Dalam cinta, dua pribadi mencoba hidup bersama dalam segala perbedaan yang dimiliki. Terkadang harus ada satu yang mengalah, demi kelangsungan hubungan. Itu hal yang wajar, karena dalam sebuah hubungan, kompromi jelas dibutuhkan. Rasa egois harus sedikit disingkirkan, karena untuk tetap sejalan, kamu harus memberikan ruang kepada diri maupun pasangan untuk berkembang.
Namun cinta yang dewasa tidak membuat salah seorang menghilangkan dirinya. Secinta apapun kepada pasangan, pertama-tama kamu haruslah mencintai dirimu sendiri. Sebab hanya seseorang yang piawai mencintai dirinya sendiri yang bisa mencintai orang lain dengan pantas. Untuk mencintai dirimu sendiri, pertama-tama, beberapa hal ini tidak boleh kamu hilangkan, meski kamu sedang mabuk kepayang dalam sebuah hubungan.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu boleh mencoba hobi kekasihmu. Memasuki dunianya, dan melakukan hal-hal yang dia lakukan. Tapi hobi dan duniamu sendiri harus dikembangkan
Bila pasanganmu memiliki hobi yang berbeda, biasanya kalian juga akan memiliki dunia yang berbeda juga. Sewajarnya kamu pun penasaran untuk memasuki dunianya. Kamu yang tidak suka naik gunung jadi ingin tahu kenapa dia rela mendaki gunung dan pulang dengan kondisi berantakan tapi senang. Ya, kamu boleh mencoba hobi pasanganmu. Kamu boleh menjajal segala hal yang disenanginya, dan mencoba memasuki dunianya. Tapi jangan sampai kamu meninggalkan hobimu sendiri hanya untuk membuat dirimu ‘klik’ dengannya. Kamu tidak harus menyukai apapun yang dia suka, dan sebaliknya.
ADVERTISEMENTS
2. Meski pertengkaran bukanlah hal favorit, tapi kamu tidak harus melupakan pendapatmu hanya untuk membuat hubungan tenang-tenang saja
Pertengkaran memang tidak menyenangkan. Saling diam-diaman selama beberapa saat itu sangat menyiksa. Belum lagi beradu argumen yang saling menyudutkan, membuat mood kamu berantakan. Karena itu, demi menghindari pertengkaran, terkadang kamu memilih untuk bungkam. Membiarkan dia memutuskan segalanya sementara kamu mengangguk dan menjadi pengikut saja. Sebuah hubungan bahagia tidak didasarkan pada pengorbanan satu orang saja. Kamu punya hak untuk mengeluarkan pendapatmu. Toh, kamu dan dia juga tidak harus sama dalam segala hal. Asalkan kalian cukup dewasa dalam menghadapi perbedaan.
ADVERTISEMENTS
3. Menyenangkan pasangan tidak berarti menghilangkan identitasmu sendiri dan membentuk identitas baru seperti keinginannya. Kamu toh bukanlah boneka
Bila kamu terlalu mencintai seseorang, dalam hatimu akan muncul rasa takut ditinggalkan. Karena itu kamu cenderung membuat dirimu menjadi sesuai keinginannya, agar dia tidak punya niat untuk meninggalkanmu. Kamu boleh saja menyenangkan pasangan, namun itu tidak berarti kamu harus mengubah identitasmu menjadi seperti keinginannya. Kamu yang selama ini sosok feminim, tidak suka kekerasan, lebih suka film drama romantic, tiba-tiba memaksa diri berubah menjadi sosok tomboy, senang menonton film-film keras, dan hidup lebih berantakan hanya karena pasanganmu lebih suka perempuan cadas. No no, kamu bukan boneka. Dirimu adalah milikmu sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Meskipun punya partner, jangan lupa bahwa kamu juga berhak memiliki waktu untuk dirimu sendiri
Makan harus bareng, pulang harus bersama-sama, weekend tidak absen pergi berdua, telepon harus rutin setiap bangun tidur dan sebelum tidur. Lupa mengingatkan saat makan dianggap tidak sayang. Saat libur panjang, langsung menyusun rencana untuk liburan berdua. Bila semua waktu luangmu kamu berikan untuk pasangan, kapan kamu punya waktu untuk dirimu sendiri? Me-time adalah keharusan. Meski kesannya sendiri-sendiri, me-time justru merupakan faktor penting dalam menjaga keawetan hubungan. Ingat, kamu butuh waktu untuk memperhatikan dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
5. Punya pasangan berarti kamu punya rekan untuk mendiskusikan banyak hal. Tapi ingat, bahwa kamu berhak membuat keputusan tentang dirimu sendiri
Dalam hidupmu, kamu akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang harus kamu ambil salah satunya. Ke depan banyak hal-hal besar yang harus kamu putuskan. Meskipun punya pasangan berarti kamu bisa membicarakan segala hal dengannya, berdiskusi serta menerima saran dan kritik yang berguna, keputusan akhir tetap berada di tanganmu. Jangan biarkan hakmu untuk mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup hilang seiring masuknya kamu dalam sebuah hubungan. Tentang hidupmu, harus kamu sendiri yang putuskan.
