Pernikahan sejatinya adalah sebuah komitmen yang lebih dari sekedar untuk memenuhi norma-norma masyarakat. Kita memutuskan untuk menikah bukan karena paksaan siapapun dan tuntutan apapun. Kita melakukannya karena memang ingin mewujudkan niat untuk hidup bersama.
Ketika kita mantap untuk menikah di usia muda, mungkin tak sedikit orang yang memberi penilaian negatif. Tapi siapa yang berhak memutuskan siap atau tidaknya, kecuali diri kita sendiri. Toh kesiapan dan kedewasaan seseorang juga tidak bisa diukur dari usia. Menikah muda juga bukan cara untuk membuat diri menjadi dewasa sebelum waktunya. Justru fase ini membuat kita lebih banyak belajar dan terlatih mawas diri.
“Sampai hari ini, keputusan untuk menikah muda tak sekalipun aku sesali. Aku bersyukur, karena keputusan untuk hidup bersamamu justru membuatku belajar hal-hal baik ini.”
ADVERTISEMENTS
Dulu, aku lebih suka menghabiskan waktu untuk sendiri. Tapi setelah menikah, aku mengerti betapa pentingnya menikmati setiap momen bersama orang yang dicintai.
Waktu kita sudah masuk ke pernikahan, pasti semua terlihat berbeda dengan saat kita masih hidup sendiri. Ya, aku menyadari hal itu. Dulu, aku begitu menikmati waktu untuk sekadar berdiam diri di kamar sambil membaca buku atau menonton film kesukaanku. Bagiku, itulah caraku memanjakan diri.
Tapi ketika sudah masuk ke dalam kehidupan rumah tangga, lebih banyak waktu yang harus dihabiskan berdua. Mulai dari merampungkan pekerjaan rumah hingga tidur di atas ranjang yang sama. Setiap masalah atau kesulitan pun harus dibicarakan dan cari solusinya berdua. Aku pun akhirnya menyadari betapa pentingnya menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai. Aku mengerti bahwa menikah membuatku lebih banyak berbagi dan tak lagi memikirkan diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
Tinggal satu atap bersama membuatku semakin mengenal tentang dirimu. Aku pun belajar menerima segala kelebihan dan kekuranganmu.
Saat pacaran pasti ada beberapa kebiasaan yang kita tutupi agar terlihat sempurna dihadapan pasangan. Ketika sudah menikah, semua kebiasaan akan terbuka. Aku yang ternyata suka mendengkur saat tidur, dan kamu yang nyatanya paling suka bersendawa dan buang angin sembarangan. Tapi apapun kebiasaan-kebiasaan buruk itu, toh akhirnya kita belajar untuk saling menerima.
Bahkan, hal-hal kecil ini justru membuat setiap pasangan bisa saling mengenal lebih dalam. Lebih dari sekadar sikap baik yang ditunjukan saat masih pacaran. Menikah membuat dua orang bisa saling jujur dan menampakkan diri yang sebenar-benarnya.
ADVERTISEMENTS
Usia muda seringkali membuat kita bersikap tak dewasa. Namun bersamamu, aku selalu mempertimbangkan setiap keputusan matang-matang dalam kepala.
Single tentu sangat bebas. Bebas menentukan keputusan, selama itu memberi dampak yang baik dan tidak merugikan bagi diri sendiri. Tapi, berbeda halnya kalau sudah berumah tangga. Beruntunglah kita memiiki pasangan yang bersedia berdiskusi dan bertukar pikiran. Bekerja sama untuk memikirkan solusi bersama dan menghitung resiko bersama. Akan menjadi luar biasa saat kita punya kemampuan untuk menentukan keputusan dengan bijaksana dan dewasa saat kita di usia muda.
Kita akan terbiasa merancang sesuatu secara matang dan tidak gegabah. Lebih bisa menahan ego dan membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Dengan belajar bijak dan dewasa selama pernikahan, akan mempersiapkan kita menjadi orang tua. Walaupun usia muda tapi berjiwa dewasa menjadikan kita pribadi yang lebih tenang dan berwibawa.
ADVERTISEMENTS
Menikah di usia muda membuatku mengerti, bahwa sikap saling menghargai adalah kunci agar hubungan kita terus langgeng sampai kapan pun nanti.
Menghargai adalah hal yang penting dalam rumah tangga. Tak melulu soal menghargai pendapat pasangan, tapi juga termasuk menutupi kekurangan dan yang terlebih menghargai pekerjaan pasangan kita. Pekerjaan dan penghasilan terkadang jadi sebuah problematika. Tapi beruntungnya kita menikah muda adalah kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dan mencari uang yang banyak masih terbuka lebar. Saling menghargai pekerjaan masing-masing termasuk waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan. Belajar bersama untuk sampai di titik ini akan membuat hubungan kita dan pasangan semakin erat dan intim.
ADVERTISEMENTS
Tak perlu ragu ketika ingin menikah di usia muda. Berbekal keyakinan dan rasa percaya, aku mantap memilihmu jadi rekanku membangun rumah tangga bersama.
Menikah muda tentu punya konsekuensi yang tentu tidak mudah, salah satunya adalah menghadapi tekanan. Tekanan dengan rutinitas rumah tangga, dari lingkungan, dan teman. Tapi kebahagiaan yang bisa didapat adalah kita bisa belajar bersama dan berbagi. Beruntung mendapatkan tekanan dan menyelesaikan masalah bersama dalam pernikahan di usia muda adalah kita bisa menjadi pribadi yang berprinsip. Yang mungkin pengalaman ini tidak akan didapat dari pernikahan lain.
Karena menikah diusia muda, tidak mungkin kita tumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara instan. Proses belajar menjadi pribadi yang lebih dewasa, bisa kita lakukan bersama dengan pasangan. Jadi, dalam pernikahan tidak ada siapa yang lebih dewasa atau dominan karena kita sama-sama belajar untuk memantaskan diri.
Jadi, tak ada yang perlu disesali meski keputusan menikah di usia muda terkadang mendapat tanggapan negatif. Selama kamu dan pasanganmu punya keyakinan yang sama, percayalah kalian bisa membangun rumah tangga yang baik bersama.