Tak ada sesuatu yang jatuh begitu saja dari langit. Pun kemerdekaan Indonesia, yang diperjuangkan mati-matian oleh para Pahlawan. Tanpa mereka, mungkin kita tak bisa merasakan hal-hal yang bisa kita nikmati seperti sekarang.
Selama ini pahlawan selalu digambarkan sebagai sosok pejuang yang rela memberikan apa pun demi bangsa Indonesia. Termasuk nyawa. Namun, para pahlawan itu juga memiliki kehidupan pribadi dan kisah cinta yang bisa menginspirasi. Bukan hanya kisah di medan perang saja yang layak diteladani, kisah cinta pada pahlawan Indonesia ini juga perlu kamu simak.
ADVERTISEMENTS
1. Bung Hatta – tidak menikah sebelum Indonesia merdeka
Berbeda dengan Bung Karno, Bung Hatta memiliki sumpah mengenai dunia asmara. Yaitu, beliau tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Mungkin beliau ingin fokus memikirkan kemerdekaan bangsa terlebih dahulu. Begitu Indonesia merdeka, Bung Hatta mengutarakan keinginan untuk mempersunting seorang gadis Bandung bernama Rachmi. Dengan bantuan Bung Karno untuk menyampaikan maksud Bung Hatta kepada keluarga Bu Rahcmi, akhirnya keduanya menikah meski berbeda usia 24 tahun.
Namun, menilik posisi Bung Hatta sebagai wakil presiden, apakah kehidupan rumah tangga mereka bergelimang harta? Ternyata tidak. Bahkan untuk membeli sebuah mesin jahit saja Bu Rachmi harus menabung sekian lama. Itu pun tak segera terjadi karena tabungan terpakai untuk kepentingan lain. Bung Hatta dan Bu Rachmi yang sering disapa Yukke, membina rumah tangga manis selama 35 tahun. Yang paling unik, saat menikahi Rachmi, Bung Hatta memberikan mas kawin buku karangannya semasa diasingkan di Digul yang berjudul “Alam Pikiran Yunani”. So sweet banget nggak sih?
ADVERTISEMENTS
2. Bung Tomo – cinta pertama bersemi di medan perang seperti drama Korea
Apakah kamu termasuk penggemar drakor Descendant of the Sun? Kalau iya, Bung Tomo dan Sulistina adalah Kapten Yoo Shi-Jin dan Kang Mo-Yeon di dunia nyata. Pertemuan pertama mereka terjadi di medan perang, di mana Sulistina merupakan anggota PMI sedang Bung Tomo merupakan pendiri Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia. Di situasi tegang mempertahankan kemerdekaan, cinta keduanya bersemi dan Bung Tomo pun menikahi Sulistina sesuai janjinya.
Terkenal sebagai orator yang keras dalam membakar semangat arek-arek Surabaya dalam melawan NICA, ternyata Bung Tomo merupakan sosok pria yang super romantis lo. Tidak hanya rajin mengirim surat kepada sang istri saat mereka berjauhan, Bung Tomo juga selalu menyapa sang istri dengan panggilan sayang. Bung Tomo pun selalu melakukan hal-hal manis seperti membukakan pintu mobil dan menyimpan foto sang istri di dompet hingga ujung hayatnya.
ADVERTISEMENTS
3. Ki Hajar Dewantara – Bapak Pendidikan ini sempat merasakan bulan madu di pengasingan
Ki Hajar Dewantara yang bernama kecil Suwardi Suryaningrat dan Raden Ajeng Sutartinah sudah bertunangan saat Tiga Serangkai diciduk pemerintah Belanda gara-gara menerbitkan sebuah artikel berjudul “Als Ik Een Nederlander was” (Andai Aku seorang Belanda0. Seperti yang kita tahu, artikel itu berisi kritikan terhadap peringatan seabad kemerdekaan Belanda dari Perancis, dengan dana dari tanah jajahan, Hindia Belanda. Akibat dari artikel tersebut, Tiga Serangkai yang terdiri dari Suwardi Suryaninrat, Tjipto Mangunkusumo, dan E.F.E Douwes Dekker diasingkan ke negeri Belanda.
