Sahabat adalah salah satu kado terindah yang diberikan Tuhan untuk kita. Apalagi kalo punya sahabat lawan jenis, kalian bisa seru-seruan bareng dan saling berbagi dengan seseorang yang berbeda karakter tanpa perlu saling jatuh cinta.
Tapi, apa jadinya kalau suatu hari kamu punya pacar, apakah semua akan tetap sama? Nah, inilah dilema yang dialami mereka yang memiliki pacar sekaligus punya sahabat berbeda jender.
ADVERTISEMENTS
1. Hidupmu terasa sempurna saat kamu punya pacar.
Siapa sih yang gak bahagia saat bisa jadian sama orang tercinta? Hidup kita akan terasa sempurna ketika ada seseorang yang hadir untuk mengisi relung hati kita yang kosong. Sahabatmu juga ternyata mendukung penuh tuh, kamu jadian sama dia.
Punya pacar dan punya sahabat yang baik. Hidupmu kurang apa coba?
ADVERTISEMENTS
2. Kamu pun dengan antusias mengenalkan pacarmu ke sahabatmu.
Saat kamu ngenalin sahabat baikmu ke sang pacar, semua terlihat normal. Masing-masing dari mereka tampak welcome satu sama lain. Kamu senang karena mereka bisa saling menerima satu sama lain. Jadi, gak ada hal yang perlu berubah. Kamu bisa pacaran sekaligus tetap dekat sama sahabatmu.
ADVERTISEMENTS
3. Tapi, semua berubah ketika sahabatmu mulai dicemburuin sama pacarmu.
Kamu: “Sayang, aku entar mau nongkrong sama *nama sahabatmu* nih.”
Pacar: “Ciee ciee. Mau nongkrong apa mau kencan?”
Kamu: (Jambak rambut sendiri)
Dibalik kata “ciee”, seringkali terkandung rasa cemburu lho. Duh, kalo diginiin sama pacar, kamu jadi merasa serba salah deh. Emang sih, dia punya hak buat cemburu, tapi kamu juga punya hak buat bersahabat sama siapa aja.
Akhirnya, perasaanmu jadi gak menentu.
ADVERTISEMENTS
4. Penjelasanmu ternyata gak cukup untuk meyakinkan pacar yang kamu sayang
Kamu udah menjelaskan padanya sampai berbusa-busa bahwa kamu sama sahabatmu cuma sebatas teman baik, gak lebih. Tapi entah kenapa pacarmu gak mau paham tuh, tetep aja dia sensi kalo kamu mulai menyinggung sahabatmu itu.
Padahal kalau dipikir-pikir kamu udah kenal sahabatmu jauh sebelum kamu mengenal pacarmu.
ADVERTISEMENTS
5. Pacarmu bahkan curiga kalo sahabatmu memendam perasaan ke kamu.
(Kamu dan pacarmu lagi santai di rumahmu dalam damai.)
Pacar: “Sayang.”
Kamu: “Hmm? Apa, Sayang?”
Pacar: “Aku yakin deh kalo si *nama sahabatmu* itu sebenarnya suka sama kamu.”
Kamu: (Dalam hati) ‘Hadeeeh…please deh, gak usah mulai!’ #garuktembok
Ya kalo misalnya sahabatmu itu suka sama kamu, itu hak dia sebagai manusia. Toh dia juga selama ini gak berusaha ngajak kamu pacaran atau semacamnya.
Bahkan pas kamu jadian sama pacarmu, dia juga ikut seneng tuh. Makanya kamu bisa menghargainya sebagai sahabat baikmu. Tapi, pacarmu gak mau ngerti itu.
ADVERTISEMENTS
6. Dinyinyirin pacar sendiri sudah jadi menu sehari-hari.
Rasanya pacarmu jadi tambah insecure dan posesif. Ini dilarang, itu dilarang. Udah gitu, dia jadi ngekor kamu ke mana-mana kayak orang kurang kerjaan. Kamu cuma bisa mengelus dada dan berdoa dalam hati.
Kamu: (berdoa) “Ya Allah, tolong Baim ya Allah…”
eh, salah.
Kamu: (berdoa) “Ya Allah, ke mana kekasihku yang duluuu…?”
7. Dia jadi rajin kepoin kamu dan sahabatmu.
Dia jadi rajin mantengin akun media sosialmu. Gak ngerti deh apa yang sebenarnya dia cari. Dia hobi mengomentari status atau foto-foto lama kamu sama sahabatmu.
Kamu: (Buka FB) “Eh, ada notif.” (Ngeliat pacar kamu nge-like foto kamu bareng sahabatmu.)
Komentar pacarmu via FB: “Ciee ciee, mesra banget.”
FYI, foto yang dikomen adalah foto yang diunggah 2 tahun lalu.
#WESBIYASAAA
8. Pacarmu juga mulai bersikap frontal ke sahabatmu.
Ternyata, pacarmu gak cuma ngepoin akunmu, tapi juga akun sahabatmu. Bahkan dia ngepost komentar bernada kurang menyenangkan di akun medsos sahabatmu.
