Kamu boleh aja jadi ketua kelas atau kepala korps mahasiswa di kampusmu. Kamu juga boleh seberprestasi apapun, dan bergaul dengan siapapun yang kamu mau. Tapi siapapun kamu, kamu tetap seseorang yang pernah mencintai orang lain. Karena perasaan ini, kamu pun pernah galau, emosian nggak jelas, atau tersenyum-senyum sendiri.
Tapi gejala kangen pada seseorang itu bukan cuma tiga hal tadi. Ada banyak yang bisa kamu rasakan, termasuk hal-hal di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
1. Hal-hal kecil yang berhubungan dengan dia akan membuatmu mengingatnya
Kamu tidak perlu melakukan atau bertemu dengan hal-hal besar untuk mengingatnya. Di kepalamu, memori soal dirinya bakal bangkit karena hal-hal sederhana. Ketika kamu memasak Indomie untuk sarapan pagi, misalnya, kamu akan ingat bahwa rasa favoritnya adalah rasa rendang. Ketika hujan, di otakmu akan terbayang apa yang pernah kalian lakukan di masa lalu sewaktu langit juga sedang mendung. Justru hal-hal sederhana itulah yang bakal membuat hatimu tersentuh dan terus terikat.
ADVERTISEMENTS
2. Bahkan, hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan dia sekalipun akan mengingatkanmu padanya
Entah bagaimana, otakmu selalu menemukan cara untuk mengingatnya. Bahkan hal-hal yang sebenarnya “nggak nyambung” sekalipun bakal bisa membuatmu teringat pada dia. Sebenarnya kamu tidak pernah berkelana ke Dieng bareng dia, tapi entah kenapa, sejuknya hawa Desa Dieng Kulon dan indahnya Telaga Warna mengingatkanmu padanya. Sebenarnya kamu tidak pernah pergi ke restoran Thailand di kotamu bersamanya, tapi salad mangga yang kamu pesan tetap membuatmu memikirkan caranya tersenyum atau berbicara. Gara-gara ini, kamu jadi geli atau malah frustrasi pada dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Kadang, yang bisa kamu lakukan untuk mengobati rindu hanyalah mengecek ponselmu
Kamu berharap bisa menemukan pesan singkat terbaru darinya disitu. Namun kalau tak kamu temukan, kamu justru akan membaca chat history kalian, termasuk juga pesan-pesan yang kamu kirimkan padanya berhari-hari yang lalu.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu juga bakal mengecek semua akun media sosial yang dia punya
Entah kamu sebenarnya juga main Instagram atau nggak, kamu akan tetap pergi ke page Instagramnya buat melihat unggahan fotonya yang terbaru. Kamu pun mungkin bakal rela bikin akun Path cuma supaya bisa ngobrol dengan dia di media sosial privat itu. Twitter atau Facebook? Jangan ditanya lagi. Kamu hapal bunyi status update atau kicauan terakhirnya. Itulah yang bakal kamu dapatkan ketika mengecek laman itu tiap hari.
6. Kamu akan menganggap dirimu separuh gila karena tenggelam dalam rasa rindu
Kamu tertawa sendiri, senyum-senyum sendiri, bernyanyi-nyanyi. Kamu juga hampir tidak peduli pada apapun kecuali bayangan tentang apa yang sekarang sedang dia lakukan. Oleh teman-teman terdekatmu dan keluargamu, kamu dianggap separuh gila.
7. Kamu sengaja mengganti playlist-mu supaya bisa mendukung suasana hati
Lagu-lagu dalam playlistmu: Leaving on a Jetplane, Home, Kangen, Long Distance, Lagu Rindu, dan beragam lagu yang pesannya cuma satu: kamu kangen.
8. Kreativitasmu dalam membayangkan apa yang sedang dia lakukan, bisa membuatmu jadi penulis novel
Biasanya, di waktu-waktu ini dia sedang ada di kampus, tempat dia dan teman-temannya biasa menghabiskan waktu sampai sore hari. Biasanya, di waktu sekarang dia sedang mencari ide buat makan malam. Biasanya, di akhir pekan dia bakal bersepeda, membaca buku, menghabiskan waktu menggeluti hobinya.
Mungkin dia lupa membalas SMS-mu karena latihan band-nya sedang sibuk-sibuknya. Mungkin dia masih di jalan, terjebak macet, dan baru sadar bahwa dia kehabisan pulsa. Kamu akan membayangkan tentang apa saja yang bisa terjadi padanya. Rasa ingin tahumu dan kemampuan imajinasimu bisa membuatmu menjadi penulis novel laris.
