Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Wah, hebat banget udah pacaran 7 tahun! Trus ke depannya mau nikah kapan?

Udah putus 🙁

Banyak orang beranggapan bahwa semakin lama menjali hubungan, pasti akan semakin kuat sebuah jalinan. Hal itu tak sepenuhnya benar. Pada kenyataannya, ada beberapa kasus di mana semakin lama berpacaran justru semakin kehilangan rasa dan masing-masing peran.

Ada juga yang tak lagi merasakan gereget dalam hubungan. Entah karena merasa sudah saling mengenal, atau terlalu sering melakukan hal yang sama. Untukmu yang pernah pacaran lama namun akhirnya bubaran, beberapa hal ini pasti sudah pernah dirasan. Di antara sakit dan kecewa, tetap ada satu pelajaran berharga yang bisa kamu ambil hikmahnya.

ADVERTISEMENTS

1. Awalnya seperti kebanyakan pasangan, kamu juga berharap hubungan ini bisa dibawa ke pelaminan

Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Awalnya manis, seperti kebanyakan pasangan via www.afistfullofbolts.com

Seperti kebanyakan pasangan, kamu dan dia pada awalnya juga bahagia. Tertawa bersama saat saling bertatap muka hingga bertengkar kecil saat masalah sepele menghampiri. Hubungan ini terasa normal, hingga kamu berani mulai menyusun mimpi untuk terus bersamanya sampai akhir hayat nanti. Baru menyusun mimpi-mimpi saja rasanya seakan dibawa terbang tinggi. Tak berbayang olehmu bagaimana jika nanti mimpi itu benar-benar kalian jalani.

ADVERTISEMENTS

2. Tapi nyatanya hubungan ini harus berhenti di tengah jalan. Mimpi membangun keluarga kecil dengannya harus dikubur dalam-dalam

Benar kata orang, tak perlu tinggi-tinggi bermimpi. Agar saat terjatuh sakitnya tak akan perih sekali. Agaknya kamu udah termakan karma karena bermimpi terlalu tinggi. Hubungan yang bertahun-tahun kalian jalani mau tak mau harus berhenti sampai di sini. Kamu dan dia terpaksa harus meninggalkan status ‘yang dicinta’. Tembok dan fondasi yang dibangun untuk masa depan juga harus rela kalian robohkan kembali. Kini kalian hanya dua orang yang saling kenal tanpa ada rasa apa-apa lagi. Hanya dua rasa yang tertinggal di dalam hati, sedih dan kecewa.

ADVERTISEMENTS

3. Rasa sedih dan kecewa itu pasti. Apalagi orangtua dan keluarga kalian sudah saling mengenal satu sama lain dengan baik

Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Kedua keluarga udah dekat via www.afistfullofbolts.com

Sedih? Pasti.

Kecewa? Tak perlu ditanya

Kedua rasa tersebut melebur saat kamu dan dia tak kuasa lagi untuk bersama. Ditambah lagi rasa bersalah kepada dua keluarga yang mulai mengenal baik satu sama lain. Pilihan ini menurut kalian sudah tepat diambil. Sebelum keluargamu dan keluarganya saling bertukar pendapat tentang hari baik di masa depan.

ADVERTISEMENTS

4. Jika ditanya penyebabnya, kamu sendiri tak bisa menjawabnya dengan pasti. Tapi yang jelas kalian merasa asing dengan sosok yang bertahun-tahun ada di sisi

Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Asing

Terlalu fokus merajut mimpi membuatmu tak lagi peduli dengan laju hubungan. Tahun demi tahun berganti, rasa cinta sebenarnya masih tersisa, tapi sedikit sekali. Lantas apa yang membuat kalian memilih untuk bubar jalan sebelum janur kuning dilengkungkan, tanya mereka. Jujur kamu atau dia tak memiliki jawaban pasti. Hanya satu yang membuat kalian yakin untuk berjalan sendiri-sendiri. Kalian kehilangan peran masing-masing pasangan. Sampau akhirnya yang tertinggal hanyalah perasaan asing dengan sosok yang selama bertahun-tahun menemani ini.

Banyak yang menyayangkan, tapi kalau dipaksa bertahan, hanya akan ada kepura-puraan.

ADVERTISEMENTS

5. Omongan orang yang berniat menghibur, justru membuatmu semakin terpuruk dan jatuh lebih dalam lagi

Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Menghibur tapi buatmu terluka

“Sabar ya, kamu pasti kuat melalui semua ini,”

Atau

“Kamu gadis baik. Pasti akan ada pengganti dirinya suatu saat nanti,”

Omongan tersebut memang menghibur untuk didengarkan. Namun jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam kamu sebenarnya ingin menangis lagi. Hatimu sama sekali tak terhibur, justru semakin sakit dan terpuruk lebih dalam. Rasanya lebih baik orang lain tak mencoba menghiburmu daripada diberi pukpuk gratis tapi malah menyesakkan pikiran dan hati.

ADVERTISEMENTS

6. Ada satu titik di mana kamu merasa nggak bisa percaya lagi dengan cinta. Setelah perasaanmu diporak-porandakan tak bersisa

Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Tak percaya cinta via www.unsplash.com

Rasa sakit dan kecewa lagi-lagi kembali berulah. Kedua rasa itu seakan tak mau kamu bangkit dari sakitnya perpisahan. Yang ada kamu malah trauma dengan hubungan atau yang berbau komitmen dengan lawan jenis. Kamu bahkan berada di satu titik, di mana tak lagi mau mengenal cinta dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Sebab, kini tak ada lagi yang tersisa selain dua rasa, kecewa dan sedih tak terkira.

7. Sampai akhirnya kamu sadar, lamanya waktu berpacaran bukanlah sebuah jaminan untuk bisa menapaki masa depan

Rasanya Harus Berhenti di Tengah Jalan, Saat Sudah Pacaran Tahunan

Bukan jaminan via www.unsplash.com

Setelah merasa lelah hanya berurusan dengan hati dan perasaan, kini akhirnya kamu punya kesempatan untuk duduk dan berpikir sejenak. Lamanya menjalin sebuah hubungan bukanlah jaminan mutlak untuk bisa melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi. Mimpi akan masa depan yang sudah disusun rapi juga bukan jaminan pasti. Kedua hal tersebut justru bisa menjadi bumerang bagi kalian. Terlalu lama pacaran bisa buat kalian bosan dan kehilangan sosok yang dulu dicintai sampai mati. Terlalu tinggi bermimpi juga buatmu kehilangan esensi dari hubunga.

Dari hubungan yang sudah tak berlanjut ini kamu mendapatkan sebuah pelajaran berharga. Masa depan kalian berdua nggak selalu ditentukan oleh lama tidaknya waktu berpacaran. Ada hal-hal lain yang harus dijaga dan dikembangkan bersama agar kapal ini bisa terus berlayar menuju tujuan hidup yang telah ditentukan sejak awal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.