Mantan Pelaku Ungkap 4 Risiko FWB yang Tak Terduga. Siap Menanggungnya?

“Mending nggak usah FWB-an deh kalau nggak siap menanggung risikonya,” ujar Renata (nama samaran).

Bentuk relasi Friend with Benefits (FWB)  sedang populer akhir-akhir ini. Nggak sulit menemukan ruang dunia maya yang berisi pengakuan atau curhatan para pelakunya. Jika diperhatikan, rata-rata curhatan para pelaku FWB nggak jauh-jauh dari aktivitas seksual. Namun, realitas ini segera dibantah oleh Renata yang mengaku sudah pensiun dari dunia per-FWB-an.

Menurutnya, FWB nggak seindah bayangan banyak muda-mudi zaman sekarang. Sebaliknya, sebagai mantan pelaku FWB, Renata justru nggak menyarankan bentuk relasi ini, apalagi kalau cuma fokus pada aktivitas seksual saja. Bila menengok beberapa tahun ke belakang, istilah FWB lebih general dan nggak melulu tentang aktivitas seksual. Secara istilah, FWB zaman dulu mungkin lebih dikenal dengan TTM (Teman tapi Mesra).

Nah, Renata nggak melarang siapa pun melakukan FWB. Bukankah setiap orang memiliki pilihan hidup dan keputusannya sendiri? Namun, dia ingin berbagai beberapa hal yang sering diabaikan oleh pelaku FWB. Sedikit bocoran nih, ada tanggung jawab besar di balik bayangan FWB yang menyenangkan.

Yuk, simak perspektif Renata tentang FWB dalam ulasan ini. Siapkan diri dan ekspektasi karena bisa jadi WFB di bayanganmu nggak sesuai dengan realitas FWB yang sebenarnya.

ADVERTISEMENTS

1. FWB bukan relasi alternatif untuk menghindari komitmen, justru dibutuhkan komitmen yang kuat

Ada pandangan salah kaprah yang selama ini terbentuk di bayangan sebagian besar pelaku FWB. Kesalahan interpretasi tentang konsep WFB akhirnya menyebabkan sejumlah masalah tak terduga. Jadi, kebanyakan orang menjalani FWB karena merasa bebas dari komitmen dan tanggung jawab. Karena ikatannya bukan relasi resmi seperti pacaran, pelaku mungkin merasa lebih leluasa berlaku seenaknya dalam relasi FWB.

Sayangnya, anggapan tersebut nggak benar. FWB sama seperti relasi lain yang membutuhkan komitmen dan batasan yang jelas. Kamu dan doi harus menyepakati banyak hal untuk menjaga relasi FWB dan meminimalisir kesalahpahaman. Kalian harus bisa berkomitmen untuk nggak saling melibatkan perasaan atau mencampuri urusan masing-masing, misalnya.

Ingat, ya, FWB memang bukan relasi pacaran. Namun, baik FWB maupun pacaran membutuhkan komitmen bersama agar relasinya berjalan sehat. Jangan jadikan FWB sebagai pelarian untuk menjalin relasi tanpa komitmen sebab ekspektasi tersebut sangat mustahil.

Beberapa topik yang harus clear sebelum kalian menjalani FWB:

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini