgeng hubungan kalian juga ditentukan oleh kalimat lho. Kalau aja sering salah bicara, bukankah akan sering salah paham dan akhirnya kalian lelah lalu…. Duh, jangan sampai ya.

Selamat menikmati rindu, pejuang LDR.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu