Menjalani sebuah hubungan romantis sepantasnya jadi hal yang melegakan. Dengan partner di sisi hidupmu akan terasa lengkap. Kamu akan punya seseorang yang bisa diajak berdiskusi tentang segala hal. Setelah mengakhiri hari yang panjang, ada dia yang bisa digapai untuk melepas lelah bersama.
Tapi tidak jarang cinta akan terasa tidak lengkap, saat orang yang kamu cintai tidak bisa diterima oleh keluarga dan sahabat-sahabatmu. Jika dihadapkan pada situasi semacam ini, apa yang harus kamu lakukan? Haruskah kamu memperjuangkan perasaanmu, atau mengikuti saran orang terdekatmu?
Disini Hipwee akan paparkan kenapa kamu tidak perlu mengorbankan keluarga dan sahabatmu hanya demi cinta.
ADVERTISEMENTS
1. Cinta yang Baik Harusnya Bisa Jadi Perekat Bagi Kehidupanmu
Hubungan yang tidak disepakati oleh keluarga dan sahabat-sahabatmu tentu patut ditinjau ulang. Jika hanya ada satu atau dua orang yang tidak setuju, kamu bisa beralasan kalau ada salah paham antara pasangan dan orang-orang terdekatmu. Tapi kalau hampir semua orang keras menentang, maka besarkan hatimu untuk melihat hubungan kalian lebih dalam.
Ini akan terdengar filosofis, tapi bukankah cinta yang baik sepatutnya melekatkan sisi-sisi kehidupanmu agar lebih tertata rapi? Hubungan personal sepatutnya jadi amunisi untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Kalau saat penjajakan saja sudah mendapatkan tentangan dan membuat hidupmu kacau, apa kamu masih yakin mau melanjutkan?
ADVERTISEMENTS
2. Keluarga dan Sahabat Tentunya Lebih Mengenalmu Luar Dalam
Wajar kalau kamu merasa sulit melepaskan pasangan yang tidak disetujui oleh keluarga dan kawan-kawan baikmu. Saat sedang jatuh hati kamu memang merasa bahwa dialah satu-satunya orang yang bisa menerimamu. Kamu hanya takut hancur jika melepaskan ikatan yang selama ini membuatmu bisa bergelung nyaman.
Cinta membuat matamu setengah tertutup. Hey, pasanganmu ini baru mengenalmu dalam jangka waktu sekian persen dari seluruh kehidupanmu loh! Sementara keluarga dan sahabat-sahabatmu sudah mendampingi langkah hampir di sepanjang hidupmu.
Ketidak setujuan mereka tidak bisa begitu saja diacuhkan.
ADVERTISEMENTS
3. Saat Kamu Merasa Mereka Egois, Sebenarnya Mereka Hanya Sedang Berusaha Melindungimu
Sangat natural jika kamu merasa dipercundangi oleh orang-orang terdekatmu. Bagaimana bisa mereka memintamu melepaskan sumber kebahagiaan yang membuatmu hidup? Kamu akan merasa mereka sangat egois dan tidak peduli pada dalamnya perasaan yang kamu rasakan.
Tapi sesungguhnya, sikap mereka yang kamu kecam itu justru bentuk dari perhatian yang akan kamu syukuri nantinya. Jika keluarga dan sahabat-sahabatmu egois, mereka akan diam saja sambil menunggu hal yang mereka khawatirkan atas hubunganmu dan pasangan terjadi.
Walau saat ini belum terasa manfaatnya, perlindungan mereka akan kamu syukuri suatu hari nanti.
ADVERTISEMENTS
4. Keluarga dan Sahabat-Sahabatmu Pasti Punya Alasan yang Rasional
Kamu boleh berontak dan tidak mengikuti saran orang-orang terdekatmu saat mereka sama sekali tidak punya alasan rasional. Jika tidak setujunya mereka terhadap hubunganmu dan pasangan hanya didasari oleh alasan remeh macam, “Dia jelek” atau “Dia gak naik mobil” — maka kamu berhak melawan balik.
