Artikel ini terinspirasi dari kisah @dyah_kalpikaa. Pemenang #30HariTerimaKasih Challenge. Hayo, sudahkah kamu cukup bersyukur hari ini?
Tidak perlu datang terburu-buru. Ambil waktu sebanyak yang kamu mau. Kamu boleh bebas menjajal semua keriaan yang ditawarkan dunia, menjadi sedikit nakal sebagai pria, sebelum saatnya nanti kita saling menemukan mata lalu berhenti tanpa banyak bertanya.
Jangan khawatir saya meranggas dimakan sepi hanya karena harus bertahan sendiri. Gadis yang kelak kamu dampingi ini sudah khatam menghadapi semua hal yang menyayat hati. Saya tidak akan hancur hanya karena harus bertahan sebentar lagi.
Jangan datang terburu-buru. Datanglah saat memang siap dan mau. Sampai saat itu, saya akan sabar menunggu.
ADVERTISEMENTS
Gerbong kesepian bagi saya sudah seperti teman. Kesendirian bukan kutukan. Saya tak akan jadi lembek hanya karena hidup tanpa pasangan
Bukannya tidak butuh ada yang mendampingi. Namun sedari dulu saya yakin bahwa membuka hati tak jauh beda dari sakralnya sebuah prosesi. Jika bisa, seumur hidup ia hanya dilakoni sekali. Pada orang yang memang telah dipilih dan diamini.
Saya tak pernah keberatan melakoni semua hal sendiri. Menjajal tempat makan baru, belanja, nonton, sampai memeriksakan diri ke dokter sering saya hadapi tanpa ada yang menemani. Apakah tidak sepi? Ah, picik sekali ‘kan kalau kita menghentikan hidup hanya karena hati belum ada yang mengisi?
Selama ini saya bertahan kokoh jadi makhluk solitary. Tapi jangan membayangkan hidup yang saya jalani ini sepi. Saban hari saya disibukkan oleh kegiatan menyusun balok-balok mimpi. Supaya kelak lebih ringan diajak berlari waktu kamu akhirnya mendatangi.
ADVERTISEMENTS
Menunggumu datang tak beda dari proses meditasi. Dalam etape sunyi ini, justru saya temukan sisi paling jujur dalam diri
Sementara kawan-kawan saya mengeluhkan kesendirian mereka, saya justru menghadapi kenyataan dengan biasa saja. Hari-hari tetap saya jalani dengan wajar, target dan kesibukan terus saling mengejar. Saat rasa kesepian datang suara di belakang rasionalitas saya bersiul memanggil si tegar. Lalu kembali, keteguhan itu berpendar.
Lagipula kesendirian ini sesungguhnya tidak begitu mengerikan. Justru di dalamnya bisa saya temukan ruang eksplorasi dan kebebasan. Sebelum kamu tiba, saya bebas mencoba apapun yang saya suka. Mulai dari memulas muka, menjajal profesi yang membuatmu mengerutkan mata, sampai join ke social club yang mempertemukan saya dengan orang-orang baru yang tak kalah hebatnya.
Menunggumu, bagi saya, tak jauh beda dari proses meditasi. Dalam tiap hela nafas yang saya tarik ada keheningan yang mengantar saya menemukan diri sendiri. Kamu memang belum di sini. Namun kamu pula yang membuat saya mengenal sisi paling jujur dalam diri, bahkan sebelum memutuskan berhenti mencari.
ADVERTISEMENTS
Datanglah pada waktu terbaik yang diamini semesta. Jangan khawatir pada hati dan keyakinan saya. Mereka tak akan meranggas di bawah sana
Saya sudah terbiasa menyirami hati dan harapan-harapan baik yang saya siangi sendiri. Menaburkan beberapa jumput pupuk jika memang mereka sudah tampak tidak sehat sekali. Lalu menunggu dengan sabar sampai kebaikan muncul dari hal yang saya tanam selama ini.
Kamu tak perlu khawatrir pada hati dan keyakinan saya jika dibiarkan menunggu terlalu lama. Saya pastikan, mereka tak akan meranggas di bawah sana. Justru mereka kini sedang segar-segarnya, menunggumu tiba untuk menyemainya.
Datanglah di saat paling tepat menurut semesta. Saya tak akan memaksamu atau mendikte Tuhan agar waktu itu segera tiba.
Sampai nanti kamu datang, saya berjanji akan bertahan.