Sudah menjalin cinta cukup lama dengan dia, namun tak kunjung dihalalkan juga, tentu banyak cemasnya. Sementara di saat yang sama, teman-teman dekatmu sudah pada menjadi istri dan ibu rumah tangga. Selayaknya cewek kebanyakan, kamu pun jadi ingin segera dihalalkan. Kamu pun sudah mencoba berkali-kali untuk mengode pacar, namun yang dikodein nggak kunjung ‘ngeh’ juga. Mau putus dan mencari pacar baru, kamu udah keburu malas untuk beradaptasi dengan orang baru. Gamang deh…
ADVERTISEMENTS
1. Awalnya kamu santai saja dengan hubungan yang belum jelas akhirnya, namanya juga udah sayang ~
Sejak awal kamu dan dia memang membina hubungan yang santai. Kamu pun nyaman menjalaninya bersama dia. Alasan sederhananya, kamu dan dia sama-sama nggak saling menuntut. Kalian pun memegang teguh prinsip jalani saja. Tak ada target kapan nikah seperti pasangan kebanyakan. Bagi kalian, selama satu sama lain masih saling nyaman, maka hubungan pun dalam zona aman.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Sampai akhirnya teman sepermainan sudah pada naik pelaminan, kamu pun mulai bimbang
Suatu ketika kamu menyadari bahwa hampir semua teman-temanmu sudah berkeluarga. Kamu semakin menyadari keadaan tersebut kala berkumpul bersama teman-temanmu. Diantara mereka ada yang sudah menggendong anak-anak yang lucu dan riuh dengan obrolan seputar rumah tangga. Sedangkan kamu, masih suka pusing malam minggu ini mau kencan kemana sama pacar. Seketika kamu yang tadinya santai saja soal pernikahan, jadi ingin segera dihalalkan. Galau pun mulai melanda.
ADVERTISEMENTS
3. Liat anak kecil lucu nan menggemaskan, bawaannya ingin segera dihalalkan. Tapi, dia tak kunjung melamar 🙁
Keinginan untuk segera menjadi istri dan ibu tambah menjadi, kala kamu melihat balita-balita gemuk nan menggemaskan. Bayangan ketika menggendong bayi hingga mengganti popoknya pun tetiba hadir dalam benakmu. Membayangkannya saja sudah membahagiakan. Kalau sudah begini, kamu semakin ingin untuk disegerakan.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Orangtua makin sering nanya kapan nikah, di saat bersamaan cowokmu masih enggan bicara pernikahan.
Ibu: Kamu kapan nikah?
Tante: Udah umurmu, lho.. Masa kamu mau pacaran terus? Kaya ABG aja
Kamu: (nikah? gue juga pengennn.. Tapi dia nggak kunjung ngelamar!)
Karena usiamu (katanya) sudah sangat tepat untuk membina rumah tangga, wajar jika orangtua dan keluarga membanjirimu dengan pertanyaan kapan nikah. Kalau sudah begini, kamu bingung mau jawab apa.
Siapa yang nggak ingin nikah? Siapa nggak kepingin jadi istri dan ibu rumah tangga? Cowok gue nggak kunjung melamar juga 🙁
5. Makin galau manakala kamu ingat umur yang makin bertambah di tengah hubungan yang tak juga berkembang
Bukan hanya karena kamu ingin segera jadi istri dan ibu saja yang membuatmu ingin segera nikah. Ada faktor lain yang membuatmu ingin segera dihalalkan. Yup, karena diusiamu saat ini adalah usia yang tepat untuk menikah. Pertimbangan lainnya adalah soal kesuburan dan reproduksi. Umurmu saat ini adalah saat yang paling tepat bagi seorang wanita untuk memiliki keturunan. Jika tak kunjung menikah, bisa-bisa keburu tua dan kesehatan reproduksimu udah nggak mendukung lagi buat punya momongan. Kalau sudah memikirkan hingga fase ini, kamu jadi semakin galau deh.
6. Sesekali kamu udah berusaha untuk mengode si dia. Sayangnya nggak bikin dia sadar juga.
Mengode si dia? Sudah berkali-kali kamu lakukan. Dari mulai yang sifatnya becandaan, hingga yang sifatnya sindiran. Entah kenapa, dia tak pernah menanggapi hal tersebut. Kalau kamu menyetir pembicaraan ke arah sana, dia hanya diam saja. Dia tetap dengan wajah yang tenang tanpa memberi jawaban atas keresahanmu. Kamu pun jadi bermain dengan kemungkinan. Pilihannya ada dua, dia yang benar cuek atau dia hanya belum siap untuk menikah.
7. Sempat terlintas dalam benakmu untuk putus saja. Tapi kamu malas mencari dan beradaptasi dengan orang yang baru.
Nggak hanya sekali kamu berpikir untuk mengakhiri hubunganmu dengan dia. Alasannya kamu udah terlalu malas dengan hubunganmu yang semakin tak ada kejelasan. Namun, ada satu hal yang bikin kamu memilih untuk tetap menjalin cinta dengannya. Karena kamu malas untuk memulai segalanya dari awal. Yup, ketika kamu memutuskan untuk putus dari dia dan mencoba menerima orang baru, secara otomatis kamu pun harus berkenalan dari awal lagi dengan yang baru.
8. Pada akhirnya pasrah dan berpikir positif menjadi jalan keluarnya. Sembari menyimpan harap agar dia segera menghalalkan.
Meski tenggelam dalam kegalauan, kamu berusaha untuk tetap berpikir positif dengan dia. Kamu memilih menunggu dan bersabar sekali lagi. Kamu percaya bahwa dalam setiap tahap hubungan selalu ada jalan sendiri. Kamu pun memilih tak terburu-buru lagi. Sembari terus berharap dan berdoa.
Bisa saja dia diam tak menanggapi kodeanmu, lantaran dia sedang fokus mempersiapkan masa depan bersamamu. Hanya saja dia tak mau mengumbar dulu. Mungkin juga dia seorang cowok yang nggak suka banyak bicara, tetapi lebih cenderung langsung bertindak. Sebut saja namanya dalam doa. Panjatkan doa, semoga kamu dan dia benar berjodoh.
Pacaran lama belum menikah juga, memang bikin hati tak tenang. Apalagi saat kamu melihat teman sepermainanmu sudah resmi berumah tangga. Tapi keputusan kembali lagi ada di tanganmu, memilih bertahan atau berubah haluan?