Perkara mitos, Indonesia memang punya banyak sekali. Apalagi mitos hubungan. Ada beberapa hal yang mitosnya jika dilakukan, akan membuat hubungan cepat bubar. Beberapa di antaranya adalah memberi kado berupa pakaian dan parfum. Benar atau nggak sih? Entahlah, tergantung kamu percaya atau tidak barangkali.
Selain dua hal itu, ada satu lagi mitos penyebab putus yang sering dipercayai. Yaitu double date. Yup, double date atau kencan ganda juga dianggap sebagai mitos penyebab putus. Loh, kenapa? Bukannya dengan ‘pacaran bareng’, acara bisa jadi lebih seru karena rame-rame? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, ada beberapa alasan yang masuk akal juga. Tanpa disikapi dengan bijak, double date bisa berakhir prahara. Inilah beberapa alasannya.
ADVERTISEMENTS
1. Pacaran di depan orang lain bikin kurang nyaman dengan diri sendiri. Harus pura-pura sempurna biar orang iri
Berada di depan orang lain, mau tak mau kita jadi lebih jaim. Meski seakrab apa pun tetap saja ada rasa tidak ingin keburukan kita terekspose. Termasuk soal hubungan dan gaya pacaran. Pastinya di hadapan pasangan lain, kamu dan dia ingin jadi pasangan idaman seperti yang biasa digelari #relationshipgoals oleh netizen. Di sini, kamu dan dia sama-sama dituntut tampil perfect. Saat kamu nggak suka dengan topik obrolan pasanganmu, kamu nggak bisa langsung menegur karena nggak enak dengan temanmu atau temannya. Malah jadi nggak nyaman kan?
ADVERTISEMENTS
2. Ketika melihat gaya pacaran orang lain saat double date, mau tak mau jadi sering membanding-badingkan dengan gaya pacaran sendiri
Meski tidak selalu mengumbar kemesraan, double date memberi kita kesempatan untuk melihat bagaimana orang lain pacaran. Bagaimana mereka ngobrol, bagaimana mereka saling bercanda, atau sesederhana bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain. Di sini, kadangkala sikap manusiawi kita membuat kita lantas membandingkan dengan hubungan sendiri. Padahal kan setiap pasangan punya cara berhubungan masing-masing, nggak harus sama.
ADVERTISEMENTS
3. Sudah jadi hukum alam rumput tetangga lebih hijau. Kekurangan pacar bakan nampak jelas saat ada orang lain untuk dibandingkan
Sudah wataknya manusia sering melihat rumput tetangga lebih hijau. Melihat orang lain pacaran seringkali merasa nggak puas dengan pasangan. “Kok pacarku nggak sweet kayak dia sih?”atau “Kok pacarnya si ini lucu banget ya, nggak kayak pacarku yang garing banget.”. Hal-hal ini sering terjadi. Kekurangan-kekurangan pasangan seolah dijembrengkan begitu saja. Mendadak pasangan yang dulunya kita puja, jadi super tidak sempurna. Padahal setiap orang kan berbeda. Meski kurang sweet, bila pasanganmu selalu bisa diandalkan, masa tidak cukup sih?
ADVERTISEMENTS
4. Alih-alih mengumpulkaan banyak topik supaya obrolan nggak garing, double date bisa jatuh pada topik internal yang bikin nggak nyaman buat yang nggak bisa ikutan
Salah satu sisi positif dari double date adalah bertambahnya wawasan. Karena semakin banyak orang, tentu topik obrolan jadi semakin beragam. Kalian juga bisa belajar dari pasangan lain bagaimana menghadapi sebuah masalah. Tapi hal ini memang bukan tanpa risiko. Karena bila tidak pintar-pintar cari topik, double date justru bisa jatuh ke topik internal. Misalnya membicarakan urusan kantor, atau jokes internal yang membuat salah satu tidak paham. Kalau sudah begini jadinya malah membosankan kali ya?
ADVERTISEMENTS
5. Semakin sering double date, semakin membuka peluang kenalan dengan teman masing-masing. Kalau jadi cocok dan nyaman bagaimana dong?
Semakin sering double date, semakin banyak koneksi. Kamu bisa kenal pacar temanmu, dan pacarmu bisa mengenal teman-temanmu. Yang namanya juga aturan semesta, kadang tak bisa diduga. Siapa tahu selama double date itu kamu atau pacarmu justru menemukan teman ngobrol yang lebih cocok dan sepadan. Eh lama-lama semakin cocok dan akhirnya malah nyaman. Kalau sudah begini siapa yang harus dipersalahkan? Yah, yang ini mungkin terkesan negatif thinking, tapi bukan mustahil juga ‘kan?
Kalau membicarakan mitos memang sulit untuk menentukan benar atau tidaknya. Karena ada yang tidak percaya sama sekali, ada juga yang mengklaim pernah mengalami. Bukan berarti double date memang penyebab putus lho. Itu kan #KononKatanya. Karena andai disikapi dengan bijak, double date juga punya banyak manfaat untuk sebuah hubungan. Lagipula, terlepas dari urusan double date, urusan menjalin hubungan itu, bukankah selalu saja ada permasalahan dan persoalan? Tergantung bagaimana kita menyikapinya ‘kan?