Selama ini mungkin kita terlalu sibuk berkegiatan di luar rumah. Nongkrong dengan teman, pacaran, atau bekerja setiap harinya. Sementara di dalam rumah, ada sosok malaikat yang semakin jarang kita temui, ialah sosok Ibu yang selalu bersedia menyediakan pelukan hangat untuk anak-anaknya.
Ibu adalah sosok kuat di balik keberhasilanmu saat ini, dengan doa yang tak pernah putus, dengan kata-kata penyemangat yang selalu meneguhkan, beserta cinta untukmu yang tiada habisnya. Sebagai anak, pernahkah terpikirkan untuk membuatnya bangga? Atau malah memikirkan keadaannya saja jarang?
Menepilah sejenak dari segala rutinitasmu saat ini, tanyakan 5 hal ini pada dirimu sendiri. Sudahkah kamu melakukan hal-hal ini untuk Ibu?
ADVERTISEMENTS
1. Ibu memang tak pernah memaksamu untuk mendapat nilai yang sempurna. Namun, sudahkah kamu belajar dengan giat seperti keinginannya?
Mengenyam pendidikan memang melelahkan. Tapi tidak pernah sebanding dengan lelahnya orangtua mencari uang untuk segala biaya pendidikanmu.
Katanya Ibu adalah pemaksa paling tangguh perihal pendidikan anak-anaknya. Seolah kamu sebagai anak diwajibkan memiliki nilai sempurna. Padahal, yang sebenarnya Ibu inginkan hanyalah melihatmu giat belajar setiap harinya. Karena Ibu pun pasti paham kalau anaknya sudah bekerja keras, maka ia tak pernah memaksakan hasil sempurna.
Pahamilah bahwa dibalik keinginan Ibu melihatmu rajin belajar terselip harapan agar kamu bisa meraih apa yang kamu cita-citakan. Ibu menginginkan anaknya menjadi lebih daripada dirinya, dan itulah yang membuatnya kerap memaksamu untuk belajar lebih giat.
ADVERTISEMENTS
2. Atau ketika kamu sudah bekerja, Ibu tak pernah menginginkan sepeser pun uang gajimu. Tapi tak ada salahnya untuk menyenangkan hatinya
Ibu memang tidak menginginkan uang gajimu, dia mungkin akan menolak bila kamu memberikan pendapatan tersebut padanya. Tapi tidak ada salahnya untuk menunjukkan rasa terimakasih dengan cara yang lain, dari hasil kerja kerasmu sendiri. Salah satunya memberikan hadiah yang memang dia butuhkan.
Harga hadiah yang kamu berikan itu memang tidak akan bisa menandingi pengorbanan Ibu selama ini. Tapi setidaknya, hal ini menunjukkanmu usahamu untuk membuat Ibumu bahagia.
ADVERTISEMENTS
3. Ibu tak pernah minta dibantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Tapi sesekali meringankan bebannya, tak akan membuatmu kewalahan
Bekerja seharian tentu melelahkan. Harus bisa kejar target sekaligus tahan banting mendengar omelan atasan yang seolah tak ada habisnya. Mungkin buatmu, hanya kamu yang lelah dan penat karena bekerja di kantor. Namun, pernahkan kamu memikirkan betapa lelahnya Ibu selama ini?
Ibu memang tidak bekerja di balik komputer dengan deretan angka dan harus kejar target setiap harinya. Tapi Ibu bekerja dari pagi buta bahkan sampai kamu sudah terlelap di malam hari. Tugas rumah, mulai dari memasak, cuci baju dan cuci piring, hingga mungkin merapikan kamar tidurmu.
Apa hatimu tak tergugah melihat Ibu melakukan semuanya sendirian? Sekadar membantunya membuat sarapan setiap pagi sebelum berangkat bekerja, atau membantu mencuci piring setelah makan. Meski tak bisa setiap hari, tapi setidaknya bisa meringankan bebannya beberapa saat.
