Apakah kamu harus bersama dengan orang yang membuatmu memiliki rasa? Banyak orang, sepertinya, punya pemikiran seperti itu. “Kalau berpisah, namanya nggak cukup sayang!” Kata mereka.
Padahal, kadang memang ada hal-hal yang memaksa kita untuk tidak hidup bersama dia yang kita sayangi. Walau kadang kita tak suka mengakuinya, kerelaan untuk melepaskan adalah kewajiban jika kamu memang mencintai. Jika kamu belum sepenuhnya sepakat, mungkin beberapa pendapat di bawah ini akan meyakinkanmu lebih jauh:
ADVERTISEMENTS
“Buat apa hidup bersama kalau ternyata banyak orang yang tersakiti melihat hubunganmu dengannya.” – Ramya, 22
Menyayangi seseorang nggak lantas membuatmu berhak jadi orang yang egois. Kamu dan dirinya nggak bisa memaksa untuk terus bersama sedangkan banyak orang lain tersakiti ketika melihat kalian bersama. Apakah kamu yakin bisa selamanya bahagia hidup bersamanya, sedangkan orang-orang terdekatmu terluka ketika melihatmu bersama dia?
Alasan ini pun sering menjadi alasan kenapa kalau kita sayang sama seseorang, kita nggak harus ngejalanin hidup sama dia. Kita tahu gimana rasanya memendam rasa sayang kita ke orang yang kita sayangi. Tapi adakah yang lebih menyakitkan ketika kita melihat orang tuamu sedih karenamu?
Jika alasan orang tuamu nggak menyetujui hubunganmu dengannya karena alasan yang masih bisa dikompromikan, mungkin kamu masih bisa melakukan berbagai macam cara untuk bisa meluluhkan hati mereka. Tapi jika kamu merasa keadaan memang sulit, percayalah pada orang tuamu. Kamu tahu apa yang kamu mau, tapi orang tuamu juga tahu apa yang baik untukmu.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
“Terkadang kamu bisa jadi sangat posesif pada orang yang kamu sayangi.” – Monza, 25
Sayang nggak selamanya bisa jadi sebuah hal yang positif. Perasaan sayangmu pada seseorang bisa saja jadi sebuah mimpi buruk bagi orang yang kamu sayangi. Ada kalanya kamu menyayangi seseorang terlalu dalam, sampai kamu pun lupa kalau orang itu bukan barang.
Sebuah rasa cinta dan kasih sayang harus menyisakan sebuah jarak. Tanpa adanya jarak, mungkin kamu akan kehilangan waktu untuk berpikir positif tentang hubunganmu. Rasa sayangmu membuatmu jadi berlaku posesif padanya. Tetapi apabila kamu bisa memberi jarak, kamu jadi bisa punya waktu untuk berpikir dan belajar untuk percaya pada pasanganmu.
Apalah artinya hidup bersama jika dirimu ternyata adalah mimpi buruk baginya? Untuk apa memaksakan untuk terus bersama-sama jika kamu adalah racun dalam kehidupannya?
ADVERTISEMENTS
“Ada nilai-nilai tertentu dalam dirimu dan dia yang nggak bisa dikompromikan lagi.” – Memey, 24
Saat kamu tahu ada satu ada beberapa nilai-nilai yang paling mendasar dalam hidupmu udah nggak bisa lagi dikompromikan bersamanya, pada saat itulah kamu harus sadar kalau kamu memang nggak bisa bersamanya. Perbedaan nilai yang kamu yakini dan dirinya membuatmu mengalah pada keadaan meskipun sesungguhnya kamu nggak rela.
Contohnya adalah perbedaan keyakinan atau prinsip hidup. Dimana kamu tahu bahwa dua hal tersebut adalah nilai-nilai penting yang mendasari hidupmu. Ibarat sebuah rumah, dua hal tersebut merupakan pondasi dan kerangkanya, dan kamu nggak akan sanggup jika harus memugarnya hingga harus merubah bentuk pondasi hidupmu. Dalam kasus ini, berpisah adalah jalan terbaik.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
“Cocok bukan berarti kamu harus bersama dengannya.” – Sekar, 23
Kamu pernah merasa sangat cocok, nyambung, dan nyaman dengan seseorang. Tapi, keadaan itu nggak serta-merta menimbulkan kewajiban buatmu untuk bersama-sama dengannya. Meskipun kamu sayang sama dia, hal itu belum tentu akan bertahan selamanya. Rasa sayang itu berkembang, berubah, dan bisa saja malah hilang ketika kamu dan dia sudah bersama.
Kamu dan dia mungkin sekarang cocok banget dan saling sayang, tapi belum tentu juga ‘kan kalian nggak akan pernah bertengkar kalau terus bersama-sama?