Sahabatmu sampai protes ke kamu dan menghapus komentar pacarmu di akun medsosnya. Kamu cuma bisa minta maaf sambil merasa gak enak.
Kamu bertanya dalam hati: “Aku kudu piyeee?”
9. Sahabatmu terpaksa menjaga jarak aman dengan kamu.
Yah, kamu merasa kecewa. Kecewa sama keadaan; kecewa sama dirimu sendiri. Tapi, kamu paham ini demi kebaikan bersama.
10. Kamu pun jadi sedih karena pacar dan sahabatmu gak bisa berteman.
Ini salah satu drama paling pelik dalam hidupmu. Kadang, kamu malah jadi malas buat ketemu keduanya. Kamu mendingan sendirian daripada bete.
Sejujurnya, kamu sayang sama pacarmu. Tapi, kamu juga gak rela kalo harus kehilangan sahabat yang baik. Karena kamu tahu, pacar bisa menjadi mantan, tapi sahabat akan terus berada di sampingmu sepanjang jalan. Duh, galau!
11. Untungnya sahabatmu bisa memahami tanpa menghakimi.
Tapi, sahabatmu tuh memang orang yang luar biasa. Dia mungkin satu-satunya orang yang bisa tetap berpikir jernih tanpa emosi di antara kalian bertiga.
Meski terpaksa menjaga jarak sementara waktu, dia masih menganggap kamu sahabat baiknya dan gak meninggalkanmu. Dia bahkan gak menghakimi pacarmu dengan ucapan yang gak mengenakkan.
12. Kamu dan sahabatmu pun cuma bisa ketemu diam-diam.
Kamu tetap butuh sahabatmu sebagai tempat berdiskusi dan berkeluh kesah. Syukurlah, dia masih bersedia ketemuan denganmu dan mendengarkan keluh kesahmu, meskipun harus sembunyi-sembunyi.
Eit, tapi ini bukan selingkuh lho ya! Karena keadaan ini, kamu pun akhirnya cuma bersenandika: “Ah, andai pacarku bisa mengerti!
13. Kamu paling kesal ketika kamu disuruh memilih antara pacar atau sahabatmu.
Eh, suatu hari kamu malah berantem sama pacarmu cuma gara-gara masalah sepele.
Pacar: (Sambil menginspeksi chat history kamu sama sahabatmu) “Tuh, semalem kamu BBM-an sama dia sampe jam 11 malem. Padahal jam segitu kamu gak BBM aku. Sebenernya kamu pilih dia atau aku sih?”
Kamu: “Tapi, Sayang, jam segitu kamu kan udah tidur…”
Pacar: “Aaah, gak mau tau! Kamu pilih dia atau aku?!”
Kamu: *ngunyah batu*
Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling menjengkelkan yang mungkin bakal kamu hadapi kalo kamu punya pacar sekaligus punya sahabat lawan jenis. Please deh, itu sama aja kita disuruh memilih air atau udara. Tanpa salah satunya, kamu bakal mati.
Sama halnya dengan disuruh memilih sahabat atau pacar. Dua-duanya penting buat kita, tanpa salah satunya, mungkin sebagian dari diri kita bakal terasa hampa. Jadi, tolong jangan pernah meminta orang untuk memilih antara kekasih atau sahabat.
14. Akhirnya, kamu paham bahwa kamu cuma perlu tegas sama pacarmu.
Kamu mulai jenuh sama sikap pacarmu yang terus-terusan mempermasalahkan hubungan pertemananmu sama sahabatmu. Toh, hidupmu juga baik-baik aja tanpa kekasih. Kamu pun memutuskan untuk tegas dengan hubungan kalian.
“Kamu mungkin punya hak buat cemburu; kamu berhak menasihatiku. Tapi, kamu gak punya hak buat mengatur hidupku, atau mengatur dengan siapa aku berteman. Kalo gini caranya, kayaknya aku lebih nyaman jalan sendirian daripada terkekang.
“Biarpun kamu pacarku, tolong tetap hargai privasi aku, hargai hak-hak aku sebagai manusia. Kalo emang kamu sayang sama aku lebih dari egomu sendiri, kamu pasti ngerti.”
15. Meski begitu, kamu mafhum, pacarmu sebenarnya gak bermaksud buruk kok.
Ya, mungkin pacarmu cuma kurang piknik; dia cuma punya kamu. Kamu percaya, dia pasti bisa lebih toleran sama kamu kalo dia punya kegiatan dan lingkaran sosial lain di luar dirimu.
Kamu memberinya kesempatan kedua, berharap keadaan bisa membaik dan mereka bisa berteman satu sama lain.
Kekasih dan sahabat memang tidak untuk dipilih. Mempersatukan keduanya memang gak mudah, apalagi kalo pacarmu cemburuan. Tapi, bukan berarti mustahil lho. Hal seperti ini memang butuh waktu kok. Jadi, jangan menyerah dulu, ya.