Dina: Si dia minggu depan nikah ya? Udah, Mel, saatnya lo ikhlas merelakan dia. Please, lo kudu move on!
Melly: Gue udah ikhlas kali. Tapi….
Dina: Tuh, kan ikhlas lo masih ada tapinya!
Melly: Sumpah gue ikhlas, cuma..
Dina: Masih ada cuma!
Melly: Namanya juga cinta.
Merelakan dia yang tak ditakdirkan untukmu bukanlah perkara gampang. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa menyapu namanya dari hatimu. Mungkin saja perlahan kamu udah nggak mengingatnya lagi. Kenangan yang pahit dan manis bersamanya juga udah kamu terima sebagai masa lalu yang membuatmu belajar banyak hal. Namun, ketika pertanyaan perihal sudahkah kamu move on dari dia, jawabanmu masih ambigu. Merelakan dengan ikhlas disertai tapi.
Ikhlas tapi… (masih ngarep dikit).
ADVERTISEMENTS
1. Dengar mantan naik pelaminan ibarat digigit semut rangrang. Sakit dikit yang nyelekit. Entah itu mantan kecengan, gebetan, pacar, atau bahkan mantan tunangan. #Yang terakhir disebut itu ironis sih.
Entah undangan dikirim langsung atau via media sosial, dengar mantan tersayang tergembel akan segera naik pelaminan, mendadak dada terasa sesak. Meski nggak sampai depresi berat, tapi ada rasa sakit sedikit yang nyelekit. Ibarat digigit semut rangrang. Lukanya nggak melebar, tapi cukup dalam. Seketika lagu di playlistmu dipenuhi dengan lagu-lagu cinta yang membawamu pada kenangan masa silam. Mantan Terindah salah satunya.
ADVERTISEMENTS
2. Seketika itu pula tanpa kamu panggil, kenangan bersamanya kembali teringat. Mendadak kamu jadi kebawa perasaan.
Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu
Kamu sadar dia udah bukan lagi milikmu. Tapi mendengar dia segera resmi dipersunting orang lain, membuatmu jadi terbawa perasaan. Tanpa disengaja kamu jadi teringat kenangan apa aja yang udah kamu ukir bareng dia. Dari yang paling bikin bahagia sampai yang ngeselin (tapi pada akhirnya ngangenin). Kamu pun jadi sadar kalau ternyata bersama dengannya bukanlah waktu yang sebentar.
ADVERTISEMENTS
3. Hal yang konyol adalah ketika kamu mulai membandingkan kehidupanmu dan dia sekarang, tentang siapa yang paling terlihat bahagia.
Beberapa waktu selepas berpisah, sedikitnya kamu mencoba menata hati. Kamu ingin menunjukkan padanya bahwa hidupmu tak kurang apa pun tanpanya. Meski sebenarnya ada bagian dari dirimu yang dibuat pincang tanpanya. Sayangnya dia pun tak kunjung berbalik arah dan memintamu kembali. Karena pasangannya yang sekarang mampu melengkapinya.
ADVERTISEMENTS
4. Dan yang paling ngenes adalah saat kamu harus menerima kenyataan bahwa pasangan yang mendampinginya di pelaminan ternyata lebih kece dari kamu.
Yang paling memberatkan dari kompetisi siapa yang paling bahagia di antara kamu dan dia adalah ketika kamu menyadari bahwa pasangannya jauh lebih baik dari kamu. Dia jauh lebih cantik, sukses, dan religius dari kamu. Ngenes memang, tapi pada akhirnya kamu sadar setelah berkaca. Bahwa ada seseorang yang jauh lebih pantas mendampinginya ketimbang kamu. Kenyataan yang sedikit pahit tapi pada akhirnya melegakan jika kamu terima.
ADVERTISEMENTS
5. Sementara kamu masih aja jomblo. #jiaaah!
Status sendiri atau udah punya pasangan nggak pernah kamu masalahkan. Setidaknya itu beberapa waktu sebelum kamu tahu dia akan segera naik pelaminan. Sayangnya kamu nggak bisa pamer kemesraan di resepsinya nanti lantaran kamu masih sendiri. Terpikir olehmu untuk sewa teman aja buat jadi pendamping kondangan, supaya keadaanmu nggak miris-miris amat saat ngucapin selamet ke dia.
ADVERTISEMENTS
6. Demi mencegah baper berkepanjangan, kamu pun nyoba merelakannya dengan ikhlas.
Ikhlas, tapi…
Berhenti memikirkan adalah salah satu cara usaha untuk merelakan dia. Merelakan sepenuh hati dengan konsep ilmu tersulit. Yakni dengan ikhlas yang tanpa tapi. Karena kamu belum punya nyali untuk bilang ikhlas yang tanpa tapi. Ayooo ngaku?
7. Tapi… tetap aja rasanya sedikit menyesakkan dada. Kalau sudah begini, bisa jadi kamu sebenarnya masih berharap sama dia.
Lantas apa makna dari ikhlas yang masih disertai tapi? Maknanya adalah masih terselip harap dihatimu agar bisa balik sama dia. Yang sayangnya kamu sadari nggak akan jadi kenyataan. Ngenes memang, di saat kamu masih menyimpan harap, ternyata dia akan segera resmi jadi milik orang. #ikhlas yang tanpa tapi.
Guys, mungkin ini adalah saat yang tepat untukmu merelakan mantan tersayang yang akan segera naik pelaminan. Belajarlah untuk merelakan dia dengan ikhlas. Ikhlas sesungguhnya yang tanpa tapi.
Loh, bukannya masih ada pepatah: selama batu nisan masih tertancap ya?
#Begini nih yang ikhlasnya masih pakai tapi.