Siapa sih yang tak tertarik ketika berbicara soal pasangan. Jika sudah mengarah ke arah pasangan idaman, perbincangan mengenai sosoknya yang akan datang menemuimu di masa depan jelas bakal jadi perbincangan yang menarik. Ada bayangan tentang bagaimana sosok pujaan hatinya nanti.
Hanya saja, sadar nggak sih kalau semakin dewasa konsep pasangan idaman kita bakal jadi semakin sederhana? Nggak percaya? Yuk dibaca artikelnya~
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Saat kecil dulu, pasangan idamanmu harus bisa memenuhi kriteria seperti putri atau pangeran. Mungkin karena kita kebanyakan nonton film Cinderella
Mungkin karena kita terlalu sering menonton Cinderella yang ceritanya selalu menawarkan kisah-kisah romantis antara sang putri dan sang pangeran. Membuat kita jadi berangan bahwa jodoh yang tepat adalah seorang pangeran berkuda putih yang menawarkan segala kenyamanan dan kemewahan. Atau untuk para cowok, jodoh adalah bersama wanita yang anggun dengan paras sempurna. Dalam angan masa kecil kita, cerita dongeng selalu terasa sempurna. Sehingga kita tak pernah berhenti berdoa agar cerita dalam dongeng bisa terwujud.
ADVERTISEMENTS
Begitu beranjak remaja, pasangan idaman adalah mereka yang punya paras menawan. Dia yang cantik atau tampan jelas jadi bayangan pasangan masa depan
Tak lama berselang, ketika kita mulai beranjak remaja sosok pasangan idaman yang kita inginkan pun turut berganti. Yang dulu kita ingin sosok yang sesempurna seorang pangeran atau putri, kini sifat-sifat bak anggota kerajaan tersebut sudah tak begitu penting. Yang penting cantik atau ganteng. Sudah. Kiranya semua remaja pasti punya pikiran yang sama. Dia yang memiliki paras menawan jelas jadi pasangan idaman setiap remaja.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Begitu kamu memasuki usia 20an, bayangan soal pasangan idaman berganti menjadi dia yang setia menemami. Percuma tampan atau cantik kalau dia tak bisa menjaga hati
Saat usia mulai melangkah masuk ke jenjang 20-an awal, urusan paras cantik atau tampan sudah tak menjadi acuan. Kita tak lagi mementingkan rupa dan mulai beralih pada sosok yang tak pernah menyakiti. Dia yang sedari dulu setia menemani saat sedih maupun bahagia layak mendapat satu tempat di hati. Ditambah lagi setelah tersadar bahwa yang tampan dan cantik belum tentu hatinya baik, kita semakin mantap meyakini bahwa untuk urusan pasangan idaman, setia adalah kriteria utama!
ADVERTISEMENTS
Saat dewasa, pikiran soal pasangan idamanmu menjadi lebih sederhana. Realita mengajarkanmu bahwa pasangan idaman adalah dia yang bertanggung jawab
Namun semuanya berubah saat kita sudah mulai dewasa. Begitu memasuki ranah usia 27 tahun keatas, kesetiaan pasangan seakan tak begitu menjanjikan lagi. Saat kita mulai dewasa, pikiran kita jadi lebih berpikir tentang realita. Tampan dan cantik bukan jaminan rumah tangga bakal tenang. Oleh karena itu soal pasangan idaman, kriteria utama kita bergeser jadi dia yang punya rasa tanggung jawab tinggi. Lewat sikapnya ini, kamu nggak perlu khawatir lagi.
Menginjak usia 35an, urusan pasangan idaman sudah menjadi hal yang tabu. Yang jelas asal ada yang mau ya kamu nggak nolak juga~
Ketika kamu sudah menginjak usia 35 tahun keatas dan masih saja belum bertemu dengan jodohmu, standard soal pasangan idaman yang kamu miliki jelas berubah jauh. Dari yang dulunya sosok yang mapan dan bertanggung jawab, sekarang sudah tak ada lagi sosok idaman seperti itu. Sekarang, asal ada sosok yang mau denganmu saja kamu sudah bahagia. Tak lagi memerlukan kriteria-kriteria A atau B atau Z. Seketika kamu menemukan pasangan, kamu akan langsung yakin bahwa dia yang diutus Tuhan. Mungkin karena saking terpaksanya, tapi bukan berarti itu bukan kehendak Tuhan, kan? 😀
Karena memang pola pikir manusia yang dinamis dan selalu berubah-ubah, kriteria pasangan idaman kita juga turut berubah. Semakin dewasa, ternyata kriteria yang kita inginkan malah semakin sederhana. Namanya juga manusia, semakin tua kita tak mau makin repot. Bisa jadi itulah kenapa urusan pasangan, yang jadi idaman kita akan menjadi semakin sederhana.