9. Lalu kamu mulai melakukan apa pun untuk meluapkan kerinduan itu, meski tak berani menyebut namanya. Ya seperti no mention di Twitter
Se-cheesy apapun kicauanmu itu, kamu merasa tetap punya justifikasi untuk mempostingnya di linimasa. Kamu pun sebenarnya tidak berharap dia akan membaca no mention-mu ini dan benar-benar “sadar”. Kamu cuma ingin meredakan perasaan yang sudah lelah membuncah di dadamu.
10. Kamu pun membuat alasan-alasan konyol cuma demi bisa bertemu dengannya
“Sore ini ada di kos nggak? Aku mau ambil iPod-ku yang ketinggalan di tempatmu.”
“Lho, bukannya udah kamu ambil kemarin?”
“Oh iya, HEHE. Maksudku, HP-ku yang ketinggalan.”
“………….Terus, sekarang kamu SMS aku pakai apa?”
Berhubung kamu sudah tidak bisa lagi menahan rindu yang kamu rasakan, kamu akan mulai membuat berbagai alasan supaya kalian bisa bertemu. Sulit untuk langsung mengatakan bahwa kamu sebenarnya rindu: entah karena kamu gengsi, atau karena kamu tahu dia tidak mau tahu.
11. Tapi yang bikin sesak napas adalah ketika merindukan seseorang yang sebenarnya ada di dekat kita
Kadang, tidak butuh jarak beribu-ribu kilometer untuk membuatmu rindu pada seseorang. Orang itu bisa duduk tepat di depanmu, atau berbaring di tempat tidur di sebelahmu. Namun, kamu tahu bahwa dia bukan orang yang sama lagi dengan yang kamu kenal dulu. Dia tidak lagi seterbuka sebelumnya, dan tak lagi seceria biasanya. Rasanya mustahil bagimu untuk menggenggam jarinya dan melafalkan cinta. Yang bisa kamu lakukan hanya memandangnya saja. Meskipun kalian berada di ruangan yang sama, di antara kalian seolah ada jurang yang lebar menganga.
12. Lebih menyedihkan lagi, jika orang yang kamu rindukan itu tak akan bisa kamu temui kembali
Kamu tidak tahu kenapa masih merindukan orang yang harusnya tidak lagi menjadi bagian hidupmu. Padahal, bukannya kamu tidak tahu atau tidak peduli pada apa yang seharusnya kamu lakukan di masa kini.
Kamu sudah sepakat mengakhiri hubunganmu, dan bagimu itu adalah keputusan yang harus kamu hormati. Tetapi, kemampuanmu untuk mengontrol tindakanmu tidak bisa kamu imbangi dengan kontrol atas pikiran dan perasaanmu. Rasa rindu itu bisa begitu berlarut-larutnya, hingga kamu berdoa supaya kamu mati rasa saja. Sayang, bukannya reda, perasaan itu malah bisa semakin kuat.
13. Kadang, kamu rindu hanya karena ingin punya waktu yang semenyenangkan dulu
Meskipun rasio-mu sudah berteriak “Tidak!”, hatimu tetap terikat memikirkan sosok yang sebenarnya tidak boleh kamu pikirkan. Tetapi, ini sebenarnya adalah sesuatu yang wajar. Ini bukan berarti kamu ingin rekonsiliasi; bukan berarti kamu ingin dia kembali. Kadang, kita bukannya rindu pada seseorang; kita rindu pada momen yang pernah kita bagi dengan orang tersebut. Saat ini, yang kamu inginkan hanya kesempatan untuk bercerita dan mengobrol tentang hidup, kok. Sudah, itu saja.
14. Jadi, jika kamu masih bisa mengungkapkan rasa rindumu pada orang lain, ungkapkanlah!
Ada waktunya ketika kesempatan itu melayang. Jangan sampai kamu menyesal karena kehilangan kesempatan.
15. Dan yang paling penting, jaga selalu orang-orang yang berarti buatmu
Fakta yang mengerikan tentang hidup adalah kita pasti akan kehilangan seseorang, baik karena waktu, kematian, atau sifat kita yang bertentangan.
Kamu tidak tahu kapan kamu akan kehilangan seseorang. Kamu pun tak akan tahu apa alasannya. Namun, selagi kamu masih bersama, kamu bisa berbuat yang terbaik untukmu dan mereka. Paling tidak, tidak akan ada cerita dimana mereka meninggalkanmu karena menghargai mereka saja kamu tak mampu. Sungguh, hanya ada sedikit hal di dunia ini yang lebih menyakitkan dari rasa rindu yang bercampur menyesal.
Kalau kamu memang sedang kangen seseorang, apakah kamu juga merasakan hal-hal di atas? Apapun yang terjadi, semoga kamu masih bisa tetap menjaga semangat. After all, tomorrow is another day 🙂