Berani jatuh cinta berarti harus berani menerima luka dan penolakan, bukan cuma hati yang berbunga-bunga. Ada miliaran orang di dunia, tak mungkin semua kisah cinta berakhir bahagia. Tak mungkin juga perasaan yang ditujukan kepada seseorang, akan selalu berbalas sama indahnya. Ketika hal itu terjadi, pasti ada pihak yang hatinya pecah berkeping-keping karena cintanya ditolak. Namun kebanyakan orang sering lupa kalau mereka yang harus menolak perasaan tersebut pun, sebenarnya juga mengalami kegalauan dan kesedihan tersendiri.
Tidak melulu sesuai dengan label ‘orang jahat yang mematahkan hati orang lain’ atau ‘orang yang tidak menghargai perasaan orang lain’. Pernahkah kalian juga berada di posisi di mana kamu harus menolak perasaan orang lain yang mungkin sahabat atau teman akrabmu sendiri? Jika iya, kemungkinan besar kamu sudah akrab dengan fase-fase perasaan di bawah ini…
ADVERTISEMENTS
Awalnya semua tampak normal-normal saja, tapi suatu waktu kamu mulai menyadari perubahan sikapnya. Kamu sebenarnya paham tapi berusaha mengabaikan, karena tahu tak bisa membalas perhatian lebihnya
Hati manusia itu memang tidak bisa ditebak. Mengetahui maksud hati sendiri saja susah, apalagi harus menebak-nebak hati atau perasaan orang lain. Tapi suatu hari, kamu mendadak menyadari ada sesuatu yang berbeda dari dia. Dia yang sebelumnya biasa-biasa saja, mulai sering mencuri pandang padamu, mulai sering mengawali pembicaraan. Lalu dia akan selalu berada dalam jarak pandangmu, tiba-tiba ada dia di mana pun kamu berada.
Kamu sudah mulai paham jika dia memberikan perhatian lebih yang hanya tertuju padamu. Namun tidak semua orang senang atau menginginkan perhatian lebih, terlebih dari seseorang yang mengharapkan sesuatu yang tidak bisa kamu berikan.
ADVERTISEMENTS
Lalu mungkin akan sering bertanya-tanya pada diri sendiri, bisa saja kamu ke-ge-er-an. Kamu berharap perhatian dan perbedaan sikapnya padamu, akan menghilang dengan sendirinya
Setelah itu, kamu akan mulai meragukan insting pertamamu tadi. Mungkin sebenarnya perhatian dia bukan ditujukan kepadamu, kamu hanya gede rasa aja alias ke-ge-er-an. Kamu akan berusaha bersikap normal dan tidak menanggapinya secara berlebihan. Di dalam hati, kamu rajin-rajin berharap segala perhatiannya akan hilang dengan sendirinya dan semua akan kembali normal seperti semula.
ADVERTISEMENTS
Namun kamu mulai mendengar banyak celetukan, baik dari temanmu atau teman-temannya, kalau dia punya perasaan khusus padamu. Senyuman tipismu mengembang di depan mereka, tapi hatimu mulai menimbang-nimbang
Biasanya di tahapan inilah, kamu mulai mendengar bisikan-bisikan orang sekitar layaknya merpati mengirimkan kabar : dia tuh suka sama kamu! Apa yang tadinya hanya kekhawatiran di dalam dirimu sendiri, tiba-tiba jadi urusan banyak orang. Kamu hanya bisa tersenyum tipis tiap kali mendengar celetukan itu, ekspresi lain sepertinya hanya akan dianggap tidak pantas dan kasar.Â
Hatimu akan sering berdegup kencang tiap kali bertemu dia. Bukan karena perasaan romantis yang seringkali digambarkan di film-film, tapi karena gugup memilih kata-kata dan sikap yang tepat supaya semua perasaannya tidak jadi semakin dalam.
ADVERTISEMENTS
Meski sebenarnya jelas, kamu memaksa diri kembali menimbang-nimbang perasaanmu kepada dia. Terlebih banyak orang yang ikut bergabung menyemangati dan ‘menonton’ kisah ini
Kebanyakan penonton film ingin happy ending, begitu pula orang-orang di sekitarmu yang kini mengetahui adanya kisah antara kamu dan dia. Jadi wajar saja ketika mereka tiba-tiba menyatakan dukungan agar kisah ini berakhir bahagia. Kamu pun mungkin jadi terdorong untuk kembali menimbang-nimbang kembali perasaanmu kepadanya, bisa jadi ada bagian hatimu yang belum tereksplor.
ADVERTISEMENTS
Lalu kamu berkomitmen untuk lebih baik mengenal dia dan menerima perhatiannya, siapa tahu bisa suka karena terbiasa. Tapi perasaan bersalah langsung seketika memenuhi hatimu
Dengan penuh kesadaran, kamu akan tiba di posisi di mana kamu ingin benar-benar mengenal lebih jauh dirinya dengan segala perasaannya padamu. Apalagi ada mantra umum yang diyakini hampir semua orang, kalau cinta itu bisa datang karena terbiasa. Mulailah kamu berkomitmen dengan dirimu sendiri untuk lebih membuka hati, berusaha membalas segala bentuk perhatian dan perasaannya.
Namun seketika itu juga, kamu akan merasa bersalah. Bukan apa-apa, walaupun kamu tidak membuat janji apa pun ke dia, kamu tidak akan tenang mengetahui usahamu membuka hati sebenarnya sia-sia. Kamu tetap di tempat yang sama, sementara membiarkan dia berpikir sebaliknya. Kamu ingin semua ini berhenti.
ADVERTISEMENTS
Hatimu sudah berbicara, kamu tidak bisa membalas perasaannya sebagaimana diinginkan. Ingin segera mengakhiri kisah yang belum dimulai ini, tanpa sebisa mungkin tidak menyakiti perasaannya lebih jauh
Jika sudah merasakan hal itu, ada baiknya kamu langsung menghentikan semuanya dan segera mengungkapkan perasaanmu yang sesungguhnya. Perasaanmu yang tidak bisa membalas perasaannya. Hatimu yang tidak akan bisa bersanding dengan hatinya. Melakukan semua itu, tanpa sebisa mungkin menyakitinya. Sesuatu yang mustahil tapi itulah yang sesungguhnya kamu harapkan.
Jarak biasanya jadi solusi, pembicaraan dari hati ke hati juga bisa dicoba. Dia pasti akan tersakiti, tapi kamu juga tidak baik-baik saja. Waktu mungkin bisa memberi penyelesaian bagi kalian berdua di esok hari, tapi tetap saja hubungan kalian yang sebelumnya tak akan bisa kembali seperti semula. Namanya juga urusan hati, tidak akan ada yang benar-benar bisa menang…