Banyak orang yang masih berpatokan dengan keromantisan sebagai simbol hubungan yang harmonis. Kalau nggak romantis, seringnya dituding tak sayang, kurang peka dan peduli, sampai berujung dengan pertanyaan “serius nggak sih dia?” Nyatanya romantis memang terlalu relatif untuk dijadikan penilaian terhadap keberhasilan hubungan. Kasarannya romantis bukan jaminan. Kamu tak perlu terlalu berharap pasanganmu melakukan hal-hal yang katanya “romantis”.
ADVERTISEMENTS
1. Meski jarang mesra, kehadirannya saja sudah cukup buatmu punya teman cerita dan berbagi canda
Sebelum ada dia di sisimu, kamu sering memendam cerita. Hanya sesekali kamu akan bercerita ke orang tua, kakak, adik atau teman. Bukan karena kamu seseorang yang introvet dan pemalu, tapi karena kadang ada perasaan sungkan atau memang ada hal yang kurang nyaman untuk dibagi ke mereka. Tapi, semua perlahan berubah saat kamu dekat sampai akhirnya menjalin hubungan bersama dia.
Rasa percaya dan nyaman membuatmu tak segan untuk bercerita apapun ke dirinya. Dia sendiri selalu bisa memposisikan diri sebagai pendengar ataupun pencerita. Tak pernah membuat ceritamu sia-sia, sebab dia pun selalu menanggapi dengan komentar-komentar yang menarik.
ADVERTISEMENTS
2. Tak selalu bisa membantu, tapi dia tak pernah membiarkanmu merasakan sedih atau sulit sendiri
Aku sedih, tadi di stasiun lihat anak kecil ditampar berkali-kali sama ibunya, mau aku tegur tapi aku takut.
Hah, kok bisa ditampar? Kasihan ya, An.
Iya, anak itu lagi duduk sambil beresin buku ke tasnya. Terus si ibu ngomel-ngomel sambil nampar anaknya.
Ya, ampun. Aku jadi sedih juga dengarnya. Kok tega si Ibunya ya, An?!
Sesepele apapun alasan sedihmu, dia selalu bisa merasakannya juga. Apalagi saat kamu kesulitan, tapi sayangnya dia tak sedang ada di sisimu atau tak bisa membantu. Dia tak pernah berhenti berkomunikasi denganmu, menunjukkan kekhawatiran serta empatinya terhadap apapun yang kamu rasakan.
ADVERTISEMENTS
3. Marah itu manusiawi. Tapi setelah amarahnya berlalu, dia tak pernah lupa meminta maaf dan menyesali
Sayang, maaf ya tadi nada suaraku agak emosi. Aku lagi banyak pikiran aja, jadi agak sensitif.
Iya, tak apa.
Orang bilang cowok itu gengsinya gede, meski sebenarnya cewek pun demikian. Tapi, sayangnya gengsi dalam urusan meminta maaf tak berlaku untuknya. Dia tak pernah ragu untuk bilang maaf, kalau memang dirinya salah. Bukan sekadar ucapan juga, tapi memang dia menyesali keselahan sekecil apapun yang dilakukannya, seperti saat dia yang tiba-tiba berbicara ketus.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu bisa jadi diri sendiri dan bebas berpendapat. Dia tak pernah mengekangmu selama itu baik
Mau gayamu tomboy, mau sekritis apapun kamu berkomentar atau berpendapat, bahkan mau kamu aktif di kegiatan-kegiatan sosialpun bukan masalah besar buatnya. Selama kamu bisa menjaga diri, mengatur waktu, dan pastinya bertanggung jawab dengan semua yang ada di dirinya, dia akan selalu memberi kebebasan.
Sebab buatnya, ruang berkespresi kamu itu hal yang tak bisa dia kekang begitu saja. Toh, mengekang tak akan membuahkan apa-apa. Dia juga tahu, memberi kebebasan salah satu caramu membahagiakan dia.
ADVERTISEMENTS
5. Asyiknya dia bisa jadi patner jalan yang seru, seperti motonya “kamu boleh pergi kemana aja asalkan aku diajak”
Aku mau ke Bandung nih, bulan depan.
Iya?! kayaknya seru ya kalau….
Hahaha, mau ikut?
Iya. Boleh?
Emang aku mau ngajak kamu aja.
Alih-alih melarangmu berpergian ke mana-mana, dia justru menawarkan diri dengan sedikit malu-malu ke kamu. Jarang-jarang kan ada cowok yang seperti dia. Lucu, perhatian, tapi tak pernah melarangmu melakukan hal-hal yang masih positif. Dengan kata lain, hadirnya dia seperti hadiah yang membuatmu memiliki patner jalan-jalan juga.
ADVERTISEMENTS
6. Tak romantis, tak apa. Sebab yang penting dia setia dan bisa dipercaya
Saat dia bilang A, ya sikapnya pun sudah pasti A. Kesannya memang dia orang yang keras kepala. Tapi setidaknya sikap dia yang seperti ini selalu bisa membuatmu percaya. Dia tak akan tebar pesona, kalau memang niatnya cuma datang memenuhi undangan acara temannya. Saat dia bilang mereka semua cuma teman, ya karena memang seperti itu adanya.
Kamu patut lega, kalau dia bersikap seperti yang kamu rasakan ini. Sampai di sini, apa kamu masih berpikiran untuk meminta sikap romantis ke dirinya? Kalau bersyukur dengan apa yang ada sekarang sudah buatmu lebih bahagia daripada hanya berharap saja.
Sebab hubungan dewasa juga tak harus melulu romnatis. Anggap saja sikap romantis itu bonus. Tapi sebenar-benarnya anugrah adalah sikap sederhananya dalam memperlakukanmu dengan sebaik-baiknya.