Kamu Tak Perlu Melupakan Mantan, Sebab Dia yang Mengajarkanmu Makna Sebuah Hubungan

Tak perlu melupakan mantan

“Lu masih aja inget mantan, Bro. Gak bosen apa?”
“Ya mau gimana lagi. Masih terus keinget dia, nih”
“Yaelah. Lupain napaa….”

Banyak orang yang bilang bahwa setelah putus, mantan hanya akan menghambatmu untuk meraih masa depan. Mengingat mantan bisa menyebabkan kebuntuan pikiran sehingga kamu lebih susah move on. Itulah sebabnya banyak teman-temanmu yang menyarankan agar kamu segera melupakan mantan selepas kalian tak lagi bersama.

Tapi apa iya mantan itu wajib untuk dilupakan? Bukankah sebenarnya dia yang mengajarkan makna sebuah hubungan?

ADVERTISEMENTS

Mantan adalah dia yang pernah mengisi hidupmu. Meski akhirnya putus, tapi kalian pernah berbagi banyak hal berdua.

Memory indah yang pernah kalian

Memory indah yang pernah kalian via romantic.photos

Kamu dan dia pernah berbagi kenangan berdua. Kalian pernah tertawa bersama, menangis bersama dan bahkan menghadapi masalah bersama. Kamu juga pernah menjalani berbagai kegiatan berdua. Baik yang menyenangkan atau juga yang mengharukan. Yah, meski pada akhirnya kamu dan dia berakhir dengan kata putus. Tapi kamu tak bisa begitu saja menganggap bahwa dulu kalian tak pernah ada apa-apa. Banyak loh bukti kenangan bahagia yang pernah kalian lakukan berdua.

Kamu harus ingat bahwa dulu kamu dan dia pernah jalan berdua, pernah makan berdua, pernah juga kamu dan dia berbicara untuk saling memotivasi dan menguatkan. Apa iya kamu bakal melupakan hal manis tersebut begitu saja?

ADVERTISEMENTS

Dia mengajarkan padamu tentang apa itu jatuh cinta. Dulu dia pernah membuatmu merasakan bagaimana dicintai dan mencintai.

Pas kalian masih pacaran dulu

Pas kalian masih pacaran dulu via www.tumblr.com

Ingat, kamu dulu juga pernah ragu tentang bagaimana sebenarnya rasa jatuh cinta itu. Kamu dulu juga belum tau perasaan yang kamu rasa itu cinta atau bukan. Tapi semenjak ada dia, kamu tau betul bagaimana itu mencintai. Kamu jadi tau bagaimana rasanya mencintai seseorang dari nol. Dulu saat kamu masih pertama kali suka, hingga tumbuhlah benih cinta sejalan dengan kata jadian yang terucap dari kalian.

Kamu juga jadi tau bagaimana rasanya dicintai oleh seseorang. Perasaan yang dulu kamu dapat dari orangtuamu, kini kamu juga mendapatkannya dari orang yang kamu cinta. Meski memang akhirnya kalian bubaran, tapi pengalaman mencintai dan dicintai itu sebenarnya layak untuk kamu ingat selamanya.

ADVERTISEMENTS

Kamu tak boleh lupa. Meski dia menyakiti, dia juga yang mengajarkan bagaimana sebenarnya hubungan yang kamu ingini.

Ya ini lah yang pingin kamu capai

Ya ini lah yang pingin kamu capai via littleyarnfriends.com

Ada hikmah dibalik setiap kejadian. Pun demikian dengan perkara putus yang kamu jalani bersamanya. Ketika kata putus itu terucap, kamu jadi tau bagaimana perihnya ditinggalkan. Tapi yang lebih utama, kamu juga jadi lebih tau bagaimana sebenarnya hubungan yang kamu inginkan.

Putus itu terjadi karena kalian punya perbedaan pandangan tentang hubungan yang dijalani. Jadi ketika kalian sudah resmi berpisah, kamu jadi tau bahwa hubungan yang seperti apa yang harusnya kamu raih dengan pasanganmu nanti.

ADVERTISEMENTS

Kamu tak akan pernah bisa melupakan seseorang sepenuhnya. Semakin kamu berusaha melupakan, kamu akan semakin ingat dengan mantan.

Dengan semakin pingin lupa malah tambah keingat

Dengan semakin pingin lupa malah tambah keingat via mostlykpoponeshots.tumblr.com

Kata orang, cara tercepat untuk move on adalah dengan sesegera mungkin melupakan mantan. Karena itu kamu ingin berusaha melupakan mantan secepat mungkin. Kamu pun juga sudah melakukan banyak hal agar bisa lupa dengan dia. Mulai dari menghapus kontak, memblokir akun sosial media milik mantan, hingga membuang barang pemberian mantan.

Tapi apa kamu tau bahwa kamu gak akan mungkin bisa melupakan orang sepenuhnya? Akan selalu ada serpihan kenangan yang tersisa dalam benakmu. Lagipula, semakin kamu berusaha melupakan, semakin besar pula godaan agar kamu bisa mengingat mantan. Toh kamu tak akan bisa melupakan sesuatu tanpa mengingatnya terlebih dahulu, kan.

ADVERTISEMENTS

Hubungan yang berakhir memang kadang menyisakan benci. Tapi jangan jadikan benci sebagai alasan untuk melupakan dia yang dulu pernah di sisi.

Jangan nurutin amarahmu!

Jangan nurutin amarahmu! via itsslexi.wordpress.com

Benci memang wajar kamu rasa saat dia pergi meninggalkan hubungan yang sudah kalian jalin bersama. Kamu pasti merasa dia sudah membuang dan merusak segala yang sudah kalian rencanakan berdua. Bisa jadi bahkan kamu akan menaruh rasa benci dan dendam pada dia yang telah pergi begitu saja.

Namun sebenarnya apa iya kamu mau hubungan yang dulu indah jadi berubah jadi benci? Pun demikian juga dengan atas dasar benci itu pula kamu ingin melupakan dia. Bukankah alasan benci itu terlalu buruk untukmu?

ADVERTISEMENTS

Meski memang dia menyakiti, melupakannya bukan solusi. Lebih baik belajar dari pengalaman demi kehidupan dan hubungan yang lebih baik saat ini.

Lebih baik kamu berusaha untuk terus bergerak maju

Lebih baik kamu berusaha untuk terus bergerak maju via unsplash.com

Sah-sah saja kamu membencinya. Dia memang telah menyakiti dengan pergi begitu saja. Rasa sakit yang kamu rasa bisa jadi alasan yang tepat agar kamu membencinya dan ingin segera melupakannya. Tapi apa iya melupakan adalah keputusan yang paling tepat?

Sebenarnya, daripada melupakan, kamu harusnya bisa mengambil pelajaran dari segala pelajaran yang ia pernah berikan. Daripada melupakan, kan lebih baik kamu belajar untuk menerima dan menghadapi kenyataan. Kenyataan bahwa kamu dan dia sudah tak bersama lagi. Kenyataan bahwa dia telah pergi dan kamu harus bisa untuk bergerak maju menyongsong masa depan.

Bukan berarti kamu harus selalu mengingat mantan, hanya saja kalau sekadar melupakan rasanya kurang tepat juga untuk kamu lakukan. Daripada sekadar melupakan, bukankah lebih baik kamu belajar untuk mema’afkan dan bergerak maju ke depan? 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.