Aku tak pernah tahu dari mana semua ini bermula. Barangkali sejak kali pertama kita bertatap mata. Yang barangkali baru terasa setelah lima atau enam kali momen persimpangan yang kita lakukan dalam diam. Namun, kata pertama yang kau ucapkan kala itu pun tak mengubah keadaan. Rasa aneh dalam dada ini terus menyebar, dan ketika kusadari, aku sudah jatuh padamu terlalu dalam.
Kenapa tak diungkapkan? Begitu orang-orang bertanya. Sebuah tudingan bahwa, bodoh mereka yang memendam rasa diam-diam, aku salah satunya. Tapi nyali ini hanya sebesar remahan roti. Tiupan angin akan dengan mudah meniadakannya. Seandainya kepala atau hatiku dibelah, mungkin akan kamu dapati buku puisi di sana. Puisi untukmu yang suatu hari nanti akan kusampaikan, entah kapan. Kepadamu yang diam-diam kusayangi, beberapa kutipan ini mewakili hatiku sementara ini.
ADVERTISEMENTS
1. Kita bukan dua orang yang benar-benar asing. Aku mengenalmu, dan kau pun mengenalku. Namun selamanya aku adalah penonton drama hidupmu, yang kadang kecewa namun seringnya ingin menjadi seseorang di situ
ADVERTISEMENTS
2. Seperti yang kubilang, aku tak pernah benar-benar tahu kapan semua ini berawal. Cinta memang seringkali licik yang penuh tipu daya. Saat tersadar, ternyata aku sudah terjebak di dalamnya
ADVERTISEMENTS
3. Namun, cinta juga penuh keajaiban. Sebab karenanya, aku bisa melihatmu bahkan saat kamu tak ada. Cinta juga membuatku jadi orang paling dermawan, sebab rasa ini selalu kuberikan cuma-cuma meski tak ada balasan
ADVERTISEMENTS
4. Sungguh, bahagia ini menjadi sangat sederhana. Tanpa kata tanpa bicara, aku bisa berbunga-bunga hanya karena kita bertemu pandang tak sengaja. Satu atau dua detik saja
ADVERTISEMENTS
5. Aku tak pernah merasa memiliki bakat apa pun selain menyembunyikan sesuatu. Tapi aku benar-benar kagum pada diriku sendiri saat kudapati diriku tersenyum saat kamu bercerita tentang perasaanmu kepada seseorang yang bukan aku
ADVERTISEMENTS
6. Cinta memang punya beragam makna. Kadang sedih atau bahagianya tak bisa lagi kupilah, karena seringkali aku merasakan keduanya bersama-sama
7. Sempat aku berpikir untuk berhenti, saat pilu ini tak tertahan lagi. Mengapa cinta harus diucapkan bila orang bilang cinta lebih dari sekadar kata-kata?
8. Bila orang bertanya mengapa aku memilih diam, barangkali akan kusalahkan sisi pengecut dalam diriku yang terlalu berkuasa. Mengucapkannya barangkali mudah, namun apa yang harus kulakukan setelahnya jika kudapati kamu tidak merasakan hal yang sama?
9. Karenanya aku memilih untuk menunggu. Sambil menyusun buku puisi dalam diriku, dan membangun tembok nyali hari demi hari. Semoga suatu hari nanti ada yang bisa kulakukan selain menyayangimu diam-diam
10. Untuk sementara, biarkah kuhidupi harapanku dengan cara yang paling biasa. Sendari diam-diam kutemui engkau dalam doa
Cinta memang punya banyak rupa. Namun aku memilih untuk menyembunyikannya, sebab aku belum siap dengan segala gemerlapnya. Orang bisa dengan mudah bilang “yang penting dikatakan, bagaimana hasilnya, itu urusan belakangan”. Mungkin benar. Tapi nanti dulu, sebab aku masih butuh waktu untuk menempa mental agar aku siap dengan segala bentuk jawaban. Tetaplah bahagia. Soal perasaanku, tak perlu kau cemaskan.