Move on itu nggak gampang. Namanya pernah menjalin kasih atau perneh deket kebangetan, tiba-tiba negara api menyerang dan musnahlah segala impian untuk hidup berdua selama-lamanya. Hubungan kelar, putus di tengah jalan, dan jalan mendadak jadi timpang. Alasannya sih karena tiba-tiba dari berdua jadi sendiri, padahal kaki juga masih dua lho, logikanyaaa sih gitu…
Tapi urusan hati kan emang nggak pake pikiran? Move on dari seseorang yang pernah singgah di hati itu bukan perkara mudah. Apalagi kalau hubungannya berjalan cukup lama. Eits, yakin? Itu mitos atau fakta ya? Kali ini, Hipwee bakal menelaah satu per satu mitos-mitos yang sudah jamak dikenal mengenai move on. Kita akan mengupas, sejatinya mitos-mitos ini bener adanya nggak sih? Kalau kamu ada mitos yang belum disebut disini, tulis di kolom komentar aja yaaa…
1. Lamanya waktu pacaran akan berbanding lurus dengan lamanya waktu untuk move on~
“Eh kamu udah pacaran berapa lama sama si Iqbal, Ren?”
“Ehmmm… ini tahun kelima, kenapa?”
“Ati-ati, kalau putus nanti minimal kamu butuh waktu lima bulan buat move on. Paling nggak buat nggak meratapi kesedihan.”
Hmmmm…gini guys, yang menentukan lama atau sebentarnya patah hati itu kan bukan berapa lama waktu pacaran. Bergantung putusnya kenapa, sakit atinya kenapa, dan sikap apa yang telah dilakukan si mantan. Kamu pacaran cuma sembilan bulan, tapi si mantanmu itu selingkuh sama sahabatmu sendiri dan kepergok di depan mata. Yakin kamu bisa move on sembilan hari atau bahkan sembilan minggu? Sebaliknya, setelah tujuh tahun pacaran, hubunganmu ternyata harus kandas karena kalian sama-sama sepakat tak lagi ada cinta seperti sedia kala. Nggak bakal butuh waktu tujuh bulan juga kan buat move on?
Satu lagi, move on juga bergantung juga pada deadline yang dibuat oleh diri sendiri. Menurut buku Moving On: Dump Your Relationship Baggage and Make Room for the Love of Your Life, kalau makanan kemasan perlu dicantumkan label expired date demi kesehatan, patah hati pun demikian. Kamu perlu memberi tenggat waktu kapan boleh menangis tersedu-sedu di kamar, dan kapan harus memulai kehidupan baru. Semakin cepat kamu memutuskan untuk melanjutkan dan menikmati hidup, semakin cepat pula kenangan pahit bersama mantan akan terobati.
2. Kalau kamu sudah ngaku Move On itu berarti kamu sudah kudu melupakan, bukan diinget-inget dan diomongin lagi
Ya iya, semua juga bakal sepakat kalau kenangan bersama mantan memang sulit dilupakan. Tapi makna dibalik move on itu sejatinya bukan berarti harus lupa. Move on itu memaafkan segala apa kesalahan yang telah terjadi di belakang, mengikhlaskan, dan bahkan mampu menumbuhkan prasangka baik kemudian.
Kalau move on dianggap melupakan, berarti kamu kudu amnesia dong? Masa lalu nggak perlu kamu lupakan, cukup jadikan pelajaran. Hingga saat kamu mengingatnya kembali nanti, tak ada dampak negatif yang kamu rasa. Inget mantan bikin kamu emosi, nangis, nggak mau makan, sampai mau bunuh diri. Kalau yang begini ya namanya belum bisa move on sih~
3. Buru-buru gih cari pengganti, buat ngisi kekosongan hati dan kamu nggak ngerasa kesepian lagi
Ini nih yang selama ini salah kaprah dan malah diterus-terusin. Kalau kamu berhubungan dengan perempuan atau lelaki lainnya hanya untuk mencari pelarian, kemungkinan patah hati bahkan bisa berkali-kali lebih besar. Yap, terlalu cepat memutuskan untuk pacaran lagi, sama dengan mempersempit waktu untuk mengenal calon pasangan baru lebih dalam. Sebaiknya, lihat dulu seperti apa karakter atau visinya.
