Suatu saat kamu mendapatkan undangan pernikahan yang namanya sangat kamu ingat di masa lalu. Tertera di sana nama mantan kekasihmu bersanding dengan pasangan pilihannya. Dan ia ingin kamu hadir untuk ikut merayakan hari bahagianya. Lantas kamu terdiam memandangi secarik kertas bertuliskan nama orang yang penuh kenangan itu. Entah kenapa, kamu merasa ada rasa yang mengganjal di hati meski sebenarnya sudah lama berpisah dengannya, bahkan kini kamu telah memiliki penggantinya.
Dalam kondisi seperti ini, kamu perlu mengambil kendali dan mengontrol pikiran agar nggak terlalu larut dalam kenangan. Memang rasanya nggak nyaman, tapi ini bukan alasan untuk bertindak bodoh seperti halnya curhat panjang lebar di medsos atau mengasihani diri sendiri. Beberapa cara ini akan membantumu untuk lebih legawa dan nggak lagi menganggap dunia tak adil hanya karena ditinggal menikah oleh mantan kekasih.
ADVERTISEMENTS
1. Perasaan mengganggu yang menyelinap dalam hatimu perlu kamu kenali, pahami, dan kendalikan terlebih dahulu
Wajar saja jika ada perasaan aneh yang membuatmu teringat kembali momen-momen manis di masa lalu, kemudian sedih dan merasa nggak berarti. Sebelum berlarut-larut, cobalah untuk mengenali rasa itu, pahami proses emosinya, apakah itu ego atau cinta. Faktanya mungkin bisa bikin kamu sakit, kecewa, bahkan marah. Tapi tolong, selesaikanlah lebih dulu. Berdamailah dengan diri sendiri juga keadaan, lantas biarkan semuanya berlalu. Tak usah lagi membuka luka masa lalu.
ADVERTISEMENTS
2. Jika kamu merasa tak bisa menyelesaikannya sendiri, menceritakan perasaanmu ke teman dekat bisa membantu
Mungkin saja kenangan tentangnya begitu kuat melekat di kepala, sayangnya, wajib hukumnya untuk melepaskan rasa aneh yang mengganjal dan bikin nggak nyaman itu. Kalau kamu merasa nggak bisa menyelesaikannya sendiri, cobalah untuk menceritakan kegundahan hatimu ke teman dekatmu. Bercerita akan membuat perasaanmu lebih lega. Dengan bercerita, kamu akan mendapat energi tambahan yang menguatkan hatimu untuk merelakan sang mantan dan tentunya agar kamu tetap berpikir rasional.
ADVERTISEMENTS
3. Menahan diri untuk nggak membandingkan dirimu dengan calon pasangan sang mantan, apalagi membayangkan pernikahannya
Kamu dan calon pasangan mantan adalah dua orang yang jauh berbeda. Kamu adalah masa lalunya, sedang sang calon pasangan adalah masa depannya. Setiap kalian punya ‘harga’ masing-masing yang nggak layak untuk dibandingkan. Dengan si dia menikah duluan bukan berarti kamu kalah. Itu berarti dia sudah bertemu jodohnya dan kamu masih diberi waktu untuk memilih mana yang terbaik. Jadi jangan berkecil hati. Membandingkan dirimu dengan calon pasangannya hanya akan mengacaukan pikiran dan membuatmu semakin merana.
ADVERTISEMENTS
4. Orang lain boleh saja berkomentar negatif, pastikan kamu tetap tenang dan nggak mudah terusik
Bukan nggak mungkin jika orang-orang yang mengenal kamu dan mantanmu akan menanyakan perihal undangan itu. Disengaja atau nggak, akan ada momen-momen di mana mereka menyinggung dan menanyakan komentarmu mengenai pernikahan mantan. Bersiaplah untuk menghadapi hal ini. Pastikan kamu tetap tenang dan nggak terusik dengan komentar-komentar yang dilayangkan padamu. Biarlah mereka yang punya pandangan negatif, namun kamu tetap berprasangka baik pada mantan.
ADVERTISEMENTS
5. Bagaimana pun kamu sekarang, sedikit banyak sang mantan turut andil di dalamnya. Berterima kasihlah padanya
Diri kamu sekarang adalah apa yang telah kamu lalui 4-5 tahun ke belakang. Bagaimana masa lalumu, hal itu turut membentuk kamu sebagai kamu yang sekarang, termasuk juga mantanmu. Selalu ada pembelajaran baik yang terselip dalam setiap hubungan. Sadarilah dan berterima kasihlah pada setiap orang yang datang dalam hidupmu. Jadi, nggak ada alasan untuk menyimpan dendam terhadap mantan, ada baiknya kamu berprasangka baik padanya dengan menyambut baik kabar bahagianya juga.
ADVERTISEMENTS
6. Belajarlah ikut berbahagia atas pernikahan sang mantan, dan yakinlah bahwa kamu pun kelak akan lebih bahagia darinya
Yakin dan jujurlah pada diri sendiri bahwa kamu bahagia untuk pernikahan mantanmu. Terlebih jika selepas berpisah dulu, kamu masih bisa berteman dengannya. Tentu bukanlah hal sulit ‘kan turut merasakan kebahagiaannya? Sadarilah bahwa pernikahan bukan soal perlombaan, bukan soal siapa yang lebih cepat. Siapa pun yang menikah lebih dulu juga bukan ukuran siapa yang lebih bahagia. Yakin dan percayalah, kamu juga akan lebih bahagia dari mantanmu sekarang.
Sementara saat ini kamu masih sendiri, belum kunjung dilamar atau melamar, terimalah kenyataan bahwa sang mantan telah menemukan tambatan hatinya dan menikah lebih dulu. Kamu bukannya kalah atau tergantikan, tapi kalian memang nggak ditakdirkan untuk bersama. Kebetulan saja mantanmu yang menemukannya lebih dulu, dia sudah move on dan punya hubungan baru yang serius. Kini giliranmu melakukan hal yang sama. Semangat!