Tapi jika mereka punya alasan yang rasional dan fundamental, seperti pandangan tentang ketidak cocokan sikapmu dan pasangan atau pendapat bahwa masa depan kalian tidak akan beririsan ; kamu perlu mempertimbangkan pendapat mereka sebelum membawa hubungan ke arah yang lebih serius.
Maka ada baiknya untuk tidak menghadapi penolakan keluarga dan sahabat-sahabatmu dengan sikap defensif. Duduklah dengan kepala dingin dan tanyakan alasan apa yang membuat mereka tidak bisa mendukung hubungan yang sedang kamu jalani.
ADVERTISEMENTS
5. Keputusan untuk Tidak Mendukungmu adalah Keputusan yang Berat bagi Keluarga dan Sahabatmu
Apakah kamu pernah berpikir diluar kepentingan hatimu sendiri? Oke, kamu memang sakit hati saat mengetahui orang-orang yang kamu sayangi tidak mendukung hubungan romantis yang sedang kamu jalani. Sangat wajar kok kalau kamu kecewa pada mereka dan merasa paling menderita.
Tapi pernahkah kamu berusaha berpikir dari posisi yang berbeda? Bagaimana rasanya jadi keluarga dan sahabat-sahabatmu, saat mereka harus bisa tegas mengambil sikap untuk menolak hubungan yang membuatmu bahagia? Ketika mereka jadi orang yang kamu tentang dan terus salahkan?
Bukankah itu keputusan yang berat?
Secara tidak langsung, mereka sedang mengibarkan bendera perang pada orang yang mereka sayangi. Dan mustahil rasanya jika keputusan yang punya kemungkinan membuat hubungan hangat yang selama ini dijalani retak tidak punya alasan kuat dibaliknya.
ADVERTISEMENTS
6. Mereka Cuma Ingin yang Terbaik untukmu
Pada akhirnya, apapun yang mereka lakukan saat ini tidak akan membawa keuntungan langsung ke kehidupan mereka. Kalau kamu berhasil lepas dari hubungan yang tidak punya masa depan, siapa coba yang untung? Kamu juga kan?
Keluarga dan sahabat-sahabatmu sebenarnya hanya kebagian peran sebagai wasit penjaga yang sering disalah artikan sikapnya ketika mengeluarkan kartu merah untuk men-skors seorang pemain. Sayangnya, pemahaman bahwa penolakan yang mereka tunjukkan adalah untuk kebaikanmu sendiri sering tidak disadari oleh kamu yang sedang kasmaran.
Sementara kamu sibuk terus mempertahankan hubungan dan memusuhi orang-orang yang kamu sayang, disaat yang bersamaan sebetulnya kamu sedang mejauhkan kesempatanmu sendiri untuk bisa bahagia.
7. Orang yang Berada di Luar Hubungan Lebih Bisa Memberikan Penilaian Secara Objektif
Walau kamu bersikeras mengatakan kalau kamu adalah pribadi yang rasional, tapi saat sedang jatuh cinta siapapun bisa berubah jadi orang bodoh. Lubang-lubang dalam hubungan akan tertutup oleh manisnya perlakuan pasangan. Cinta membuat kamu menutup mata atas kesalahan dan kekurangannya.
Justru, mereka yang tidak terlibat langsung dalam hubungan lah yang bisa secara objektif memberikan penilaian. Orang-orang terdekatmu tidak punya investasi perasaan sebesar dirimu. Mereka punya pandangan yang lebih jernih untuk menilai apakah hubungan yang sedang dijalani memang memiliki masa depan.
Dalam keadaan rasional kamu pasti juga akan memberikan saran yang sama kok pada dirimu sendiri. Hanya saat ini kamu sudah melibatkan hatimu terlalu dalam, hingga tidak lagi bisa memberikan penilaian yang netral.