Nanti kalau di tengah jalan kamu merasa dia-yang-baru tak sesuai dengan harapan gimana? Sedih lagi, patah hati lagi, nangis lagi. Lebih baik utuhkan dulu hatimu dan cari pasangan lagi yang sama utuhnya denganmu. Jangan pernah takut sendirian~
4. Tetap berteman di medsos dan menunjukkan kalau kamu (pura-pura) bahagia akan menunjukkan kalau kamu sudah sukses move on darinya
“Eh tumben Dil, kamu update status terus di facebook, perasaan udah setahun lebih tuh jadi sarang laba-laba”
“Iya dong, kan si Alam aktifnya di facebook, biar dia bisa baca. Biar kelihatan tanpanya aku bisaaaa!!!”
Pertanyaannya, apa dia sadar saat kamu memposting status atau foto senang-senang itu? Apakah pertemanan di medsos meningkatkan hasrat untuk stalking? Bisa-bisa, giliran dia mengganti profile picture saat sedang pesta dengan teman-temannya atau bahkan dengan pacar barunya, malah kamu yang hancur.
Daripada membohongi dirimu sendiri, akan lebih baik kalau kamu malah menghapus dia dari daftar friendlist medsosmu. Jadi, kalau galaumu di medsos takut ketahuan, ya dia nggak bakal tahu, apalagi kalau diprotect. Kamu pun nggak akan tergoda untuk menghabiskan waktu stalking mantan dan mencari tahu siapa gebetan barunya. Akan lebih baik kamu gunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang selama ini terlewati karena sibuk pacaran.
5. Curhat tentang patah hati akan membuat perasaan jauh lebih baik
“Bima itu jahat banget sama aku sih, kok dia bisa ya tega-teganya selingkuhin aku sama mantannya itu.”
Walau ini termasuk fakta, tapi kamu kudu tetep ati-ati. Sebab, biasanya untuk kamu yang ekstrovert, tanpa sadar akan mengumbar cerita-cerita patah hatimu tadi ke siapa pun yang sedang bersamamu pada masa-masa itu. Padahal curhat kan kudu pilih-pilih orang juga. Semisal, pilih teman yang memiliki pikiran positif, walau nggak harus solutif. Jangan sampai kamu curhat-curhatan dan ujungnya malah nangis bersama-sama. Hiks!
Berbagi cerita dengan teman atau sahabat memang bisa membuat perasaan jauh lebih baik. Tapi, selain berhati-hati memilih kawan curhat, kamu juga jangan kebablasan, jangan keseringan. Selain bikin susah move on, temanmu juga sebal kali dicurhati hal yang sama terus.
6. Apa iya menikmati cokelat dan es krim bikin patah hatimu mereda?
Jadi nih ya, kandungan gula pada cokelat dan es krim disebut mampu melepaskan senyawa dalam otak yang menimbulkan efek bahagia serta mengurangi stres. Sehingga, sering dijadikan teman setia kala PMS, deadline, atau bahkan patah hati. Sayangnya, yang perlu kamu tau guys, efek ini hanya berlangsung tak lebih dari 10 menit, namun bisa bikin kecanduan setengah mati.
Cuma sepuluh menit, dan tanpa perlu dijelasin kamu tahu kan efek jangka panjangnya apa? Selain dompetmu makin tipis, ada satu lagi yang kudu diwaspadai para cewek. Jarum timbangan akan terus bergeser ke kanan, bukan ke kiri~
7. Semakin berusaha melupakan, kamu malah akan semakin merasa kesulitan
Mitos atau fakta? Ini fakta! Pasti banyak yang sudah ngalamin, ketika kamu mecoba untuk berusaha lebih lebih dan lebih melupakannya, justru ingatan itu selalu muncul dalam benak dan menjadikan kamu makin sering berpikir tentangnya. Kamu pasti bertanya-tanya, kenapa sih?
Hal ini terjadi karena kamu sedang dalam mekanisme respon menghadapi kehilangan. Kalau kamu gagal menghadapi respon kehilangan, maka dukamu akan terus mendalam. Nah, hal ini terjadi lantaran kamu belum mengikhlaskan apa yang akan kamu lupakan tersebut. Satu lagi, otak manusia cenderung mendekati kebahagiaan dan menghindari kesengsaraan. Lagipula, bukankah move on itu bukan sekadar perkara melupakan?
Jadi, masih keukeuh mertahanin mitos-mitos move on itu? Tiap orang memiliki cara move on nya sendiri-sendiri, percayalah. Lagipula, kalau dia memang bukan jodohmu, maka sekeras apa pun kamu berusaha, hubungan kalian tidak bisa bersatu. Masih banyak hal yang kamu harus lakukan untuk menikmati hidup.