ADVERTISEMENTS
4. Teman pertamamu adalah Ibu. Dan kini, kamu adalah satu-satunya teman yang dimiliki. Menyempatkan berkunjung dan berbincang, membuat Ibu merasa dihargai
Sejak dalam perut, Ibu adalah teman untukmu. Hanya Ibu yang mengajakmu berbincang, ketika kamu masih belum bisa bicara dan hanya bisa menangis setiap hari. Ibu juga yang mengajarimu dengan sabar bagaimana caranya makan, berjalan, sampai ia rela tidak tidur karena menjagamu yang ketika masih kecil kerap sakit demam.
Ibu adalah sahabat pertama yang kamu miliki, jauh sebelum kamu mengenal teman-teman bermainmu sendiri. Dan setiap hari kamu tumbuh, menjadi seseorang yang pandai bergaul dan memiliki banyak teman. Sementara kini, Ibu hanya memilikimu sebagai teman dalam hidupnya.
Andai kamu tahu, Ibu juga ingin mendengar setiap curahan hatimu. Tentang betapa beratnya pekerjaan kantor yang mesti kamu hadapi, atau tentang kisah cintamu yang selalu gagal bersemi. Kunjungilah Ibumu sesekali, ajaklah ia berbincang seperti kamu berbincang dengan sahabatmu, buatlah ia merasa ada dan kamu hargai hanya lewat cerita yang kamu bagikan.
Pastikan Ibu tak pernah merasa kesepian, karena ketika kamu masih dalam pangkuan, ia tak pernah membiarkan kamu sendirian.
ADVERTISEMENTS
5. Jangan hanya memikirkan pacar, Ibu pun kian tua dan renta. Tentu membutuhkan perhatianmu lebih daripada sebelumnya
Memang sudah masanya kalau kamu kini kerap galau dan sedih karena pacar, karena kamu sedang memasuki masa pubertasi, dimana yang ada dalam pikiranmu hanyalah seputar pacar atau lawan jenis.
Tak pernahkah kamu sadari, bahwa Ibumu pun juga semakin tua dan lemah. Ia mulai sakit-sakitan walau tak ia nampakkan kelemahannya di hadapanmu. Namun, bukan berarti Ibu tak membutuhkan perhatianmu lagi.
Justru semakin hari, kamu harus semakin memperhatikan Ibu. Soal kesehatan sampai apa yang ia makan setiap hari. Ia mungkin masih bisa mengurus dirinya sendiri, tapi ia tak sekuat dulu ketika masih mampu menggendongmu kemaapun kakinya melangkah. Ingatlah bahwa di hidupmu tidak hanya tentang pacar, ada sosok Ibu yang jauh lebih berharga untuk kamu beri perhatian. Karena bagaimana pun juga, Ibu adalah sosok yang menjadikan dirimu seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENTS
6. Kasih Ibu sepanjang masa. Dan tanyakan pada dirimu sendiri, bersediakah merawat Ibu ketika beliau tak sesehat dulu?
Kamu pasti pernah mendengar bahwa “Kasih Ibu sepanjang masa dan kasih anak sepanjang pengalah” yang artinya kasih sayang Ibu akan selalu ada untuk anaknya, sementara kasih sayang anak pada Ibu seolah ada batasannya.
Ketika masih kecil, bahkan mungkin ketika kamu sedewasa ini, Ibu selalu bersedia jadi perawat saat kamu sakit. Ibu juga orang nomor satu yang mengkhawatirkan keadaanmu, kapanpun. Karena untuk Ibu, kamu akan selalu jadi anak kecil manja yang membutuhkannya.
Namun, bagaimana bila Ibu yang tiba-tiba jatuh sakit? Bersediakah kamu merawatnya seperti ketika ia merawatmu? Kamu akan direpotkan sepanjang waktu, menyuapi, membantunya pergi ke toilet sampai menjaganya ketika ia terlelap. Mampukah kamu membuktikan bahwa kasih sayang seorang anak, pun juga sepanjang masa pada Ibunya?
Tanyakan pada dirimu sendiri, sudah berhasilkah menjadi seseorang seperti harapan Ibumu sendiri? Apa masih terdengar keluh kesah ketika beliau sekadar meminta tolong padamu? Tanyakan pada dirimu sendiri, mampukah membuat Ibu tersenyum di sepanjang hari tuanya, walau hanya dengan cara yang sederhana?