Untukmu yang pernah mengisi hari-hariku, yang pernah menjadi tempat saling berbagi ilmu, berbagi rasa. Untukmu yang hampir selalu ada untuk diajak bercanda, dan untukmu yang selama ini – dan sampai nanti — akan selalu kuanggap sebagai adik, sahabat, maupun keluarga. Meski banyak badai cobaan dan rintangan yang mencoba meruntuhkan tembok persahabatan kita..
Maafkan aku…
Ya! Hanya kata-kata itu yang mampu terucap dari mulutku.
ADVERTISEMENTS
Awal perkenalan kita tergolong sederhana, tak ada hal istimewa. Semuanya berjalan biasa saja
Pertemuan kita memang tak bisa disangka, berawal dari sebuah komunitas online penggemar kamera tua, akhirnya raga kita dipertemukan secara nyata, dalam sebuah acara “ngopi bersama”. Waktu itu aku langsung dapat dengan mudah melihatmu dan mengingat namamu karena memang kamu merupakan satu dari tiga orang wanita yang hadir.
Tak lama kemudian, kita pun saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri masing-masing. Seperti yang telah kuutarakan sebelumnya, semua terjadi dengan amat sangat biasa, tak ada yang istimewa. Seperti layaknya kamera analog yang sederhana.
ADVERTISEMENTS
Frekuensi pertemuan kita semakin sering. Kumpul komunitas kegemaran kitalah yang jadi alat penggiring
Bergabung dengan komunitas kamera tua memang tak banyak menawarkan hal-hal mewah dibanding mereka para penggemar kamera DSLR, alias kamera digital, atau dengan jahatnya yang sering kita sebut dengan “penggemar bijital” kependekan dari b*j* gatal.
Kita yang harus puas menggunakan kamera analog, sering mengadakan perkumpulan kecil hanya untuk membahas tips dan trik bagaimana menghasilkan foto yang mumpuni, karena menggunakan kamera analog tak sepraktis kamera digital yang bisa kita hapus dengan cepat jika ada hasil gambar yang tak sesuai selera kita. Memotret menggunakan kamera analog membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian ekstra tinggi. Bahkan tata cara mencuci negatif film sering kita praktekan bersama.
Menangkap cahaya merupakan seni, dan roll film merupakan inti, kita tak memburu kepraktisan asal jepret yang dengan mudahnya kita hapus dan lupakan. Lebih dari itu, kita adalah pemburu kehati-hatian, mengasah insting karena kita tak tahu apa yang akan dihasilkan dari jepretan kamera.
ADVERTISEMENTS
Guyonan serta ejekan yang sering kulemparkan ternyata malah semakin membuat kita dekat. Tanpa kusadari aku telah membuatmu terpikat
Aku dan kawan-kawan lain sering menjadikanmu sebagai bahkan ejekan maupun sindiran, namun entah kenapa aktivitas itulah yang justru membuat hubungan kita dalam komunitas semakin dekat—bukan hanya kita berdua, namun juga seluruh anggota. Kedekatan kita semua sudah layaknya seperti keluarga.
Aku-pun menangkap aura yang sama seperti teman-teman lain, bahwa kamu: asyik, santai, nggak ribet seperti wanita kebanyakan. Dari situlah aku semakin sering mengajakmu pergi, tak hanya hunting foto, namun juga sering pergi ke tempat lain—warung kopi, konser gratisan, dan nonton hemat adalah beberapa aktifitas yang sering kita lakukan. Lama kusadari bahwa ternyata engkau memendam rasa.
ADVERTISEMENTS
Kau memang cantik dan menarik, namun bukankah aku sudah pernah bercerita tentang “dia” yang ada nun jauh di sana?
Maafkan aku jika membuatmu salah mengartikan sikapku, aku sama sekali tak ada maksud untuk mengesankanmu, atau bahkan mencuri hatimu. Tentu kamu tak lupa tentang dia yang pernah kuceritakan padamu? Seorang wanita yang tinggal di luar kota yang begitu memikatku?
Maaf teman, aku sama sekali tak bermaksud membuatmu terkesan, apalagi mencoba mecuri hatimu. Yang ingin kulakukan hanya-lah sebatas kasih sayang seorang teman, atau bisa pula diartikan cinta kakak terhadap adiknya. Aku sering mengajakmu pergi bersama bukan berarti aku mencintaimu. Hal tersebut hanya karena aku merasa nyaman jalan bersamamu, tak lebih dari itu.
ADVERTISEMENTS
Rasa cemburu mungkin menyelimutimu, tapi yakinlah bahwa aku juga sayang, sayang kepadamu sebagai seorang teman
Maaf, karena telah membuatmu menunggu,
Maaf karena telah membuatmu pilu,
Maaf, karena secara tak sengaja membuatmu rindu,
Dan maaf, karena aku tak bisa jadi milikmu…
Meski kita tak memiliki rasa yang sama, namun yakinlah bahwa aku juga sayang padamu. Namun arti rasa sayangku padamu tentunya berbeda dengan rasa sayangku pada dia yang ada diluar kota sana.
Percayalah bahwa kamu akan menemukan dia yang mencintaimu dengan tulus, dia yang rela mengemis dibawah kakimu, dan dia yang rela melakukan apapun untukmu. Bukan seperti aku yang hanya bisa memberimu harapan tanpa adanya kenyataan. Sekali lagi, maafkan aku yang tak sengaja membuatmu rindu.
Dari aku,
yang pernah secara ‘tak sengaja’ menyakiti hatimu