Hampir setiap orang berpikiran, mempertahankan hubungan itu salah satu bentuk kesuksesan kalian sebagai pasangan. Meski pada kenyataanya kamu atau dia sama-sama merasa tak bahagia. Salah satu dari kalian ada yang selalu menuntut ini itu, ada juga yang sering bersikap seenaknya seperti berkata atau berperilaku kasar. Nggak jarang juga kalian terlibat perselisihan.
Dibilang capek, kamu sendiri sering bingung kenapa bisa bertahan dengan dia dan hubungan ini. Kalau diingat-ingat lagi, sebenarnya ada banyak hal yang semakin membuatmu heran. Kalau terjebak dalam hubungan seperti ini, sebaiknya kamu mulai bertanya lagi pada diri sendiri. Yakin masih mau meneruskan hubungan ini?
ADVERTISEMENTS
1. Berbeda pendapat memang wajar, tapi kalau keseringan bukankah itu tanda kalau visi yang kalian punya berbeda
Dari dua kepala yang berbeda sudah pasti ada pemikiran yang juga berbeda. Kadang kamu maunya begini, tapi dia justru maunya begitu. Kalau sudah berbeda pendapat seperti ini, seringnya kalian bertengkar, kerena memang tak ada yang mau kalah.
Dulu perbedaan pendapat ini rasanya biasa dan wajar. Tapi lama-lama kamu jadi berpikir, jika perbedaan ini merupakan tanda ketidakcocokan kalian. Bagaimana bisa cocok kalau hal sepele saja udah sering kali berbeda, apalagi urasan visi ke depannya?! Padahal bagian dari kendaraan sukses hubungan itu kan persamaan visi yang akan diwujudkan kelak.
ADVERTISEMENTS
2. Sudah tak mempedulikanmu layaknya pasangan, dia juga sering sekali mementingkan dirinya sendiri
Nggak cuma seenaknya meminta tolong kepada kamu. Sering juga dia meminta kamu memprioritaskan dirinya, tanpa pernah mau tahu kondisi dan situasi dirimu ini. Mau kamu sesibuk apa dengan pekerjaan, atau pusing dengan masalah yang menimpa keluargamu, dia mana pernah peduli dengan itu. Paling dia hanya akan basa-basi, seperti tanya kabar hari atau pekerjaanmu. Setelahnya jawabmu atas pertanyaan lewat saja seperti angin.
Sikap tak peduli dan seenaknya ini yang sering kali membuat kamu berpikir, kalau dia sebenarnya tak cukup sayang denganmu sebagai pasangan. Cowok yang cuek setengah mati aja nggak akan seegois dia.
ADVERTISEMENTS
3. Terlalu sering khawatir dan membesar-besarkan hal sepele, seolah dia tak bisa percaya denganmu
Memperlakukanmu seperti anak kecil yang belum bisa menjaga diri, atau dikit-dikit curigaan jika kamu pergi dengan temanmu. Kadang dia tanggapannya pun berlebihan saat kamu sibuk dan lupa membalas pesan. Tak jarang juga dia menuduhmu macam-macam di belakangnya. Membuatmu merasa melakukan kesalahan yang kamu sendiri tak tahu apa itu. Padahal selama ini kamu benar-benar berusaha untuk menjalani hubungan dengan sebaik-baiknya dan juga mengerti dia.
ADVERTISEMENTS
4. Bukannya sama-sama berbenah, kalian justru mencoba saling mengubah pasangan yang jauh dari diri mereka sendiri
Kamu jangan pakai baju itu deh, aku nggak suka modelnya terlalu old shcool banget.
Jangan makan banyak-banyak nanti kamu gendut lho. Aku nggak suka cewekku terlalu gemuk!
Kamu tuh cewek, daripada naik gunung terus mending belajar masak aja. Biar bisa masakin aku.
Belum juga jadi suami istri, tapi semua hal tentangmu sudah diatur-atur. Buatmu sebagai pasangan dia memang berhak memberi pendapat dan membantu berbenah diri, tapi tidak dengan mengatur-atur secara berlebihan. Toh selama ini kamu tak melakukan hal-hal salah atau tak baik.
Seharusnya dia juga lebih bisa menerimamu dengan segala usahamu untuk berbenah. Bukan seperti sekarang mengubahmu jadi orang lain yang dirimu sendiri tak mengenalnya. Apa yang dia lakukan ini pun sudah bukan lagi sebentuk perhatian, tapi lebih ke pengaturan terhadap apa yang dia mau.
ADVERTISEMENTS
5. Ternyata selama ini cuma kamu yang membangun mimpi untuk hubungan ke depannya, sedangkan dia hanya menjalani saja
Tujuan kamu menjalin hubungan dengan dia sudah jelas untuk sama-sama membangun masa depan bersama. Di harapanmu dia pun berpikiran yang sama. Apalagi di umur yang sudah matang ini, di saat semua orang selalu bertanya soal rencana kalian membawa hubungan ke tingkat selanjutnya. Hanya saja, mimpimu itu tinggal mimpi, saat kamu tahu dia selama ini masih dengan prisip “jalani saja dulu hubungan ini” tanpa pernah tahu ke depannya seperti apa.
Ada rasa kecewa, kesal dan juga sedih, tapi sayang kamu kadang terlalu takut untuk kehilangan dia. Membuatmu terus berdiam dalam keadaan yang tak membahagiakan ini. Padahal sudah seharusnya hubunganmu ini dilepaskan. Selalu sulit memang melepaskan perasaan yang sudah terbangun tinggi. Tapi, bukankah lebih sulit lagi, jika kamu harus bertahan dengan sesuatu yang tidak pasti?