Artikel ini terinspirasi oleh @sittabonitaa, pemenang hari ke-22 #30HariTerimaKasih Challenge dari Hipwee. Hayo, sudahkah kamu bersyukur hari ini?
Sayang,
Kau dan aku tahu, kita tak selalu bisa bersama setiap waktu. Bahkan frasa ‘malam Minggu’ terasa ganjil di lidahku karena jarang aku lewati bersamamu. Sebagai dua orang yang sedang sama-sama belajar mendewasa, kita punya berbagai tanggung jawab yang mesti diurusi. Tugas dan pekerjaan yang kerap menuntut kita berkompromi.
Kau punya dua dunia: sebagai pekerja dan sebagai mahasiswa. Keduanya kau geluti dengan semangat dan suka cita, membuatku kadang tak sampai hati “mengganggumu” dengan tumpukan keluhan atau cerita yang aku punya. Sementara, kesibukanku pun tak bisa dipandang sebelah mata. Kerap kali aku harus pulang ba’da petang karena banyaknya deadline yang ada.
Kalau boleh jujur, situasi ini tidaklah kunikmati. Namun walau menyiksa, kesibukan kita tetap aku syukuri. Aku mengerti, bukan untuk bergaya saja kita lakukan ini semua. Ada doa yang terselip untuk masa depan yang lebih baik di kala kita bangun tepat pukul 5 pagi. Ada harapan untuk hari esok yang lebih apik, di dalam laporan yang kita susun dan rapat yang harus kita hadiri.
Kau dan aku sedang berusaha mengejar cita-cita. Sampai nanti, kita bisa pulang ke rumah dan alamat yang sama.
ADVERTISEMENTS
Kau dan aku paham, hidup ini bukan hanya untuk berpacaran. Ada misi mewujudkan masa depan yang tak kalah harus dipentingkan
Bagi kita, kita hidup bukan untuk berpacaran saja. Ada sisi-sisi kehidupan yang lain yang tak kalah pentingnya. Itulah mengapa, kau dan aku tak keberatan saat selalu dihajar kesibukan.
Kita sama-sama punya cita-cita. Untuk menjadi pekerja yang bisa memberikan kehidupan lebih layak pada keluarganya, menjadi anak yang tak menyia-nyiakan apa yang selama ini dikorbankan orangtua. Tentu ada harga yang harus dibayar saat kita fokus mewujudkan cita-cita. Sering kali, hubungan kita memang harus jadi prioritas nomor dua.
Untunglah, kita sudah sama-sama dewasa. Buktinya, saat yang satu memang sedang sibuk-sibuknya sampai harus menunda kencan, yang lain tak lantas menuduhnya “kurang perhatian”. Bagi kita, kesibukan adalah keniscayaan. Dan bukankah saat seseorang bisa meraih cita-cita, pasangannya juga akan ikut bangga?
ADVERTISEMENTS
Kadang ada rasa lelah, ada niat untuk menyerah. Ingin berkata padamu di tengah kesibukan yang menyerbu: “Aku terlalu rindu.”
Menulis laporan dan mengejar deadline adalah rutinitas yang sering terasa tak menyenangkan. Lebih dari sekali aku ingin angkat tangan, menutup laptop, mengajakmu bertemu lalu bilang: aku rindu.
Sesederhana itu, dalam bayanganku. Namun tentu saja realitanya jauh dari sederhana. Saat aku terlalu ingin bertemu, kadang kau masih ada di luar kota. Kadang aku harus menunggu hanya untuk bertemu, dan itupun kalau aku sudah selesai dengan urusan-urusanku.
Memang tidak ada yang bilang ini mudah. Ada saat-saat dimana aku merasa terlalu lelah, lalu ingin menyerah.
Namun ini semua tak akan sia-sia, kataku meyakinkan diri. Bukankah ini demi rumah mungil di pinggiran kota, dengan kitchen set bagus yang bisa kupakai untuk hobi memasakku? Bukankah ini demi ruang tamu dengan akuarium aquascape 2 meter untuk hobimu?
Ada jauh lebih banyak hal yang bisa kita lakukan di masa depan, andai kita mau lebih bersabar. Saat aku merasa diriku terlalu lebam dihantam kesibukan, itulah yang terus berulang-ulang kuputar di pikiran.
ADVERTISEMENTS
Mencintaimu membuatku selalu ingin berusaha. Semoga kita bertahan, hingga pulang ke alamat yang sama di masa depan
Sayang,
Tak ada yang membuatku lebih bahagia selain mampu mewujudkan masa depan kita bersama. Untuk itu, aku rela setiap waktu berusaha. Demi rumah mungil sederhana yang akan kita miliki nanti, peluh dan remuk tulang yang kurasakan tidak ada apa-apanya. Mencintaimu membuatku selalu ingin lebih baik dari sebelumnya.
Aku yakin, kita berbagi impian yang sama. Terima kasih telah menjadi alasanku bermimpi dan memanjatkan sebagian doa.
Semoga kita bertahan, hingga suatu saat nanti. Akan ada alamat yang sama untuk kita, di suatu hari yang tak jauh dari hari ini.