Katanya, jatuh cinta tak memandang usia. Tapi kok masih banyak yang nyinyir, ya, kalau mendapati perempuan yang punya pasangan lebih muda?
“Lu ngapain sih Ndin pacaran sama anak kecil gitu? Pria seumuranmu sudah nikah semua ya?”
“Apa enaknya sih lu pacaran sama berondong? Bukannya berasa jadi babysitter gitu malahan?”
Komentar semacam itu tidak karuan banyaknya saya terima. Padahal, tahukah kamu, kalau saya, mewakili-suara-perempuan-perempuan-yang-punya-pasangan-lebih-muda, sejatinya juga bahagia? Saya punya alasan-alasan kenapa memilih dia sebagai pasangan saya. Tidak semua yang kamu prediksikan itu benar-benar terjadi pada hubungan kami.
ADVERTISEMENTS
Sebab usia hanyalah perihal angka, bukan patokan apalagi keharusan bahwa yang tua selalu lebih dewasa
Dewasa itu tidak melulu perkara usia. Ada seseorang yang dipaksa dewasa karena luka, lantaran keadaan, dan beragam hal lainnya. Tapi emang ada juga sebagian orang yang usianya sudah dua digit, tapi kelakuannya masih kekanak-kanakan. Salah siapa? Tidak ada yang salah, karena tua itu pasti dan dewasa itu pilihan.
Jadi, masih mau komentar soal hubungan kami? Dia, yang sedang berjalan bersama saya, yang bersamanya saya menjalani hari, yang padanya saya menitipkan hati, yang kalian sebut itu anak kecil karena angka di usianya lebih sedikit dibanding saya, belum tentu tidak dewasa. Apalagi kalian sama sekali tak mengenalnya. Tolong berpikirlah lebih luas. Sebab menilai tanpa benar-benar tahu persoalan, bukankah itu tidak dewasa juga?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Ada hal-hal yang tak bisa saya dapatkan dari mereka yang sepantaran, atau bahkan lebih tua. Bersamanya yang lebih muda, bisa membuat jiwa keibuan saya lebih peka
Secara tidak sadar, menjalin cinta dengan pria yang lebih muda atau yang kamu sebut berondong itu, bisa mendorong saya untuk lebih dewasa. Jika bersama pasangan, khususnya yang lebih tua, perempuan identik dengan bermanja-manja. Bersamanya yang lebih muda saya dituntut untuk ngemong dia. Kadang memang sifat labil si berondong bisa mempengaruhi saya, tapi saya jadi terdorong buat bisa membawa dia ‘ke arah yang lebih dewasa’.
Bersamanya, saya bisa menjadi pendengar yang baik. Saya sama sekali tidak segan mendengarkan apa yang dia keluhkan. Bersamanya, saya belajar bahwa tidak hanya perempuan yang butuh didengar, pria pun demikian. Kamu seringkali bilang, karena saya lebih tua, dia akan menjadikan saya “tong sampah”nya, karena dia lebih sering galau daripada saya. Tapi, apa saya salah kalau bersamanya saya merasa nyaman dan tak perlu berpura-pura?
ADVERTISEMENTS
Untuk saya yang tipe koleris, saya jatuh hati padanya karena sifat penurutnya, karena sifat patuhnya, dia jauh lebih menghormati saya
Sifat dan sikapnya yang demikian membuat saya mudah luluh. Memang, ada sih sebagian atau kebanyakan yang lebih suka karakter laki-laki pembangkang alias suka membantah dan tidak suka disuruh-suruh. Tapi, sebagian pula, seperti saya, akan sangat bangga jika mereka menurut saja. Dia, yang jauh lebih muda, mampu membuat perempuannya merasa dibutuhkan dan dominan. Rasa itulah yang tidak saya temukan pada pria-pria lainnya yang lebih tua.
ADVERTISEMENTS
Bersamanya, saya merasa lebih awet muda. Tak salah ‘kan jika saya dengan sadar memang memilihnya?
Dengan dia yang masih muda, hidupnya sudah tentu akan dipenuhi semangat dan lebih energik daripada saya atau pria lain yang lebih tua. Bersamanya, secara langsung atau tidak, saya bisa tertular semangat dan jiwa mudanya. Dia juga seringkali mengajak saya melakukan aktivitas bersama yang biasa dia lakukan bersama kawan-kawannya, agar saya jadi terbiasa dan tidak ada perbedaan yang berarti diantara kami. Nah, karena saya sering bergaul dengan orang yang lebih muda dan tahu perkembangan anak muda dari waktu ke waktu, jadi berasa lebih muda deh.
ADVERTISEMENTS
Mungkin benar kalau kamu bilang dia belum terlalu memikirkan masa depan, tapi itu justru bisa bikin saya tak diburu-buru pernikahan. Saya jadi punya waktu untuk diri sendiri
Dari segi usia, iya dia memang masih harus banyak membekali diri sebelum berbicara mengenai masa depan. Sehingga, itu jugalah yang membuat saya dan dia masih berangan-angan liar seperti berkeliling dunia bersama, pergi ke bulan berdua, atau hal-hal yang dianggap konyol lainnya. Saya, sangat sadar bahwa belum bisa menuntut dia untuk segera meminang atau datang meminta kepada dua orangtua. Itu sama sekali masalah, sungguh tak masalah, justru masa-masa inilah yang saya nikmati untuk lebih menghargai hidup saya sendiri. Saya jadi punya kesempatan untuk maksimal dalam pengembangan diri.
Walaupun kamu melihat hanya dengan sebelah mata, percayalah aku bahagia bersamanya
Sifatnya, memang terbilang masih kekanak-kanakan dan sedikit konyol. Hal ini membuat saya jadi mudah tersenyum melihat segala tingkahnya. Karena usia juga, dia yang lebih muda memiliki perbedaan sudut pandang dan jelaslah jika hal ini lebih mewarnai sebuah hubungan.
Ada sebuah hal yang tak akan kamu rasakan jika tak pernah berpacaran dengan yang kalian sebut berondong tadi. Ada sebuah rasa bangga dan kagum ketika si berondong bisa lebih dewasa dan bertumbuh ke arah yang lebih baik. Tak perlu ada kata yang terucap, tapi dari senyumnya saja kamu sudah tahu, dia berterima kasih pada saya, padamu yang juga mau dan setia padanya, yang sudah mengajarkan tentang kehidupan.
Berhasil tidaknya sebuah hubungan, bukan ditentukan pada berapa usia pelaku-pelaku di dalamnya. Tapi bergantung pada rasa saling yang tercipta di dalamnya. Mau lebih tua atau lebih muda, namanya tetap cinta. Siapa yang bisa menebak cinta akan datang pada dia ternyata masih lebih muda darimu? Selama itu tak menyalahi aturan dan kalian nyaman menjalaninya, rasanya tak jadi masalah.