Mungkin kita sering berdebat tentang pentingnya kata sayang. Bagimu kata sakral itu adalah bentuk pengukuhan diri, bahwa aku selalu milikmu. Ketika kata itu tak kunjung meluncur dari bibirku, kamu merasa terancam. Seolah hubungan ini tak berarti buatku. Tapi, tahukah kamu, bilang sayang padamu adalah hal sederhana yang paling sulit kulakukan. Bagiku, kata sayang tak selalu tercermin dari ucapan. Tindakan jauh lebih mewakili perasaan yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENTS
1. Aku tahu hubungan kita tak terhitung sebentar, karenanya bagimu kata sayang adalah pengakuan.
Suatu ketika di tengah hujan yang tempiasnya memberisiki aspal, kamu mengajukan tanya yang kubalas dengan bungkam. Detik itu kamu sadar bahwa dalam rentang hubungan yang tak sebentar, aku tak kunjung bilang sayang. Kamu mungkin belum paham bahwa sayang yang tak terucap adalah perasaan yang sesungguhnya. Aku paham kamu ingin aku mengatakannya. Karena bagimu kata sayang sepadan dengan pengakuan.
ADVERTISEMENTS
2. Sementara bagiku bicara sayang adalah tentang tindakan dan bukan sekadar ucapan.
Kamu yang tengah menuntutku bilang sayang, mungkin kamu belum sadar bahwa perhatianku selama ini adalah tanda sayang. Bagiku bicara sayang adalah tentang tindakan. Saat aku bertanya kabar dan mengkhawatirkanmu itulah ungkapan sayang yang sesungguhnya. Ketika aku membingkiskan bekal sarapan pagi yang sederhana untukmu, itu juga wujud sayangku yang tersirat. Aku paham segala perlakuan itu masih belum penuh kamu anggap sebagai tanda sayang.
ADVERTISEMENTS
3. Banyak yang bilang bahwa kaum adam mudah bilang sayang namun itu bisa saja hanya ucapan. Sementara kaum hawa bisa meredam perasaan sesungguhnya yang dalam.
Pernah kudengar pepatah yang bilang bahwa kaum adam tak pelit bicara sayang. Berbeda dengan kaum hawa yang seolah nampak tak peduli, namun hatinya memendam perasaan sayang yang tulus dan sesungguhnya. Ketimbang mewujudkan rasa sayang dalam bentuk kata-kata, kaum hawa lebih memilih untuk membungkamnya dalam hati saja. Namun, bukan berarti tidak cinta. Ini hanya soal tampak dan tidak saja.
ADVERTISEMENTS
4. Tapi, tahukah kamu jika mencintaimu aku menjelma pinus. Seperti batang pinus yang kokoh dan tak bercabang. Begitulah aku menjaga perasaanku untukmu.
Mencintaimu aku menjelma pinus.
Orang-orang Korea percaya bahwa pohon pinus adalah simbol cinta. Batang yang tegak lurus dan tak bercabang menandakan kesetiaan cinta. Hijau daunnya di kala musim dingin sekalipun, menandakan cinta yang abadi. Pinus adalah lambang cinta yang kuat mengakar tak berujung. Begitulah aku mengibaratkan perasaanku untukmu. Ucapan sayang memang tak pernah kamu dengar dariku, tapi selalu kamu yang mengisi ruang di sudut hatiku.
ADVERTISEMENTS
5. Yakinlah, meski sayang tak pernah terucap, tapi selalu kamu yang bersarang dalam benak.
Tak terasa kamu dan aku sudah menjadi kita selama menahun. Hubungan ini tak hanya diwarnai dengan bahagia yang memuncah, tapi juga saling berbagi peluk di tengah kesedihan. Untuk tetap bersama, nyatanya kita tak butuh banyak alasan. Karena berkomitmen itu hanya soal berbagi. Berbagi tawa dan tangis. Aku tahu kamu meragukanku yang sulit bicara sayang. Tapi yakinlah meski sayang tak pernah terucap, selalu kamu yang bersarang dalam benak.
Ada banyak cara untuk mencintaimu. Bagiku, mencintaimu aku serupa pinus. Yakni bentuk cinta yang setia dan abadi. Cinta yang sederhana dan tak perlu disebutkan lantang. Tapi tersirat dengan tindakan.