Kadar cinta dalam sebuah hubungan memang kadang tidak seimbang. Ada kalanya kamu harus rela menjadi pihak yang mencintai lebih dalam. Sedangkan dia hanya mencintaimu sekedarnya saja. Di awal hubungan kamu boleh merasa cukup bahagia, karena kamu merasa rela berkorban untuk pasangan. Tapi akan ada masanya, kamu akan merasa kepayahan. Karena perihal mencintai tak cuma untuk kamu yang mau berkorban saja. Tapi juga bagi mereka yang mau sama-sama berusaha.
Cinta memang bukan matematika, yang tak akan selesai hanya dengan hitungan angka. Ada rasa yang kadang meletup tak tertahankan. Namun hal ini bukan alasan untuk mencintai dengan berlebihan. Cukup sekedarnya saja, agar tak sakit hati nantinya.
ADVERTISEMENTS
Biarkan cinta tumbuh perlahan, jangan ragu untuk membuat batasan. Dia yang serius tak akan pernah memaksa berlebihan
Jatuh cinta memang tidak dilarang, tapi usahalah mendapat cinta yang seimbang. Sebaiknya ketahuilah pasanganmu lebih dalam dulu sebelum menjalin hubungan yang lebih serius. Sehingga kamu tidak hanya jatuh cinta dengan fisiknya, namun dengan segala gagasannya dan apa yang dia tawarkan untuk hubungan kalian di masa depan.
Dia yang memang serius, tak akan pernah memaksamu berkorban terus-terusan dan membuatmu kepayahan. Dia juga akan bertekad untuk membuatmu merasakan pengorbanannya. Pada akhirnya hubungan yang kalian upayakan ini akan terasa adil.
ADVERTISEMENTS
Jangan hanya fokus pada dia. Duniamu isinya bukan cuma soal pasangan saja
Selain dia, kamu punya teman dan keluarga, terlebih kamu juga punya dirimu sendiri yang harus siap selalu kamu andalkan. Jadi, jangan hanya fokus padanya, lihat kemungkinan-kemungkinan yang lainnya. Jangan pernah korbankan mimpi dan kehidupan pribadimu saat sebelum bertemu dia. Jika memang dia orangnya, dia tak akan menjadi batu pemberatmu. Sebaliknya dia akan jadi motivatormu nomor satu.
Tetap jaga hubungan dengan sahabat, hobi, dan aktivitas lain yang tidak melibatkan dirinya. Jangan terlalu menggantungkan hidupmu padanya. Sebelum ada kepastian, jangan pernah jadikan ia poros hidupmu. Karena kalau dia memilih pergi, duniamu akan terasa runtuh seketika.Â
ADVERTISEMENTS
Jangan terjebak dalam hubungan untuk rutinitas belaka. Bukankah selalu ada kejutan dalam hubungan yang sempurna?
Kamu bukan robot, yang tak punya rasa jenuh. Melakukan hal yang sama berulangkali dalam jangka waktu yang panjang akan membuatmu bosan. Begitu pula dalam hubungan, kamu tak bisa menjadikannya sekedar rutinitas sehari-hari yang hanya sekedar bertemu, menghabiskan waktu bersama, lalu selesai. Hubungan yang punya masa depan, jelas selalu punya kejutan di setiap jalannya. Bagaimana kamu bisa bertahan pada dunia yang sudah monoton ini ketika hubungan yang kamu jalin tak kalah membosankannya.
Bukankah dalam hubungan yang sempurna, selalu ada kejutan di dalamnya?
ADVERTISEMENTS
Jauhi pikiran bahwa dia sumber kebahagiaan satu-satunya. Kebahagiaanmu adalah tanggung jawab dirimu sendiri
Bahagia itu kamu sendiri yang menciptakan, bukan orang lain, termasuk pasangan hidupmu kelak saat kamu sudah memutuskan menikah. Keputusan menikah tak seharusnya menjadi alasan untuk mencari kebahagiaan. Jangankan setelah menikah, ketika keputusan menikah itu datang, saat itu pula masalah mulai berdatangan. Esensi pernikahan bukan hanya soal ibadah dan kebahagiaan, melainkan mengenai pembelajaran dan pembiasaan. Sama sekali tidak mengajakmu untuk membenci pernikahan, bukan. Tapi jangan hanya terpaku pada keinginan mencari kebahagiaan lewat pasangan.
ADVERTISEMENTS
Mencintai secukupnya akan membuatmu tetap punya pegangan. Jika dia memilih pergi meninggalkan
Jodohmu sudah disiapkan, dan belum tentu dia, pasanganmu yang sekarang. Sadarilah jika semuanya hanya titipan. Jangan menghayal atau bahkan memasukkannya dalam rencana masa depan, sebelum mengetahui apakah dia pantas berada di dalam hidupmu. Perlahan, seiring berjalannya waktu, kamu juga akan mengetahui apakah dia pantas mendampingimu di masa depan.
Nantinya, mencintai sekedarnya saja ini akan menjadi pegangan untukmu. Jika di masa datang, realita tak berjalan sesuai rencana – yakni ketika dia memilih untuk pergi meninggalkan. Jangan penuhi seluruh relung hatimu untuk mencintainya. Sisakan ruang kosong, agar kamu tetap mampu berdiri saat bagian dirimu lainnya goyah.
ADVERTISEMENTS
Toh bukankah sudah menjadi rumus tetap, bahwa yang berlebihan itu akan berujung menyakitkan?