Berstatus tunangan, Sutartinah setia bolak-balik Yogyakarta – Bandung untuk menemani sang kekasih selama persidangan. Mereka juga saling bertukar pesan melalui sapu tangan. Menjelang keberangkatan ke negeri pengasingan, Suwardi Suryaningrat dan Sutartinah melangsungkan pernikahan. Lantas, bulan madu mereka pun di lakukan di tanah pengasihan, yaitu Belanda, di sela-sela aktivitas politik dan perjuangan Tiga Serangkai di sana.
ADVERTISEMENTS
4. Cut Meutia – satukan misi dan visi untuk melawan penjajah, wasiat suami tetap dijalankan sampai mati
Memiliki sikap yang sama terhadap penjajah, Cut Nyak Meutia dan Teuku Chik Tunong menjadi pasangan yang membuat penjajah gelisah. Pasalnya, hanya berbekal rencong di tangan, perang gerilya mereka berhasil membuat tentara Belanda kocar-kacir. Sayangnya, kebersamaan mereka tak cukup lama karena Teuku Chik Tunong tertangkap dalam sebuah pertempuran. Sebelum dieksekusi mati, Teuku Chik Tunong berpesan agar Cut Meutia menikah dengan teman seperjuangan mereka Pang Nanggroe, dan melanjutkan perjuangan mereka.
Sesuai wasiat sang suami, Cut Meutia pun menikah dengan Pang Nanggroe dan kembali masuk hutan untuk melanjutkan perjuangan melawan penjajah hingga ujung hayat dengan tiga peluru bersarang di tubuhnya. Sebelum menikah dengan Teuku Chik Tunong, Cut Meutia sudah pernah menikah dengan Teuku Syamsarif yang merupakan kakak dari Teuku Chik Tunong. Namun, pernikahan itu berakhir karena ketidaksesuaian sikap di antara mereka terhadap Belanda. Cut Meutia selalu keras, sementara Teuku Syamsarif cenderung menyerah pada Belanda.
ADVERTISEMENTS
5. Pierre Tendean – ajal menjemput sebulan sebelum pernikahan
Pierre Tendean merupakan ajudan dari Jenderal A.H. Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia. Sebagai ajudan, Pierre Tendean terkenal memiliki paras menawan sehingga membuat mahasiswi-mahasiswa A.H Nasution jadi salah fokus. Letnan Pierre Tendean bagaikan tokoh pria di novel-novel romantis yang punya banyak penggemar. Namun, hatinya sudah menambat ke seorang gadis Medan keturunan Jawa bernama Rukmini Chaimin, yang ditemuinya saat berdinas di sana.
Saat Pierre kembali ke Jakarta, mereka tetap rutin berkirim surat. Kepada kakaknya, Pierre sempat menulis surat dan mengatakan bahwa dia sudah bertemu jodoh. Keduanya bahkan sudah merencanakan pernikahan di bulan November 1965. Namun, sebulan sebelum pernikahan Pierre Tendean tepatnya di tanggal 1 Oktober 1965, Pierre menjadi korban salah tangkap pasukan Tjakrabirawa yang menyangkanya sebagai A.H Nasution. Di hari itulah pengabdian Pierre Tendean berakhir, pun rencana pernikahannya dengan Rukmini Chaimin.
Demikian beberapa kisah cinta pahlawan Indonesia. Ada yang semanis madu, ada pula yang tragis dan berakhir sedih. Bagaimanapun kisah cintanya, mereka adalah orang-orang yang berjasa sangat besar kepada Indonesia. Mumpung lagi momen Hari Pahlawan, yuk, berterima kasih kepada mereka dan pahlawan-pahlawan lainnya.