ADVERTISEMENTS
6. Jangan menjadikan hubungan sebagai ketergantungan. Kamu harus tetap mandiri, karena kamu tidak tahu ke depan apa yang akan terjadi
Punya pasangan juga tidak berarti kamu harus berhenti bersikap mandiri. Mentang-mentang kini sudah ada yang mengantar dan menjemput, lalu kamu menjadi ogah sama sekali pulang sendirian. Kamu harus tetap mandiri, dan tidak masalah ke mana-mana sendirian. Meski sekarang kamu sedang benar-benar jatuh cinta, kamu tidak tahu ke depan hubunganmu dengannya akan seperti apa. Bagaimana bila hubungan itu tidak berhasil sementara kamu sudah terbiasa bergantung padanya? Menjadi mandiri, artinya kamu mengambil kontrol atas hidupmu sendiri. Dengan begitu, pasanganmu juga akan lebih menghargaimu, karena kamu bukan orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa lagi kalau dia tinggalkan.
7. Mimpi, cita-cita, dan kepercayaan adalah hal yang tidak boleh hilang dari dirimu. Jangan biarkan cinta membuatmu lebih lemah dan mundur ke belakang
Kamu punya mimpi, kamu punya cita-cita yang ingin kamu gapai setiap harinya, dan kamu juga memiliki kepercayaan yang kamu jadikan pedoman hidup sehari-hari. Hal-hal semacam itu harus menjadi hal yang kamu jaga, dan tidak seharusnya hilang hanya karena kamu jatuh cinta. Hubungan yang kamu punya seharusnya bisa menjadi motivasi, kamu dan dia sama-sama berjuang untuk berkembang untuk meraihnya sekaligus meraih mimpi. Cinta yang mengekang, tidak akan membawamu ke mana-mana. Sama-sama terpaku di tempat, tidak berkembang menjadi apa-apa.
8. Dan yang terpenting, secinta apapun kamu pada pasanganmu, tetap kamu harus menghargai dirimu sendiri. Kalau bukan kamu, siapa lagi?
Sebuah hubungan yang sehat, adalah hubungan yang saling menghargai satu sama lain. Tidak ada satu sisi yang begitu mendominasi, sementara satu sisi hanya bisa menerima dan mengikuti segala yang diputuskan sepihak. Dalam hubungan yang dewasa, kamu dan dia menyadari bahwa ada hal-hal yang sifatnya pribadi, sehingga tidak dapat dibagi ataupun dikompromikan. Dengan menghargai ruang pribadi masing-masing, kamu dan dia sama-sama tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Akan tetapi sebelum menghargai pasangan, tentu kamu harus menghargai dirimu sendiri dulu. Kamu tahu sejauh mana yang harus diserahkan, dan apa saja yang harus dipertahankan. Kamu tahu bahwa dirimu berharga, serta punya hak yang sama dengan dirinya.
Jadi, untuk kamu-kamu yang sedang jatuh cinta sedalam-dalamnya, jangan sampai cinta membutakan semua ya. Karena cinta yang sehat dan (mungkin) bisa bertahan lama, adalah cinta yang dewasa. Cinta yang sejalan dengan logika.