Kalau dulu zaman masih sekolah dan tinggal serumah dengan orangtua, ngabarin orangtua udah jadi agenda wajib kita sebelum pergi ke mana pun. Dari mulai ngabarin bakal pulang sore lantaran les mata pelajaran, sampai izin pulang agak larut karena mau mampir ke rumah teman. Tujuannya sih biar nggak bikin khawatir mereka. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, intensitas kasih kabar ke orangtua jadi berkurang. Alasan paling umum adalah karena kesibukan atau “Yaelah, udah gede ini. Ngapain dikit-dikit lapor sama orangtua,”
Tanpa disadari menginjak usia dewasa, kamu jadi lebih cuek sama orangtua. Kalau nggak ada urusan yang maha penting, kayaknya kamu sering absen menghubungi mereka. Pun saat kangen melanda, kamu lebih suka mendoakan mereka ketimbang mengungkapkannya secara gamblang via telepon.
Bilang kangen ke pacar gampang, tapi ngucapin kangen sama orangtua susahnya minta ampun. Anak muda.
ADVERTISEMENTS
1. Bagi kamu, berkabar dengan orangtua itu seperlunya. Pas kalau ada hal yang sangat penting aja
Sekalipun kamu kangen sama orangtua dan menghubungi mereka, kamu nggak punya nyali buat mengungkapkan langsung. Paling hanya sekadar tanya kabar dan percakapan pun berakhir singkat. Memang dasarnya kamu orang yang cuek, bilang kangen ke orangtua menjadi hal yang sukar untuk kamu ungkapkan.
Hal yang bisa membuatmu kasih kabar ke orangtua biasanya karena ada hal yang super penting untuk kamu kabarkan ke mereka. Misalnya, mendadak kamu harus membeli text book yang harganya lumayan mahal, tenggat waktu bayar SPP yang tinggal menghitung hari, atau karena kamu tiba-tiba ditugaskan ke luar negeri. Jarang banget kamu berkabar dengan orangtua untuk sekadar saling bertanya “Sudah makan atau belum?”.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu yakin kalau orangtua menaruh kepercayaan yang utuh kepadamu. Tanpa perlu diingatkan, mereka yakin kamu bisa jaga diri
Kalau dibandingkan dengan temanmu yang lain, kamu terbilang yang paling jarang menghubungi orangtua. Teman-temanmu bisa setiap hari berkabar dengan orangtuanya saat hendak pergi ke mana, bahkan (biasanya cewek) kerap diwanti-wanti untuk nggak pulang malam.
Berbeda dengan mereka, kamu bisa dengan bebasnya pergi ke manapun tanpa perlu minta izin ke orangtua. Karena orangtuamu sendiri termasuk yang nggak khawatiran. Mereka percaya ke mana pun kamu pergi, kamu selalu bisa jaga diri. Jadi mereka santai saja meski kamu kasih kabar seminggu sekali.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Terbiasa hidup jauh dari orangtua, menempamu jadi pribadi yang mandiri. Selama masalah bisa kamu atasi sendiri, pantang ngrepotin orangtua lagi
Hal ini biasanya kerap dialami oleh kamu yang anak rantau. Entah kenapa kamu merasa sangat cengeng saat menelepon orangtua hanya untuk bilang kamu lagi sakit. Kalau sakitnya sampai di rawat inap sih, wajar kalau kamu bilang. Tapi, kalau hanya sekadar masuk angin atau sakit perut biasa, rasanya terlalu manja kalau kamu langsung mengeluhkan rasa sakitmu ke orangtua.
Selagi kamu bisa mengobati dirimu sendiri, kamu enggan curhat ke mereka. Sebisa mungkin kamu mengabarkan mereka berita yang membahagiakan saja, seperti misalnya IPK-mu yang naik tingkat atau baru saja dapat promosi jabatan. Hal-hal yang pada akhirnya membuat hati mereka lega bahwa melepasmu bukanlah sesuatu yang patut disesali.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Dibesarkan di lingkungan keluarga yang cuek membuat jalinan komunikasi dengan orangtua memang hanya sebatas tanya kabar dan petuah singkat dari mereka. Tapi buatmu itu sudah cukup mengena
Bisa jadi sikapmu yang cuek pada orangtua, memang didasari didikan mereka. Karena sedari kecil komunikasimu dengan orangtua memang terbatas pada topik-topik tertentu saja. Seperti misalnya tentang nilai rapormu atau kegiatanmu di sekolah. Pun saat kamu pergi beberapa hari ke luar kota untuk acara sekolah, orangtuamu jarang sekali menghubungi, apalagi bilang kangen.
Berbeda dengan teman-temanmu yang sehari bisa tiga kali ditelepon oleh orangtuanya, bahkan orangtua mereka nggak sungkan bilang rindu. Jadi nggak aneh deh saat mereka dewasa, komunikasi mereka dengan orangtua begitu intens. Kamu justru sebaliknya, kasih kabar ya seperlunya.
5. Memang kamu jarang kasih kabar ke orangtua, tapi setidaknya kamu tak pernah absen mendoakan mereka
Nggak harus berkabar setiap waktu untuk menunjukkan kalau kamu sayang dan rindu pada orangtua. Menyebut nama mereka di setiap doamu sudah lebih dari cukup. Doa segala yang terbaik untuk mereka. Meski kamu sering sungkan kalau bilang kangen ke mereka, setidaknya doa yang selalu kamu panjatkan ini jadi bukti bahwa kasih sayangmu ke orangtua juga tak pernah luntur. Meski kini jarak memisahkan kamu dan kedua orangtuamu. Kamu pun selalu diam-diam berharap, bahwa suatu saat nanti bisa membuat mereka bangga padamu.
Jarang menghubungi bukan berarti nggak sayang sama orangtua. Sebaliknya, kamu memilih untuk mementingkan kesibukan agar kelak kamu bisa membahagiakan mereka dari hasil jerih payahmu selama ini.