Hey kamu,
Hubunganku dengan dia memang belum cukup lama. Bisa dibilang, saat ini aku masih mencoba mengenalnya lebih dalam. Semua kebiasaannya sangat unik, kamu mungkin lebih tahu, aku sangat menikmati bagaimana dia bercerita. Tentang hidupnya, tentang kisahnya, tentang masa lalunya, juga tentang kamu.
Kamu yang menemaninya tumbuh menjadi seperti saat ini. Kamu yang membuatnya terobsesi untuk terus bermimpi. Kamu juga yang membuatnya jatuh saat kamu tak lagi di dekatnya. Kamu yang masih menjadi ‘sahabat’-nya saat kalian tak lagi bersama. Kamu masa lalu yang selalu ada dalam ceritanya.
ADVERTISEMENTS
Aku hanya bisa terdiam saat dia kembali bercerita tentangmu. Perkara kebiasaan-kebiasaan kecil yang masih dia lakukan bersamamu.
Mulanya, aku tidak merasa terganggu ketika dia menyebut namamu saat kita bersama. Kupikir ini hanya caranya memperkenalkan dirinya dan hidupnya yang dulu. Pun aku sangat tertarik untuk mengetahuinya. Bagaimana kalian bertemu dan mengapa kalian berpisah adalah cerita yang penting untukku. Aku percaya bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Untuk itu, aku ingin belajar dari pengalaman kalian agar aku tak melakukan hal yang sama kepadanya.
Lambat laun, aku mulai merasa bosan ketika mendengar dia menyebutkan namamu. Selalu ada namamu di setiap obrolan kami. Kamu yang masih terlibat pekerjaan dengannya. Kamu yang kadang masih di antar jemput olehnya ketika kamu tak ada kendaraan. Hingga kamu yang dirindukan oleh ibunya. Aku tidak berani meluapkan perasaanku padanya. Yang kulakukan hanya diam saat dia kembali menyebut namamu ketika kami bersama. Kamu dan selalu kamu.
ADVERTISEMENTS
Dia memang pernah jadi bagian penting dalam hidupmu. Tapi toh aku pun tak pernah tega memintanya berhenti menemuimu.
Aku paham kalian pernah bersama cukup lama. Banyak hal yang kalian lalui bersama. Kamu telah sering menemaninya mewujudkan mimpi-mimpi kecilnya. Aku juga yakin tanpa kamu mungkin dia tidak akan menjadi pribadi yang menyenangkan seperti saat ini. Bersamamu dia memulai usahanya dan sampai sekarang kamu masih menjadi partnernya dalam berbisnis.
Aku sangat menghargai masa lalu kalian. Tetapi, hey, tidak bisa kah kamu menghargai keberadaanku saat ini di hidupnya. Untuk sekedar menyapaku ketika aku mampir ke tempat kerja kalian saja kamu enggan. Kamu selalu menghindari bertatap muka denganku atau sok sibuk dengan handpohone-mu. Kamu membuatku terlihat seolah-olah aku yang merebutmu darinya. Aku yang menyebabkan kalian berpisah. Pahamilah, aku bertemu dengannya jauh setelah kalian tak lagi bersama.
Dadaku mulai sesak ketika dia lagi-lagi menyebut namamu. Aku ingin berontak. Apa daya, aku tak mampu mengatakan padanya untuk berhenti menemuimu. Aku pun tak ingin jika hubungan kalian yang baik-baik saja setelah putus, keruh karena keberadaanku.
ADVERTISEMENTS
Entah apa maksudmu meninggalkannya dulu, tapi sampai detik ini kamu masih saja membayangi hidupnya. Lalu, kamu pikir aku harus bagaimana?
Dari dia yang sangat sering bercerita tentangmu, aku tahu kalian putus karena kamu yang meminta. Kamu merasa dia sudah tak layak lagi untukmu. Namun, kamu masih sering memintanya untuk membantumu. Aku ingat, ketika kami sedang merayakan ulang tahunku, kamu menelponnya. Kamu memintanya untuk segera datang untuk membawanya ke rumah sakit karena kamu terjatuh dari tangga. Tak bisa menolak, dengan hati yang amat berat, aku pun mengizinkannya. Dia buru-buru pergi meninggalkanku seorang diri dan belum sempat meniup lilin ulang tahunku. Tak berapa lama, dia memberi kabar kalau lukamu tak begitu parah sehingga tak perlu ke rumah sakit. Selalu ada saja ulahmu untuk menarik perhatiannya.
Aku tahu saat ini kalian hanya berteman, tidak lebih dari itu. Aku percaya penuh padanya. Aku yakin perasaannya kepadamu sudah selesai. Aku pun cukup yakin, kini cintanya hanya untukku. Tapi itu tak cukup mampu membuatku berhenti cemburu ketika kalian terus menerus bersama.
ADVERTISEMENTS
Kamu dan aku sama-sama perempuan, tidak kah kamu tahu apa yang aku rasakan? Sampai kapan aku harus bertahan?
Cukup beku kah hatimu untuk merasakan apa yang aku rasakan? Kita berdua sama-sama perempuan. Seharusnya kamu paham, perempuan mana yang rela kekasihnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan mantannya. Kamu seperti benalu yang terus menerus menempel padanya.
Aku tak ingin hubunganku dengan dia penuh keributan hanya karena masalah ini. Pun aku tak bisa lagi menutup-nutupi keresahanku. Batinku sungguh tak tenang ketika kamu terus bersamanya.
ADVERTISEMENTS
Mungkin masih berat bagimu untuk menghapus jejaknya. Tapi, mulai saat ini izinkanlah aku memiliki dia seutuhnya.
Tak hanya seorang kekasih, aku tahu dia juga seorang kakak sekaligus sahabat terbaik yang kamu miliki. Aku pun tahu masa lalu kalian begitu indah. Tentu berat bagimu yang sudah terbiasa bersamanya harus berpisah sama sekali dari kehidupannya. Aku mengerti. Jejaknya begitu sulit kamu hapuskan dalam keseharianmu. Jangan khawatir, aku paham apa yang kamu rasakan.
Namun, cobalah kamu juga memahamiku. Aku tidak meminta kamu berhenti menemuinya. Aku hanya ingin kamu menyadari satu hal. Sadarilah keadaannya telah berbeda. Saat ini dia memiliki seorang kekasih. Ada perempuan baru di hidupnya setelah kamu yang dia cintai. Bukan, perempuan itu bukan ingin menggantikan keberadaanmu di kehidupannya. Tetapi bersama perempuan itu dia ingin membuka lembaran baru bernama masa depan. Perempuan itu adalah aku, maka biarkanlah kami saling memiliki tanpa perlu lagi terganggu bayang-bayang masa lalu bernama kamu.
Dari aku, perempuan yang kini begitu dicintai mantan kekasihmu.