Setiap memulai hubungan tentu kita ingin punya ikatan yang dalam. Bukan cuma sekadar cari teman makan atau memastikan kalian nggak ke mana-mana sendirian. Nyaman sekali kalau hubungan ini bisa berevolusi jadi partner untuk ngobrol apapun, berdebat sesekali dengan rasional.
Dengan makin banyaknya saluran komunikasi kita-kita yang pacaran sekarang harusnya bisa punya ikatan yang jauh dari kesan artifisial. Wong bisa ngobrol setiap saat. Kehabisan bahan pembicaraan? Bisa saling tukar stiker penuh kode. Sayang, hura-huru di sosial media mengubah semua. Ada jenis cinta yang sebenarnya dangkal. Jenis cinta satu ini bukan soal memberi atau mendampingi. Cinta macam ini berhilir ke pengakuan di media sosial yang temporer sekali.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Dia ngambek waktu kamu menyapanya tanpa panggilan sayang di medsos
Kalau kebanyakan orang ngambek saat pacarnya lupa kasih kabar atau lupa update hal-hal penting di hidup mereka pacarmu ini concern banget soal konsistensi panggilan sayang. Kalau di chat personal kamu panggil “Beb” maka di sosmed juga harus panggil “Beb” dong. Biar semua orang tau!
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Pilihan emotmu diartikan secara mendalam seperti enigma
Pasang emotikon mah harusnya bebas-bebas aja ya. Apalagi buat kalian yang udah pacaran lama. Makin dekat hubungan, makin absurd pertukaran emotikon di chat dan di socmed. Hanya saja pacarmu ini unik banget. Dia ibarat punya buku tafsir emotikon yang diyakini sepenuh hati. Kamu pasang emot nangis sedikit udah dikira tersinggung. Pilih emot gambar pup dibilang kurang serius. Duh, ini emot apa enigma sih sampai harus dipecahkan?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Setiap ada masalah kamu udah hapal kalau dia unfollow atau nge-blok socmed
Selama pacaran dia udah blok socmedmu lebih dari 3 kali. Kalau lagi berantem hebat dijamin kamu juga akan kehilangan satu follower yang tak lain dan tak bukan adalah dia. Buat pacar yang mengagungkan pengakuan dari socmed blok dan unfollow itu ibarat talak.
4. Butuh perjuangan buat meyakinkan dia kalau pasang bio @(namanya)’s itu menggelikan
“Yaaaang pasang namaku di biomu dong.”
Kamu jelas pengen membahagiakan pasangan. Siapa yang nggak suka bikin pacarnya merasa disayang? Tapi permintaanya satu ini bikin kamu menggelinjang. Iyuh banget buatmu kalau harus melabeli diri pakai namanya yang bisa dalam 3 bulan ke depan udah deactivate akun karena kalian berantem.
Negosiasi supaya pelabelan akunmu dengan namanya ditangguhkan nggak lebih ringan dari proses negosiasi kepala negara di PBB. Untung saja akhirnya ketemu argumen yang membuat dia mengurungkan niat.
5. Pertanyaan yang sering muncul tiba-tiba, “Jadi kamu nggak nganggep aku pacar ya?”
Pertanyaan ini datang cuma karena kamu lupa tag dia di postingan yang bahkan nggak ada mukanya. Kamu memang mengunggah IG story dengan tag tempat waktu kalian sedang bersama. Karena memang faedah dari postingan itu adalah untuk jumawa kalau kamu lagi nongkrong di tempat keren, kamu nggak nge-tag dia. Logis dong? Ooooh tidak demikian untuknya. Buat dia ini adalah pengkhianatan yang harus segera diluruskan!
6. Screenshot chatmu terlalu sering masuk IG storynya. Padahal itu personal banget
Sampai sekarang kamu belum paham apa motivasinya sering banget mengunggah screenshot chat kalian di IG storynya. Bukan cuma sekali dua kali dia niat banget mengedit, nge-blur, menambahkan stiker supaya pesan dari chat kalian sampai ke follower yang lihat. Buatnya ini manis. Buatmu ini terlalu mengumbar dan bikin nggak nyaman.
7. Followers di sosmed melabeli kalian dengan #CoupleGoals
Personal branding kalian di sosial media jauh lebih baik dibanding hubungan yang sedang dijalani. Bukan cuma satu dua orang yang melabeli kalian dengan #CoupleGoals atau pasangan paling sweet di sosmed. Dia senang, kamu dongkol dalam hati karena nggak ada yang percaya waktu kamu cerita kalau kalian nggak sebahagia itu.
8. Padahal kamu merasa, “MEH”
MEH. Coba rasain sendiri deh gimana punya hubungan yang isinya buat bahan konten doang. Tapi nggak merasa disayang. Nggak bisa menikmati setiap fase dan kejadian yang mestinya dirayakan karena terlalu banyak yang tahu setiap langkah kalian.
9. Semua fase pacaran harus dikabarkan ke khalayak. Nggak ada fase yang dia simpan sendiri
Entah karena dia super ekstrovert atau memang sudah jadi kebiasaan untuk membuka akses terhadap seluruh perasaannya. Hampir semua fase pacaran kalian diketahui banyak orang. Entah lewat IG story atau captionnya yang lebih sering mirip cerpen. Tidak ada fase yang jadi privat dan hanya dirayakan oleh kalian berdua saja.
10. Kamu harus sering menebak mood nya dari postingannya. Bukan karena dia cerita
Selama sekian lama bersama semua firasat dan pertanda kamu raba dari jejaknya di dunia maya. Dia bukan pasangan yang bisa ringan cerita panjang lebar tentang apa yang dia rasakan — kalau itu tidak bisa dikonversi jadi love atau like yang membawa pengakuan.
11. Kalau seandainya semua sosmed diblok di Indonesia, kamu yakin dia nggak akan ada lagi romantis-romantisnya
Seandainya besok media sosial dilarang di Indonesia, seandainya sudah tidak ada lagi snapchat atau IG story untuk menceritakan secara langsung apa yang sedang kalian alami — kamu yakin perhatiannya akan berbeda sekali. Tidak terbayang bisa duduk lama berhadapan tanpa menunduk melihat ponsel. Aneh rasanya kalau dia bisa tetap mesra kalau tanpa menambahkan hashtag yang bikin follower berambah.
Semoga kita tidak mudah terjerembab ke hubungan dangkal yang hanya mencari pengakuan di media sosial. Hidup yang makin menantang butuh hubungan yang makin dalam, yang bisa jadi hilir untuk menceritakan banyak hal.