“Buat apa maksa kalau sebenarnya dia memang nggak sayang sama kamu.” – Ani, 25
Setiap orang punya hak untuk mencintai dan menyayangi seseorang yang memang bebenar dia sayangi. Kamu berhak menncintai seseorang yang kamu cinta, tapi kamu juga harus ingat kalau orang yang kamu cinta juga punya hak yang sama denganmu. Kamu harus bisa menerima dengan lapang dada ketika ternyata dia nggak sayang padamu.
Buat apa kamu harus memaksakan hidup bersama-sama jika ternyata dia nggak sayang sama kamu? Akan jauh lebih menyakitkan saat kamu tahu dia hanya berpura-pura menyayangimu. Lebih baik mengikhlaskan. Rasa sayang itu nggak bisa dipaksakan.
“Ada beberapa hubungan yang memang nggak bisa dilanjutkan ke jenjang selanjutnya.” – Ayu, 26
Kamu sayang dan sempat merajut jalinan asmara bersama-sama dengannya, tapi sebenarnya ada masalah besar antara kamu dan dia. Kalian mungkin selalu berpura-pura kalau semua baik-baik saja, tapi pada akhirnya masalah itu akan muncul lagi. Sejauh apapun kalian lari, pada akhirnya kalian akan kembali ke titik yang sama lagi.
Misalkan, kamu dan dia punya keyakinan yang berbeda. Meskipun pada awalnya kalian nggak mempermasalahkannya, pada akhirnya kamu dan dia nggak bisa berkompromi. Dan kamu dan dia sadar kalau hubngan ini memang nggak bisa dilanjutkan lagi. Kamu dan dia masih sayang dan ingin bersama, tapi kamu dan dia lebih memilih untuk saling mengikhlaskan satu sama lain demi kebaikan masing-masing.
“Siapa tahu kamu nggak benar-benar sayang dengannya.” – Ogi, 24
Mungkin dia yang sayang kamu, dan mungkin ternyata kamu nggak sesayang itu padanya. Kamu selalu bilang padanya bahwa kamu menyayanginya, padahal kamu hanya kasihan kepadanya. Kamu terpaksa menerimanya dan menjalani hubungan bersama-sama, dengan harapan nantinya kamu akan mencintainya karena terbiasa.
Ya, mungkin itu bisa terjadi tetapi kamu harus ingat bahwa membuat sebuah kemungkinan untuk bisa terjadi perlu dibutuhkan sebuah usaha yang keras juga. Dan jika ternyata kamu nggak bisa melakukannya, untuk apa kamu memaksakan dirimu untuk pura-pura mencintainya.
“Kalian saling sayang, tapi kalian nggak mau berkomitmen.” – Vera, 27
Sayang sih sayang, tapi apa gunanya kalau kamu dan dia nggak mau saling berkomitmen. Kamu nggak akan bisa hidup bersama dengan seseorang yang nggak mau berkomitmen denganmu. Hidup bersama tanpa adanya komitmen adalah kotak Pandora yang tinggal menunggu dibuka. Kalau memang dari awal nggak mau berkomitmen, berarti kamu sudah tahu risikonya kalau nanti dirinya bisa-bisa meninggalkan kamu.
“Buat apa bertahan dalam sebuah hubungan yang nggak bisa memberimu masa depan?” – Puput, 25
Kamu sendiri yang paling tahu mana yang baik dan tidak buatmu. Termasuk urusan cinta. Bagaimanapun juga kamu harus tetap memelihara logikamu, jangan biarkan dirimu buta karena cinta. Cinta yang buta akan membuatmu nabrak di tengah jalan.
Cinta yang baik adalah cinta yang bisa membuatmu bahagia dan menjadi orang yang lebih baik. Jangan mengatasnamakan cinta jika kamu membiarkan masa depanmu hancur. Kalau keadaannya seperti ini, meskipun sayang kamu harus rela untuk meninggalkannya.
“Kamu sayang dan bertahan bersama dia, tapi kamu kehilangan dirimu sendiri.” – Naya, 28
Sayang itu berarti kamu dan dia bisa saling menerima. Kalau dia nggak bisa menerimamu, bisa jadi kamu rela untuk menjadi pribadi palsu demi membuatnya senang. Kamu selalu berpura-pura untuk jadi seseorang yang sempurna di mata dia.
Jika seperti itu, kamu nggak hanya membohongi dia, tapi juga diri sendiri. Kamu nggak sayang pada dirimu yang asli. Bagaimana bisa kamu lebih menyayangi orang lain daripada dirimu sendiri? Bukankah menjadi diri sendiri adalah hal yang paling membahagiakan bagi dirimu?
Kita nggak bisa menutup mata jika ada beberapa hubungan yang memang nggak bisa dijalani bersama-sama. Rasa sayang itu bisa diartikan lewat banyak hal, termasuk mengikhlaskan hubunganmu demi sesuatu yang lebih baik. Kamu boleh saja menganggap semua ini omong kosong. Tapi mungkin kamu akan paham ketika kamu sendiri yang mengalaminya.