Barangkali sahabat levelnya hanya di bawah keluarga. Kalau dipikir-pikir, bisa saja kita lebih terbuka kepada sahabat dibanding pasangan. Bagaimanapun, sahabat adalah orang yang tahu pasti baik-buruknya kita luar dalam, dan bisa menerima itu semua. Kepada mereka, kita seperti motor dengan rem blong yang nggak perlu menutup-nutupi apa pun.
Lantas bagaimana bila pasanganmu adalah sahabat sejatimu? Relasi kalian jauh lebih “cair” sekaligus lebih dalam dibanding pasangan biasa. Ikatan kalian satu level di atas, dan pastinya, sudah sama-sama nyaman. Bersyukurlah bila sudah menemukan pasangan yang seperti ini, karena mereka sulit sekali dicari. Nah, bila hal-hal ini terjadi, bisa jadi pasanganmu sekarang bukan hanya pacar, melainkan sahabat terbaikmu dalam menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENTS
1. Nggak ada paksaan untuk selalu “online” ataupun teleponan setiap jam. Tapi kalian sama-sama tahu kapan harus memberi kabar
Dulu waktu pdkt dan awal jadian, obrolan di chatting bisa berjalan seharian. Semua kegiatan, dari bangun tidur hingga tidur lagi, semuanya harus dilaporkan. Satu jam nggak ada kabar, bisa memicu sebuah pertengkaran. Namun, kamu dan dia bukan tipe pasangan yang harus laporan setiap jam. Kalian sama-sama mengerti bahwa meski menjalin hubunan, masing-masing tetap memiliki kesibukan. Meski begitu, kalian juga tahu kapan harus memberi kabar dan bagaimana supaya nggak membuat khawatir pasangan.
ADVERTISEMENTS
2. Kalian punya sisi humor yang sama dan cara komunikasi yang unik. Seperti bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh kalian berdua
Sebagaimana sahabat sejati, kamu dan dia punya pola komunikasi unik yang hanya dimengerti kalian berdua. Kalian punya guyonan-guyonan internal yang mungkin akan direspons dengan alis terangkat oleh orang lain. Namun, justru itulah serunya. Kamu bisa menertawakan hal yang sama dan membahas sesuatu dengan bahasa yang berbeda dengan orang-orang.
ADVERTISEMENTS
3. Di hadapannya, kamu bisa tampil lepas dan apa adanya. Nggak ada lagi acara jaim-jaiman, ketemuan tanpa berdandan pun nggak bikin kamu ketakutan
“Eh aku di depan nih. Makan yuk?”
“Ih, aku udah pake piyama!”
“Ya udah sih, kayak sama siapa aja. Buruan, nggak usah dandan, aku laper banget.”
Di hadapan sahabat sejati, jaim seolah menghilang dari kamusmu. Nggak ada kekhawatiran bikin sahabat ilfeel apalagi menjauhimu. Kepadanya, ternyata kamu bisa melakukan hal yang sama. Kamu bisa kentut bersuara tanpa takut dia jadi ilfeel, sedang dia bisa sendawa keras tanpa khawatir dibilang “jorok”. Pokoknya di depan dia, kamu nggak pernah merasa perlu jadi sosok yang sempurna.
ADVERTISEMENTS
4. Nggak ada yang namanya kencan membosankan. Meski cuma duduk berduaan dan ngobrol ngalor ngidul pun sudah menyenangkan
“Nggak pengin nonton bioskop atau ngapain gitu?”
“Ah ngapain sih? Di sini aja, malas dandan. Tuh nonton di laptop aja kan sama aja.”
Bagi kalian, kencan nggak lagi melulu soal romantis-romantisan. Nggak perlu nonton bioskop, nonton bareng di laptop saja sudah senang. Nggak harus candle light dinner, bikin mi instan bareng saja sudah cukup seru. Bahkan, terkadang kalian nggak perlu melakukan apa-apa. Cukup duduk berdua dan duduk ngalor ngidul, sudah bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa terasa.
ADVERTISEMENTS
5. Pacaran kamu dan dia nggak cuma untuk mesra-mesraan. Kalian saling bertukar pikiran dan mengandalkan pendapat satu sama lain
Hubungan kamu dan dia juga bukan cuma soal mesra-mesraan. Bahkan bisa dihitung berapa kali kalian bilang sayang satu sama lain dalam satu bulannya. Sehari-hari, obrolan kalian bisa terjadi dengan topik apa saja. Mulai dari meme receh di sosial media, pekerjaan, politik, harga properti, sampai mimpi-mimpi tentang hidup di masa depan. Setiap kali dihadapkan pada sebuah persoalan, kalian pun saling bertukar pikiran dan pendapat. Ya, meskipun pada akhirnya keputusan tetap di tangan masing-masing orang.
ADVERTISEMENTS
6. Dibanding melempar kalimat romantis atau gombalan, kalian lebih sering ledek-ledekan. Tapi meski begitu, makin hari makin sayang
Dibanding pasangan lain, kamu dan dia mungkin paling nggak romantis. Kalau yang lain pakai panggilan sayang “beb” atau “sayang”, kalian lebih sering pakai panggilan sayang seperti “ndut”, “cuy”, atau malah “nyet”. Kalau pasangan lain saling melempar gombalan, kalian lebih sering ledek-ledekan. Bahkan kalau ada salah satu yang bersikap “terlalu romantis” jadinya malah dibilang “Iyuuuh, apaan sih? Sok sweet amat!”. Meski begitu, di balik ledek-ledekan itu kamu dan dia sama-sama tahu kalau sayangnya kalian bisa diadu. Hehehe
7. Masing-masing adalah orang pertama yang dihubungi ketika sesuatu terjadi. Entah baik ataupun buruk kabar itu
Ketika ada sesuatu yang terjadi, terlebih bila itu adalah kabar buruk, biasanya yang diberitahu pertama kali bukanlah pasangan, melainkan sahabatmu. Mungkin karena takut kabar buruk itu bisa mempengaruhi hubungan, atau bisa juga karena enggan terlihat lemah di hadapan pasangan. Tapi hubungan kalian nggak begitu. Dia adalah orang pertama yang akan kamu kabari ketika sesuatu terjadi. Bukan hanya kabar bahagia. Pun saat itu kabar buruk dan kamu butuh bahu buat nangis sampai kalap, tetap dialah yang pertama kamu cari.
Ia bukan hanya pasanganmu dalam soal asmara, melainkan juga sahabat terbaikmu yang bisa membuat hari-harimu lebih seru dan mudah di satu waktu. Pertahankan ia yang memiliki peran ini di hidupmu, sebab belum tentu kamu bisa mendapatkan yang seperti itu di lain waktu.