8. Saat Sedang Jatuh Cinta, Kamu Memang Akan Bebal dan Keras Kepala
Penolakan kerasmu ke keluarga dan sahabat bukan semata-semata karena pendapat mereka salah. Tapi bisa jadi lebih disebabkan oleh rasa engganmu melepaskan perasaan hangat yang ditimbulkan karena keberadaan pasangan. Kasarnya, lebih baik kamu sakit deh daripada harus melepaskan dia yang membuatmu bahagia.
Ini justru jadi penguat kenapa kamu harus mendengarkan sahabat dan keluargamu. Tidak dengan mudah mengorbankan mereka hanya untuk menuruti perasaan yang bergejolak di dalam hati. Semua orang yang sedang jatuh cinta memang akan jadi bebal dan keras kepala.
Kamu membutuhkan suara mereka yang cukup mengenalmu untuk tahu apa yang kamu butuhkan. Tapi juga cukup berani memberi tahumu ketika ada hal yang tidak sesuai dengan jalan yang selama ini kamu rintis dalam hidup.
Peran itu hanya bisa dilakukan keluarga dan sahabat yang sudah lama mendampingimu.
9. Kalau pun Dilanjutkan, Yakin Kamu dan Pasangan Akan Bahagia?
Dalam sebuah komitmen serius, cinta bukanlah satu-satunya mata uang yang menjamin lancar dan langgengnya sebuah hubungan. Restu dan dukungan orang-orang terdekat jadi hal yang mutlak dibutuhkan. Pada akhirnya kamu tidak akan bisa hidup hanya berdua kan?
Bayangkan masa depanmu, ketika kamu mengorbankan hubungan dengan keluarga dan sahabat hanya untuk melanggengkan hubungan cinta yang sedang kamu jalani. Ketika hubungan romantismu mencapai titik terendah, kepada siapa kamu harus kembali?
Apakah kamu siap selamanya pasang badan untuk jadi penengah ketidak cocokan antara keluarga, sahabat dan pasanganmu? Yakin kamu bisa tetap bahagia dengan hubungan yang tidak harmonis itu?
10. Tidak Pernah Ada “Mantan Sahabat” dan “Mantan Keluarga”
Dalam kamus hubungan personal, keluarga dan sahabat tidak akan pernah pergi dari hidupmu. Berbeda dengan kekasih yang bisa datang dan pergi. Mereka lah yang akan menerimamu apa adanya, meski kamu sedang brengsek-brengseknya.
Orang tuamu selamanya akan jadi orang tuamu. Begitu pun dengan ikatan persahabatan yang selama ini terjalin dengan erat. Kasih sayang pada mereka selamanya tidak akan bisa dihilangkan. Mereka akan terus jadi bagian dari hidupmu.
Kamu akan tetap hancur saat memutuskan mengakhiri hubungan dengan pasangan, tapi percayalah — hatimu akan lebih hancur ketika hubungan persahabatan dan keluargamu runtuh hanya karena masalah cinta.
11. Pada Akhirnya, Hidupmu Bukan Milikmu Sendiri
Semakin dewasa kamu harus menyadari bahwa kamu tidak hanya bertanggung jawab pada kebahagiaanmu sendiri. Ada perasaan orang-orang terkasih yang juga perlu kamu jaga. Ada ekspektasi dan harapan mereka yang juga perlu kamu wujudkan.
Hidup tidak lagi sesederhana mengikuti kata hati, mengejar cinta yang kamu rasa paling membuatmu lupa diri. Hidup bukan hanya tentang kamu. Kekecewaan keluarga dan sahabat juga akan jadi lubang yang tidak pernah bisa dihilangkan dari dirimu.
Kamu akan jadi manusia dewasa yang paling egois di dunia, jika mau mengorbankan kasih sayang tulus dari keluarga dan sahabat hanya demi cinta yang bisa pergi kapan saja.
Keluarga dan sahabat memang jadi bagian penting dalam kehidupan. Semoga dengan artikel ini kamu bisa lebih bijak menyikapi pendapat dan masukan mereka. Semoga kehidupan personal dan romantismu tetap membuatmu nyaman!