Kayaknya kamu itu sapioseksual deh.
Aku mengernyitkan dahi. Sapioseksual, istilah yang baru sekali mampir di telingaku. Obrolan beberapa tahun silam itu masih jelas dalam ingatan. Seorang teman menyebutku sapioseksual. Meski cuma dugaan yang nggak berbasis ilmiah, pendapat itu diamini oleh teman yang lain.
Tapi, aku nggak suka. Kadang kamu merendahkan orang lain.
Walaupun belum paham soal sapioseksual, awalnya aku pikir sebutan itu bermakna positif. Namun, kalimat lanjutan yang diucapkan membuatku kaget. Berbeda dengan pernyataan awalnya yang membuatku tersenyum kecil, kini aku sedikit tersinggung. Merasa terlukai, aku pun menuntut penjelasan. Aku nggak mau dipandang buruk tanpa adanya alasan yang jelas.
Ternyata, aku dianggap sapioseksual karena menyukai seseorang dari kecerdasannya. Temanku nggak terganggu jika selama ini aku cenderung menjadikan kecerdasan sebagai faktor utama ketertarikan seksual maupun romantis pada orang lain. Eh, tapi… ada satu hal yang paling nggak disukai oleh temanku, yaitu sikapku yang sudah menyebalkan dan menyakiti orang lain. Katanya, aku tak jarang merendahkan orang lain karena semata menilai kecerdasan seseorang yang tak sesuai harapanku.
Kami nggak sampai bertengkar waktu itu. Usai obrolan singkat itu, aku memilih ‘menepi’ dulu. Bahkan, aku sengaja meluangkan banyak waktu untuk belajar soal sapioseksual. Ketika sendiri, aku lebih banyak merefleksikan perilaku dan sikapku selama ini.
ADVERTISEMENTS
Mengenal sapioseksual dan asal-muasalnya. Oh, ternyata ini bukan orientasi seksual, tapi sekadar…
Soal-menyoal definisi sapioseksual, sebenarnya masih jadi perdebatan. Jika ditelusuri dari asal katanya, sapioseksual ini terdiri dari bahasa Latin, yakni sapere yang berarti bijak; akal sehat. Kemudian, kata sapio disandingkan dengan kata “seksual”.
Pandangan pertama melihat sapioseksual sebagai orientasi seksual. Seperti yang diungkapkan oleh terapis seks dan hubungan, Casey Tanner nih. Melansir Mind Body Green, sapioseksual adalah orientasi seksual yang ditandai dengan ketertarikan yang kuat pada kecerdasan. Lantaran menyukai dan menghargai intelektualitas, sapioseksual mengutamakan kecerdasan ketimbang penampilan fisik atau kepribadian seseorang.
Nah, penjelasan Kryss Shane, seorang pekerja sosial berlisensi yang menyuarakan hak-hak kaum minoritas, nggak jauh berbeda dengan Casey. Namun, Shane nggak melihat sapioseksual sebagai orientasi. Menurutnya, sapioseksual adalah sekadar cara orang menunjukkan atau mengembangkan ketertarikannya pada orang lain. Sapioseksual bisa dialami oleh siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan. Sementara itu, orientasi seksual merupakan perihal identitas gender.
Namun, kita nggak langsung jadi sapioseksual hanya karena memiliki ketertarikan pada orang cerdas. Melansir Alodokter, bila kita masih mempertimbangkan wajah/rupa, bentuk tubuh, dan sifat, maka kita bukan sapioseksual.
ADVERTISEMENTS
Punya kecenderungan tertentu yang khas dan unik, inilah ciri-ciri seseorang yang termasuk sapioseksual
Berbeda dalam hal ketertarikan pada orang lain, sapioseksual mempunyai karakteristik yang unik dan khas. Menukil iheart Intelligence, sapioseksual mempunyai 10 ciri-ciri ini:
ADVERTISEMENTS
Kamu sedang membaca konten eksklusif
Dapatkan free access untuk pengguna baru!